LinkedIn Hadirkan Fitur Video Vertikal, Influencer HR Bisa Dapat Wadah Eksis

Uli Febriarni
Selasa 02 April 2024, 16:14 WIB
LinkedIn uji coba video vertikal tiru TikTok (Sumber: Getty Images via Forbes)

LinkedIn uji coba video vertikal tiru TikTok (Sumber: Getty Images via Forbes)

Semakin banyak aplikasi yang meniru tampilan video ala TikTok. Kali ini langkah tersebut diambil oleh LinkedIn.

Menurut tangkapan layar yang dibagikan oleh karyawan Instagram Jenny Eishingdrelo dan video yang diposting ke LinkedIn oleh eksekutif pemasaran influencer Austin Null, umpan baru tersebut akan muncul di tab 'video' terpisah di aplikasi LinkedIn.

"Pengguna akan dapat menggulir secara vertikal untuk berpindah antar klip, seperti TikTok atau Instagram Reels," ungkap TechCrunch, diakses Selasa (2/4/2024).

Peluncuran fitur baru ini dilakukan, usai perusahaan menyadari bahwa banyak pembuat konten yang memiliki pengikut penting di TikTok, setelah mereka berbagi saran dan pengalaman mengenai topik seperti pertumbuhan karier, pencarian kerja, dan pengembangan profesional.

Baca Juga: Kamu Bisa Gunakan ChatGPT Tanpa Harus Buat Akun

Umpan video baru LinkedIn ini memungkinkan orang-orang berbagi konten video mereka, dan berpotensi menjangkau lebih banyak pemirsa.

Ada kemungkinan juga, LinkedIn bakal memutuskan untuk memonetisasi feed tersebut di masa mendatang. Bertujuan untuk menarik pembuat konten agar memposting konten video mereka di aplikasi.

Bisa jadi, dengan adanya penambahan fitur ini, juga akan menjadikan LinkedIn punya feed yang isi kontennya fokus pada tema karier dan profesionalisme. Bakal berbeda dengan aplikasi lain yang punya video vertikal, konten mereka memiliki tema lebih acak; mulai dari memasak, tata rias wajah, komedi, tips karir, potongan drama populer, review mainan anak, sampai menampilkan kemampuan menari.

Fitur video vertikal di LinkedIn masih dalam tahap pengujian awal, sehingga sebagian besar orang belum dapat mengaksesnya.

Baca Juga: Ada 2 Varian Warna Baru untuk Koleksi Jam Tangan Full Metal G-SHOCK

Meskipun fitur ini memberikan peluang baru bagi pembuat konten, beberapa pengguna mungkin tidak melihat feed baru ini sebagai tambahan yang baik untuk aplikasi.

"Karena mereka mungkin merasa dibanjiri oleh banyaknya feed video pendek yang berbeda di aplikasi populer," demikian analisis TechCrunch.

Baca Juga: Apple Akan Merilis Model iPad Pro dan iPad Air Baru pada Mei 2024

Fitur TikTok yang menampilkan video vertikal telah ditiru oleh sejumlah aplikasi, tak terkecuali oleh YouTube dengan YouTube Shorts.

Dengan YouTube Shotrs, penonton dapat mengklik untuk menonton streaming, lalu menelusuri feed yang diisi dengan streaming langsung lainnya. Dan waktu pemutaran video di Shorts juga jauh lebih pendek.

Reddit juga telah memperbarui alatnya untuk punya fitur seperti TikTok, yang memisahkan antara konten teks dan video menjadi feed masing-masing.

Pembaruan tersebut dijuluki 'Baca' dan 'Tonton.' Feed yang terbagi dua akan memungkinkan pengguna untuk beralih dari menjelajahi posting berbasis teks ke video, tergantung pada suasana hati mereka.

Baca Juga: Codashop Hadirkan Promo Eksklusif Selama Bulan Ramadan, Banyak Untungnya

Baca Juga: Direktorat Ekonomi Digital Kominfo Gandeng eFishery, Beri Bantuan Alat Pakan Otomatis

Selanjutnya, ada aplikasi pemutar musik populer yang kita kenal dengan Spotify.

Pada tahun lalu, dalam aplikasi seluler Spotify yang diperbarui, pengguna dan pelanggan akan mendapatkan akses ke feed 'penemuan' yang bergulir secara vertikal, mode 'Smart Shuffle' baru untuk rekomendasi daftar putar, fitur putar otomatis podcast baru, dan banyak lagi.

Smart Shuffle hanya tersedia untuk pelanggan berbayar, sementara yang lain —seperti feed baru yang terinspirasi TikTok— tersedia untuk semua orang. Namun begitu, ketersediaan fitur akan menjangkau beberapa pasar sebelum yang lain dan akan tiba pada interval yang berbeda.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)