Perpres Energi Terbarukan Telah Terbit, Apa Untungnya Untuk Indonesia? Ini Kata Pemerintah

Uli Febriarni
Minggu 09 Oktober 2022, 01:33 WIB
green energy / freepik

green energy / freepik

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik, sudah terbit.

Perpres ini menjadi regulasi baru yang memperkuat komitmen Pemerintah untuk melaksanakan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE), dalam rangka peningkatan investasi; percepatan pencapaian target bauran energi terbarukan dalam bauran energi nasional sesuai dengan kebijakan energi nasional; penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Ketentuan mengenai percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik, yang diatur di dalam Perpres ini, antara lain mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Air, Panas Bumi, Surya, Bayu, Biomassa, Biogas, Tenaga Air Laut, dan Bahan Bakar Nabati.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Dadan Kusdiana mengatakan, Perpres ini dalam perjalanannya mengalami beberapa perubahan dari sisi substansi.

"Sebelumnya, kami ingin ada acuan harga listrik yang akan dibeli secara single offtaker oleh PLN. Tetapi kemudian menjadi lebih luas dan komprehensif dengan apa yang sedang disusun, dikembangkan, didorong dan dijalankan oleh Pemerintah untuk transisi energi menuju NZE," tuturnya, dilansir dari laman kementerian terkait. 

Indonesia Tidak Akan Bangun PLTU Baru

Menurut Dadan, meskipun penamaan Perpres ini terkait dengan EBT, tetapi di dalamnya terdapat pengaturan-pengaturan secara khusus yang memprioritaskan pengembangan pembangkit EBT dan menghentikan pembangkit PLTU. Dalam perpres ini disebutkan secara jelas, Indonesia tidak akan membangun PLTU yang baru.

"Kecuali yang sudah masuk dalam rencana, RUPTL, PSN (Proyek Strategis Nasional), yang memberikan kontribusi ekonomi secara strategis dan besar secara nasional. Itu juga diikat di dalamnya bahwa dalam 10 tahun setelah pembangkit tersebut beroperasi, emisi GRK harus turun minimal 35 persen," jelasnya.

Dadan menyatakan, pemerintah akan terus berupaya mematuhi komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris. Komitmen yang dimaksud yaitu komitmen penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% dengan kemampuan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada 2030 sesuai Nationally Determined Contributions (NDCs). Sedangkan untuk Net Zero Emission (NZE) sektor energi, ditargetkan akan dicapai pada 2060 atau lebih cepat.

"Dengan terbitnya Perpres ini, kita jadi punya suatu regulasi yang mendukung percepatan EBT menjadi lebih komprehensif. Kebijakan harga yang lebih jelas, yang ditetapkan oleh Presiden, yang selama ini regulasi berada dalam level Peraturan Menteri," imbuh Dadan.

Menarik Investasi Baru

Perpres ini diharap mampu menarik investasi khususnya investasi hijau dari pembangkit beserta hal terkait lainnya, dan dapat mendorong peningkatan bauran EBT.

Dengan semakin lengkapnya regulasi, maka akan ada investasi-investasi industri pendukung. Pada akhirnya meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan menjaga daya saing dan kompetisi.

"Dengan tersedianya pembangkit listrik hijau, diharapkan akan mendorong green industry. Untuk industri-industri yang harus memanfaatkan energi bersih, kami punya target 23 persen pada 2025," tutur dia. 

Presiden meminta Kementerian/Lembaga terkait sesuai kewenangannya, bisa melakukan upaya-upaya penguatan regulasi dan program kegiatan. lanjut Dadan.

"Kami sudah melakukan sinergi dengan lembaga dan kementerian lain untuk melakukan rule improvement. Kementerian ESDM akan secara pro aktif, berdiskusi dan melakukan pembahasan untuk menyusun regulasi lain, yang kami lakukan secara paralel," urainya.

Di laman terpisah, Dept. Bidang Koordinasi dan Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti mengatakan, NZE ini diharap mampu terwujud dengan cara adil dan biaya yang cukup terjangkau. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan juga blended Finance.

"Proses menuju EBT ini, juga bisa memperkuat peluang kerjasama Indonesia dengan negara maju dalam konteks energi transisi," ujarnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno22 Januari 2025, 22:43 WIB

Instagram Hadirkan 2 Pembaruan untuk Reels dan Postingan Berubah Jadi Persegi Panjang

Reels kini bisa menggungah konten dengan durasi sampai tiga menit, padahal sebelumnya cuma 90 detik.
Instagram Reels sekarang bisa unggah video selama tiga menit. (Sumber: Instagram)
Automotive22 Januari 2025, 22:11 WIB

Toyota Hilux Rangga SUV Concept Hasil Karoseri New Armada, Bisa Muat 8 Penumpang

Kendaraan ini menawarkan Pilihan Basis dari 3 Tipe Hilux Rangga.
Toyota Hilux Rangga SUV Concept. (Sumber: Toyota)
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)