Digitalisasi bukan hanya dibutuhkan dalam bisnis dan pendidikan, melainkan juga pariwisata. Beragam aktivitas di destinasi pariwisata yang terkoneksi dengan kemudahan di sektor digital, dapat meningkatkan kenyamanan dan pemenuhan kebutuhan wisatawan saat berkunjung.
Bahkan, 'sekadar' fasilitas jaringan internet gratis dengan kecepatan tinggi juga amat diperlukan untuk disematkan ke banyak destinasi wisata. Karena di era masa kini, kebiasaan mengunggah langsung pengalaman berwisata di media sosial masih menjadi pilihan pehobi jalan-jalan dan pembuat konten.
Baca Juga: Era Digital Begini Mahasiswa Rawan Jadi Pengangguran, Ini Tips Akademisi
Belum lagi, destinasi wisata di tempat-tempat indah Indonesia, mulai menarik minat banyak pekerja remote untuk menjadikannya sebagai lokasi bekerja. Dengan demikian jaringan internet dengan kecepatan tinggi masih bisa jadi unggulan. Pandemi Covid-19 juga bisa diambil pelajarannya, untuk mempromosikan dan mengembangkan virtual tour di sejumlah tempat wisata kepada turis mancanegara.
Selebihnya, bisa dibarengi dengan membuat aplikasi pendukung wisata. Aplikasi dan sistem informasi pariwisata yang disediakan oleh pemerintah, tentu diharapkan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih murah ketimbang aplikasi besutan swasta.
Untuk mendukung itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mulai menyiapkan infrastruktur digital untuk pengembangan ekosistem digital pariwisata.
Baca Juga: Mengenal Digital Forensik, Keahlian Era Digital Yang Bantu Kanwil DJP DIY Penjarakan Penjahat Pajak
Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan, selain menyiapkan infrastruktur digital, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Kominfo melaksanakan program pelatihan untuk pelaku pariwisata. Badan tersebut juga diminta untuk bisa membantu memberikan solusi dalam persoalan terkait ekosistem digital kepariwisataan bagi masyarakat, pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Agar lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan turis asing," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Bangga Berwisata di Indonesia Aja, Rabu (05/10/2022).
Menkominfo menyatakan, beragam pelatihan yang bisa diberikan meliputi virtual tour, adventure tourism, pelatihan bahasa inggris bagi pelaku wisata, pelatihan mitigasi risiko bagi pelaku pariwisata dan digital marketing.
“Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, akan terjadi peningkatan kompetensi sumberdaya manusia di lokasi desa wisata dalam berbahasa Inggris sehingga dapat berperan dalam mengembangkan pariwisata lokal atau regional,” ujarnya.
Menurut Johnny, program yang dilaksanan itu ditujukan untuk membantu tugas dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di dalamya ada program spesifik.
Tahun ini, ia mengklaim telah memberikan pelatihan untuk 2.000 orang dengan program capacity building. Program itu menjadi upaya Kemenkominfo dalam membantu melengkapi langkah persiapan membangun ekosistem digital pariwisata.
"Walaupun tidak masif, tetapi setidaknya detailed secara khusus untuk destinasi wisata, spesifik betul ini,” tuturnya, dalam rapat yang berlangsung virtual itu.
Baca Juga: Maksimalkan Hasil Penjualan Lewat Jasa Buzzer, Jangan Pilih Yang Gampang Baper
Kementerian Kominfo juga terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas infrastruktur konektivitas 4G sedikitnya di lima daerah Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Berjalan nonstop dengan menyediakan kecepatan unduh mencapai 33,59 MB per second. Sedangkan untuk kecepatan mengunggah sebesar 17,06 MB per second.
Johnny menilai, kecepatan layanan itu sudah jauh di atas rata-rata nasional namun selalu ditingkatkan secara bertahap.
Dalam rapat itu, ia juga menyinggung soal arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk menyiapkan Mobile Positioning Data (MPD) secara real-time. Johnny menyatakan akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi bersama Kementerian BUMN, dan Badan Pusat Statistik.
Sementara itu, berkait langsung dengan kepariwisataan, Johnny juga menanggapi usulan kolaborasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pembuatan Sistem Informasi Wonderful Indonesia. Namun, kolaborasi itu tentunya harus dibicarakan selanjutnya dengan pembahasan yang menyangkut ranah teknis.
Ia menjelaskan, sistem informasi yang ingin dibangun itu direncanakan berisi informasi lengkap mengenai destinasi tujuan paket wisata, hotel, rental dan fitur lain yang dapat diakses secara digital oleh wisatawan dan akan tersedia di bandara, terminal, stasiun dan lokasi umum lain.