National University of Singapore atau Universitas Nasional Singapura (NUS) mendirikan lembaga riset kecerdasan buatan (AI) dengan nama NUS AI Institute (NAII).
Ilmuwan di NUS menyadari, artificial intelligence (AI) telah muncul sebagai kekuatan dengan kapasitas untuk mengubah aspek kehidupan kita sehari-hari, di dunia dan di tengah masyarakat.
NAII dibangun untuk memajukan penelitian mendasar, pengembangan, dan penerapan teknologi AI, demi kepentingan masyarakat di berbagai bidang seperti seperti pendidikan, kesehatan, keuangan, keberlanjutan, kota cerdas, logistik & manufaktur, kesempatan wirausaha dan lain-lain.
Baca Juga: Diluncurkan 3 Model, Galaxy Watch7 Series Bakal Punya Ruang Penyimpanan Sampai 32GB
Lembaga baru ini juga akan melakukan penelitian tentang bagaimana mengatur upaya menjaga transparansi dan akuntabilitas, guna mengatasi permasalahan etika dan risiko yang terkait dengan AI.
AI Institute telah mendapat hibah penelitian eksternal sebesar S$8 juta (sekitar Rp93,9 miliar). NUS juga menginvestasikan S$20 juta (sekitar Rp234,9 miliar) tambahan untuk memulai upaya lembaga ini dalam bidang penelitian terfokus. Antara lain penelitian dasar AI, implikasi kebijakan dan sosial dari AI, dan aplikasi dunia nyata di berbagai domain.
NUS akan melatih bakat AI untuk Singapura dan dunia, menyediakan program pendidikan AI yang komprehensif bagi mahasiswa sarjana dan pascasarjana, profesional untuk pendidikan berkelanjutan, dan pembuat kebijakan.
Baca Juga: Apple Sedang Mengujicoba Apple Pencil untuk Vision Pro
Baca Juga: Masyarakat Indonesia Dijanjikan Tidak Lagi Bingung dengan Banyak Aplikasi Pelayanan
Selain itu, penelitian 'AI for Education' NAII juga akan memberikan kesempatan belajar, seperti magang, bagi mahasiswa sarjana dan pascasarjana.
Kolaborasi Lintas Sektor
Lembaga baru ini juga akan berkolaborasi dengan lembaga pemerintah dan industri, untuk memperkuat kemampuan AI di seluruh masyarakat. Serta mendorong inovasi dan penerjemahan penelitian, agar memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian.
Kemitraan yang strategis dengan industri, akan memungkinkan NUS untuk lebih memahami tantangan dunia nyata, mendorong penelitian mendasar, dan mengembangkan bakat dan teknologi yang relevan untuk industri.
Terletak di NUS School of Computing, institut tingkat universitas yang baru didirikan ini akan beroperasi mulai 25 Maret 2024.
Wakil Presiden NUS (Riset dan Teknologi), Prof.Liu Bin, mengatakan bahwa dampak AI terhadap kehidupan, masyarakat, dan perekonomian kita akan bergantung pada cara kita mengembangkan, menerapkan, dan mengatur teknologi ini untuk memaksimalkan manfaatnya sekaligus mengatasi tantangan dan risiko.
Baca Juga: Yamaha Gear 125 Hadir dengan Warna-warna Baru, Ada 2 Tipe
"Melalui kemitraan strategis dengan para ahli lokal dan internasional baik dari akademisi maupun industri, AI Institute akan menjadi titik fokus Universitas untuk menyinergikan beragam kemampuan kami, dan menciptakan ekosistem yang dinamis," ungkapnya, seperti dikutip Selasa (26/3/2024).
Penelitian fundamental yang baik akan mendorong kemajuan mutakhir dalam AI, kata dia. Adanya kolaborasi antar disiplin ilmu, akan menerjemahkan hasil penelitian menjadi solusi inovatif yang memiliki dampak besar terhadap masyarakat.
Baca Juga: Studio Ghibli Fest 2024 Digelar di Amerika Serikat, Ini Daftar Lengkap Film-filmnya
Perwakilan NUS School of Computing, Prof.Mohan Kankanhalli akan memimpin NAII sebagai Direktur.
Ia adalah pakar komputasi multimodal, visi komputer, serta AI yang dapat dipercaya.
Kankahalli menegaskan, NAII bercita-cita menjadi simpul global kepemimpinan pemikiran AI, menyatukan para pakar domain dari dalam dan luar NUS untuk berkolaborasi dalam masalah penelitian yang berdampak guna mengatasi masalah sosial.
Aktivitas Penelitian di NAII
Untuk membuka potensi penuh AI dan proses katalisasi efek pengganda yang positif, NAII mengatur aktivitas penelitiannya berdasarkan empat tujuan:
1. Penelitian AI Dasar
Para ilmuwan di NAII akan mengatasi masalah-masalah penelitian AI yang menantang di bidang-bidang mendasar, seperti:
Sistem perangkat keras atau perangkat lunak AI,
Teori AI (pembelajaran dan inferensi),
AI yang bertanggung jawab dan aman,
AI penalaran,
AI yang hemat sumber daya.
Eksplorasi permasalahan jangka panjang, yang dapat mengarah pada penerapan baru di masa depan.
Rancangan infrastruktur sistem komputasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat menangani beban kerja AI Cloud,
Mengembangkan sistem AI yang aman dari serangan eksternal dan kegagalan internal,
Membangun model AI dasar yang efisien dengan arsitektur ringan.
2. Penelitian Domain Aplikasi
Para peneliti dari berbagai disiplin ilmu, termasuk pakar AI dan pakar domain, akan berkolaborasi untuk mengembangkan berbagai aplikasi dunia nyata di berbagai domain vertikal seperti layanan kesehatan, logistik, manufaktur dan robotika, keuangan dan ekonomi, keberlanjutan perkotaan, pendidikan, humaniora dan ilmu-ilmu sosial, serta AI untuk sains – biologi, kimia, dan material.
3. Implikasi AI terhadap Kebijakan dan Masyarakat
Penelitian mengenai kerangka tata kelola AI yang kuat, akan dilakukan untuk memastikan pengembangan dan penerapan AI sejalan dengan nilai-nilai masyarakat, pertimbangan etika, dan persyaratan hukum, untuk mengatasi masalah seperti akuntabilitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan AI.
NAII akan melakukan studi untuk mengkaji dampak penerapan sistem AI di masyarakat. Bidang-bidang yang menjadi perhatian utama mencakup tata kelola, pembuatan kebijakan, dan peraturan.
Baca Juga: Realme 12 5G Bakal Tersedia di Seluruh Indonesia Mulai Besok
Baca Juga: Grinding Gear Games Umumkan Pembaruan tentang Path of Exile dan Path of Exile 2
4. Infrastruktur AI
Membangun gudang umum alat-alat AI, seperti model statistik, model dasar, model inferensi, dan model generatif, sebagai bagian dari infrastruktur penelitian AI yang kuat untuk mendukung upaya penerjemahan penelitian dan pembuatan prototipe.
Baca Juga: Shopee Jadi Platform Favorit untuk Belanja Selama Ramadan