Techverse.asia - Perusahaan kecerdasan buatan (AI) milik Elon Musk yakni xAI memiliki kode dasar model Grok AI yang bersifat open source, tetapi tanpa kode pelatihan apapun. Perusahaan menggambarkannya sebagai model Mixture-of-Expert dengan 314 miliar parameter di GitHub.
Hal ini akan memungkinkan para peneliti dan pengembang untuk mengembangkan model dan memengaruhi cara xAI memperbarui Grok di masa depan saat ia bersaing dengan teknologi pesaing dari OpenAI, Meta, Google, dan lainnya.
Baca Juga: xAI: Startup Milik Elon Musk, Rekrut Alumni Tesla, Microsoft, OpenAI Sampai Google
Dalam postingan blognya, xAI mengatakan bahwa model tersebut tidak disesuaikan untuk aplikasi tertentu seperti menggunakannya untuk percakapan. Perusahaan juga mencatat bahwa Grok-1 dilatih pada tumpukan khusus tanpa menentukan rinciannya.
Model ini dilisensikan di bawah Apache License 2.0, yang mengizinkan kasus penggunaan komersial, namun tidak menyertakan data yang digunakan untuk melatihnya atau koneksi ke X untuk data secara real-time.
Pada November tahun lalu xAI dalam posting blognya menuliskan bahwa model bahasa besar (LLM) Grok dikembangkan selama empat bulan terakhir dan ditargetkan untuk penggunaan seputar pembuatan kode, penulisan kreatif, dan menjawab pertanyaan.
Setelah Elon Musk membeli Twitter (sekarang X), kode di balik algoritmanya akhirnya dirilis pada pekan kemarin, dan Elon Musk secara terbuka mengkritik perusahaan yang tidak menjadikan model AI mereka sebagai sumber yang terbuka dan dapat diakses umum.
Baca Juga: CEO Apple dan Microsoft Bakal ke Indonesia Bulan Depan, Mau Investasi Apa?
Hal tersebut juga berlaku untuk OpenAI, yang ia bantu dirikan perusahaannya namun kini digugat, dengan tuduhan bahwa perusahaan yang dipimpin Sam Altman itu melanggar perjanjian pendirian awal bahwa perusahaan tersebut akan menjadi open source.
Perusahaan telah merilis model sumber terbuka atau sumber terbuka terbatas untuk mendapatkan masukan dari peneliti lain tentang cara memperbaikinya. Meskipun ada banyak model dasar AI yang sepenuhnya bersumber terbuka seperti Mistral dan Falcon, model yang paling banyak digunakan adalah model sumber tertutup atau menawarkan lisensi terbuka terbatas.
Llama 2 dari Meta, misalnya, memberikan penelitiannya secara gratis tetapi membuat pelanggan dengan 700 juta pengguna harian membayar biaya dan tidak membiarkan pengembang melakukan iterasi di atas Llama 2.
Baca Juga: Elon Musk Bilang Neuralink Sukses Tanamkan Chip ke Otak Manusia
Pekan lalu, Elon Musk mencatat di X bahwa xAI bermaksud menjadikan model Grok sebagai sumber terbuka. Perusahaan ini merilis Grok dalam bentuk chatbot tahun lalu, dapat diakses oleh pengguna Premium Plus di media sosial X.
Artinya pengguna harus berlangganan dan mendapat tanda centang biru yang menunjukkan bahwa akun X mereka terverifikasi. Dengan berlangganan Premium Plus, khususnya, chatbot dapat mengakses beberapa data X, namun model sumber terbuka tidak menyertakan koneksi ke media sosial.
Beberapa pembuat alat bertenaga kecerdasan buatan sudah membicarakan tentang penggunaan Grok dalam solusi mereka. Seperti CEO Perplexity Aravind Srinivas memposting di X/Twitter bahwa perusahaan akan menyempurnakan Grok untuk pencarian percakapan dan membuatnya tersedia untuk pengguna Pro.
Di sisi lain, Elon Musk telah terlibat perselisihan hukum dengan OpenAI dan menggugat perusahaan tersebut awal bulan ini atas 'pengkhianatan' terhadap tujuan AI nirlaba. Sejak saat itu, dia menyebut perusahaan OpenAI dan Sam Altman di X beberapa kali.
Baca Juga: OpenAI Sebut Platform Sora akan Tersedia untuk Umum Akhir 2024
Sebelumnya, Elon Musk menyatakan bahwa perusahaan xAI akan membuka open source untuk Grok, pekan ini. Ini tentu mengingatkan kita dengan Gemma, milik Google, yang dapat dikembangkan oleh pengembang eksternal sesuai kebutuhan.
"Pekan ini, xAI akan menjadi sumber terbuka Grok," Musk mengumumkan dalam sebuah postingan di X, disadur pada Selasa (12/3/2024).
Musk menilai, ini adalah sebuah langkah penting untuk membuat bot AI generatif tersedia secara gratis untuk umum. Meski demikian, dalam laporan Forbes disebutkan, Elon Musk belum menentukan kapan perusahaan tersebut akan menyelesaikan rencana ini, atau komponen chatbot mana yang akan dibuka.