Pegawai Pemerintahan Kanada Dihukum 20 Tahun Penjara Setelah Jadi Peretas Ransomware

Uli Febriarni
Rabu 05 Oktober 2022, 20:57 WIB
ransomware warning / freepik

ransomware warning / freepik

Menjadi seorang peretas, tidak selalu berujung akan diajak berkolaborasi bersama aparat kepolisian untuk ikut menjaga keamanan sistem jaringan di lembaga pemerintahan. Melainkan juga dijatuhi hukuman oleh pengadilan, atas tindakan yang mereka lakukan.

Setidaknya kondisi itu yang dialami seorang mantan pegawai pemerintah Kanada, yang menjadi peretas ransomware. Ia telah dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh hakim pengadilan Florida.

Tulisan dalam CBC mengungkap, Sebastien Vachon-Desjardins warga Quebec, yang bekerja sebagai IT specialist di Pelayanan Publik dan Pengadaan Pemerintahan Kanada, sudah mengaku bersalah atas tuduhan terlibat dalam operasi Netwalker ransomware-as-a-service (RaaS). 

Baca Juga: Penjelasan Dokter Tentang Retinopati Diabetika, Komplikasi Diabetes Yang Bisa Berujung Kebutaan

Sebelumnya, Vachon-Desjardins ditangkap oleh polisi Kanada pada Januari 2021 dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Saat aparat menggeledah rumahnya, didapati 719 bitcoin, senilai jutaan $ (dolar Canada). Selain menyita barang bukti itu, pihak berwenang di Amerika Serikat (AS) dan Belgia juga menyita situs web gelap, yang digunakan oleh NetWalker untuk mempublikasikan data yang dicuri dari korban-korban mereka.

Jaksa AS untuk Distrik Florida Tengah, Roger B. Handberg dalam laporan itu mengatakan, vonis penjara 20 tahun itu lebih tinggi daripada hukuman penjara 12-15 tahun yang disarankan oleh pedoman federal. 

Pengadilan juga memerintahkan penyitaan $21,5 juta (kurs hari ini) yang diperoleh Vachon-Desjardins secara ilegal dari korbannya, saat menjadi afiliator Netwalker. Baik itu korban dari perusahaan, kotamadya, penegakan hukum, layanan darurat, distrik sekolah, perguruan tinggi, dan universitas yang dirugikan karena perbuatannya.

Baca Juga: Berkendara Dan Kehujanan? Segera Cuci Motor Atau Mobilmu Setelahnya

NetWalker juga disebutkan, telah menargetkan banyak rumah sakit di AS. Vachon-Desjardins adalah salah satu rekan geng kriminal ransomware berbahasa Rusia yang beroperasi di puncak pandemi Covid-19 itu dan dinilai paling produktif.

"Terdakwa dalam kasus ini menggunakan sarana teknologi canggih untuk mengeksploitasi ratusan korban di berbagai negara, pada puncak krisis kesehatan internasional,” kata jaksa Roger, dikutip pada Rabu (5/10/2022).

Dalam sidang di pengadilan, Vachon-Desjardins telah setuju untuk kehilangan uang yang ia dapatkan dari kejahatannya. Dan dia sepertinya memilih untuk dihukum sendirian, hal itu ditunjukkan dengan sikap enggan mengungkapkan informasi apapun tentang rekan konspiratornya.

Pada Maret 2022, Vachon-Desjardins diekstradisi ke AS untuk menghadapi tuduhan konspirasi dalam melakukan penipuan komputer dan kabel. Kemudian, perkara perusakan dengan disengaja pada komputer yang dilindungi, dan mengirimkan permintaan tentang perintah perusakan komputer yang dilindungi.

Kejahatan Netwalker dan Vachon-Desjardins 

Dalam Canada Today disebutkan, NetWalker, juga dikenal sebagai “Mailto,” pertama kali muncul pada 2019. Pada Juni 2020, kelompok tersebut menargetkan University of California San Francisco, yang diminta membayar permintaan tebusan lebih dari $1 juta.

Para pelaku, termasuk Vachon-Desjardins meretas sistem komputer distrik kesehatan, bisnis, sekolah kemudian menuntut pembayaran uang tebusan sebagai imbalan atas pengembalian data terenkripsi. Jika tuntutan tidak dipenuhi, data korban dipublikasikan di blog Netwalker, yang dihosting di web gelap.

Netwalker menargetkan hingga 400 korban di lebih dari 30 negara dan mengumpulkan $40 juta dalam pembayaran uang tebusan. Vachon-Desjardins mengaku bersalah atas kejahatan ransomware terhadap 17 bisnis, organisasi, sekolah, dan komunitas Kanada. Untuk kejahatan ini ia menerima hukuman penjara tujuh tahun.

Baca Juga: Berkendara Dan Kehujanan? Segera Cuci Motor Atau Mobilmu Setelahnya

Pada Mei 2021, lelaki berusia 35 tahun itu diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi dakwaan terhadapnya di Tampa. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno03 April 2025, 16:29 WIB

Nintendo Switch 2 akan Dijual Seharga Rp7 Jutaan, Rilis 5 Juni 2025

Perusahaan tersebut mendalami perangkat keras, fitur, dan permainan selama Nintendo Direct yang sangat sukses.
Nintendo Switch 2. (Sumber: Nintendo)
Techno03 April 2025, 16:05 WIB

Generator Gambar ChatGPT Sekarang Tersedia untuk Semua Pengguna Gratis

Sekarang semua orang dapat membuat karya seni ChatGPT ala Studio Ghibli.
Logo OpenAI (Sumber: OpenAI)
Startup03 April 2025, 14:52 WIB

Grab Dilaporkan akan Akuisisi Gojek: Butuh Dana Rp33 Triliun

Yang jadi kekhawatiran atas akuisisi ini adalah terjadinya monopoli di sektor startup layanan ride hailing.
Grab (Sumber: GRAB)