OpenAI Diduga Melanggar Privasi Data Pengguna di Austria

Uli Febriarni
Selasa 30 April 2024, 20:14 WIB
OpenAI dikomplain di Austria, alasan ketidakakuratan data (Sumber: NYOB)

OpenAI dikomplain di Austria, alasan ketidakakuratan data (Sumber: NYOB)

Reuters melaporkan bahwa OpenAI dikeluhkan oleh kelompok advokasi NOYB (None of Your Business) di Austria. ChatGPT, diduga tidak memperbaiki informasi salah yang diberikan oleh chatbot bertenaga kecerdasan buatan (AI) tersebut. Menurut NOYB, itu sebuah pelanggaran aturan privasi Uni Eropa (UE).

ChatGPT, yang memulai booming AI pada akhir 2022, dapat meniru percakapan manusia dan melakukan tugas-tugas seperti membuat ringkasan teks panjang, menulis puisi, dan bahkan menghasilkan ide untuk pesta bertema.

"NOYB mengatakan pelapor dalam kasusnya, yang juga merupakan tokoh masyarakat, menanyakan ChatGPT tentang hari ulang tahunnya dan berulang kali diberikan informasi yang salah; alih-alih chatbot memberi tahu pengguna bahwa mereka tidak memiliki data yang diperlukan," ungkap laporan itu, seperti diakses Selasa (30/4/2024).

Kelompok tersebut mengatakan, OpenAI menolak permintaan pelapor untuk memperbaiki atau menghapus data. Keterangan OpenAI, menurut NYOB, data tersebut tidak mungkin diperbaiki dan juga gagal mengungkapkan informasi apa pun tentang data yang diproses, sumber atau penerimanya.

NOYB menyebut mereka telah mengajukan keluhan kepada otoritas perlindungan data Austria, yang memintanya untuk menyelidiki pemrosesan data OpenAI dan langkah-langkah yang diambil, untuk memastikan keakuratan data pribadi yang diproses oleh model bahasa besar ChatGPT.

Baca Juga: Cara Manajemen Aplikasi agar Terhindar dari Serangan Siber

Dalam sebuah pernyataan, pengacara perlindungan data NOYB, Maartje de Graaf, menyatakan bahwa telah jelas saat ini OpenAI tidak dapat membuat chatbot seperti ChatGPT mematuhi hukum UE, ketika memproses data tentang individu.

"Jika suatu sistem tidak dapat memberikan hasil yang akurat dan transparan, maka sistem tersebut tidak dapat digunakan untuk menghasilkan data tentang individu. Teknologinya harus mengikuti persyaratan hukum, bukan sebaliknya," ujarnya.

Di masa lalu, OpenAI telah mengakui kecenderungan alat ini untuk merespons dengan 'jawaban yang terdengar masuk akal namun salah atau tidak masuk akal', sebuah masalah yang dianggap sulit untuk diperbaiki.

Baca Juga: Starlink Lulus Uji Laik Operasi di Indonesia

Baca Juga: PUMA Mulai Menjual Sepatu Sneakers Daur Ulang RE:SUEDE 2.0

Penggugat, yang dalam kasus ini adalah seorang tokoh publik yang tidak disebutkan namanya, meminta chatbot OpenAI untuk informasi tentang dirinya sendiri dan secara konsisten diberikan informasi yang salah.

OpenAI diduga menolak permintaan tokoh publik tersebut untuk memperbaiki atau menghapus data, dengan alasan hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Mereka juga menolak untuk mengungkap informasi tentang data pelatihannya dan sumbernya.

NOYB membawa keluhan mereka ke otoritas perlindungan data Austria, meminta agar mereka menyelidiki pemrosesan data OpenAI dan bagaimana mereka memastikan keakuratan data pribadi yang diproses oleh model bahasa besar mereka.

Baca Juga: Galaxy S24 Laris Manis, Samsung Cuan Triliunan Won

Sebagai informasi, NOYB juga dikenal sebagai European Center for Digital Rights, beroperasi dari Wina, Austria, dengan tujuan meluncurkan 'kasus pengadilan strategis dan inisiatif media' yang mendukung hukum Peraturan Perlindungan Data Umum Eropa.

Selain itu, ini bukan kali pertama chatbot dipermasalahkan di Eropa oleh aktivis atau peneliti.

Pengawas Polandia misalnya, mereka pernah menyelidiki ChatGPT, atas keluhan bahwa chatbot itu melanggar undang-undang perlindungan data Uni Eropa yang dikenal sebagai GDPR.

Lalu, sebuah studi dari dua organisasi nirlaba Eropa mengungkap chatbot AI Microsoft Bing, yang diubah namanya menjadi Copilot, memberikan informasi yang menyesatkan atau tidak akurat tentang pemilihan lokal di Jerman dan Swiss. Chatbot tersebut memberikan jawaban yang tidak akurat tentang informasi kandidat, jajak pendapat, skandal, dan pemungutan suara sambil salah mengutip sumbernya.

Kejadian lain, meskipun tidak secara khusus terjadi di UE, terjadi dengan chatbot AI Gemini milik Google, yang memberikan gambaran yang 'sadar' dan tidak akurat dalam pembuat gambarannya. Google meminta maaf atas insiden tersebut dan mengatakan akan memperbarui modelnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno12 Desember 2025, 19:39 WIB

TicNote Pods: Earbud Pencatat Catatan Bertenaga AI 4G Pertama di Dunia

Earbud ini tersedia dalam dua kelir dan harganya hampir mencapai Rp5 juta.
TicNote Pods. (Sumber: Mobvoi)
Hobby12 Desember 2025, 19:15 WIB

Sinopsis Film Para Perasuk, Ini Daftar Para Pemainnya

Ini adalah film terbaru garapan Wregas Bhanuteja, tapi belum diungkap tanggal rilisnya untuk 2026 mendatang.
Poster film Para Perasuk. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 18:00 WIB

Instagram Beri Kendali Atas Algoritma Konten yang Muncul di Reels

Instagram akan memungkinkan penggunanya untuk mengontrol topik mana yang direkomendasikan oleh algoritmanya.
Pengguna bisa mempersonalisasi algoritma Reels yang muncul di Instagram. (Sumber: Instagram)
Lifestyle12 Desember 2025, 17:21 WIB

ASICS Hadirkan Sepatu Padel Sonicsmash FF, Ringan dan Terasa Lebih Lincah

Sepatu padel baru tersebut untuk membuat kecepatan terasa mudah.
ASICS Sonicsmash FF adalah sepatu khusus untuk padel. (Sumber: ASICS)
Techno12 Desember 2025, 15:16 WIB

Jenius x Zurich Luncurkan 2 Proteksi Perjalanan untuk Liburan yang Aman

Jenius adalah aplikasi perbankan digital.
Dua produk proteksi hasil kolaborasi Jenius x Zurich. (Sumber: Jenius)
Startup12 Desember 2025, 15:03 WIB

TransTRACK Raih Halal Logistics Excellence Award

Penghargaan ini didapat dari Halal Development Corporation Berhard pada World Halal Excellence Awards 2024 di Johor, Malaysia.
CEO TransTrack Anggie Meisesari saat menerima Halal Logistics Excellence Award. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 14:50 WIB

Samsung Galaxy Watch Mendukung Pembayaran QRIS Tap di Aplikasi myBCA

QRIS Tap myBCA hadi di Samsung Galaxy Watch, bertransaksi kian praktis.
Transaksi pakai QRIS Tap myBCA kini bisa dilakukan langsung dari pergelangan tangan. (Sumber: Samsung)
Automotive12 Desember 2025, 14:08 WIB

Kawasaki Z1100 ABS MY2026 Dipasarkan di Indonesia, Harga Hampir Rp400 Juta

Performanya semakin buas dan agresif.
Kawasaki Z1100 ABS MY2026. (Sumber: Kawasaki)
Startup11 Desember 2025, 19:20 WIB

MDI Portofolio Impact Report 2025: 8 Startup Diklaim Beri Dampak Nyata

MDI Ventures melihat laporan-laporan ini bukan sekadar dokumen tahunan, tetapi sebagai landasan untuk pengambilan keputusan.
MDI Ventures.
Techno11 Desember 2025, 18:15 WIB

Pebble Hadirkan Index 01: Cincin Pintar untuk Merekam Pikiran

Tangkap ide-ide terbaikmu sebelum ide-ide itu hilang begitu saja.
Pebble Index 01. (Sumber: Pebble)