Meski Masuk Daftar Hitam, Huawei Ternyata Mendanai Penelitian di Amerika Serikat

Rahmat Jiwandono
Jumat 03 Mei 2024, 14:41 WIB
logo Huawei (Sumber: Huawei)

logo Huawei (Sumber: Huawei)

Techverse.asia - Huawei diam-diam mendanai penelitian di Amerika Serikat (AS) meski masuk daftar hitam, seperti dilansir Bloomberg. Penelitian mutakhir ini dilakukan di universitas-universitas, termasuk Harvard, dan dananya disalurkan melalui yayasan penelitian independen yang berbasis di Washington, bersamaan dengan kompetisi untuk para ilmuwan.

Bloomberg menemukan bahwa Huawei adalah satu-satunya penyandang dana kompetisi penelitian yang telah menghasilkan jutaan dolar AS sejak 2022 dan menarik ratusan proposal dari para ilmuwan. Beberapa dari ilmuwan ini berasal dari universitas ternama di AS yang telah melarang peneliti bekerja dengan perusahaan tersebut.

Lantas apa masalahnya? Kekhawatirannya adalah bahwa penelitian ini dapat menghasilkan inovasi yang memberi China keunggulan dalam hal kontrak pertahanan dan kepentingan komersial, menurut Kevin Wolf, mitra di firma hukum Akin yang berfokus pada bisnis dan berspesialisasi dalam pengendalian ekspor.

Optica, fondasi di balik semua ini, telah memposting secara online bahwa mereka tertarik pada sensor dan detektor optik sensitivitas tinggi, di antara kategori penelitian lainnya.

Baca Juga: Realme C65 Punya 5 Fitur Unggulan, Apa Saja?

“Merupakan gambaran buruk bagi sebuah yayasan penelitian bergengsi yang secara anonim menerima uang dari perusahaan China yang menimbulkan begitu banyak kekhawatiran keamanan nasional bagi pemerintah AS,” ungkap James Mulvenon, seorang kontraktor pertahanan yang telah bekerja pada masalah keamanan penelitian dan ikut menulis beberapa buku tentang spionase industri.

Perlu dicatat bahwa operasi penyaluran uang ini tampaknya tidak ilegal, lantaran penelitian yang dimaksudkan untuk dipublikasikan tidak termasuk dalam lingkup pelarangan. Huawei menyelenggarakan kompetisi serupa di belahan dunia lain, meski secara terbuka.

Orang-orang yang berpartisipasi dalam kompetisi penelitian yang berbasis di AS bahkan tidak mengetahui bahwa Huawei terlibat, dan percaya bahwa dana tersebut berasal dari Optica. Kompetisi ini memberikan hadiah sebesar US$1 juta per tahun dan Optica tidak memberikan indikasi apapun bahwa Huawei menyediakan uang tunai.

Seorang juru bicara Huawei mengatakan kepada Bloomberg bahwa perusahaan tersebut dan Optica Foundation menciptakan kompetisi tersebut untuk mendukung penelitian global dan mempromosikan komunikasi akademis, dan menyebutkan bahwa kompetisi tersebut tetap anonim agar tidak dianggap sebagai semacam promosi.

Baca Juga: Telkomsel x Huawei Capai Kerja Sama Home Broadband dan Inovasi 5G

CEO Optica Liz Rogan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa banyak pendonor yayasan memilih untuk tidak disebutkan namanya dan tidak ada yang aneh dengan praktik ini. Dia juga mengatakan bahwa seluruh dewan direksi mengetahui keterlibatan Huawei dan semua orang menyetujuinya.

Bloomberg mencatat bahwa kompetisi yang didukung Huawei adalah satu-satunya kompetisi di situs Optica yang tidak mencantumkan sponsor keuangan individu dan perusahaan. Huawei telah masuk dalam jaringan pembatasan AS selama beberapa tahun terakhir.

Sehingga masyarakat tidak dapat membeli sebagian besar produk Huawei di AS, karena perusahaan tersebut sudah dilarang. Hal ini dimulai pada 2019 ketika Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang penjualan dan penggunaan peralatan telekomunikasi yang menimbulkan risiko “tidak dapat diterima” terhadap keamanan nasional.

Baca Juga: Anggota Kongres Amerika Serikat Dilarang Sematkan Microsoft Copilot di Perangkat

Saat itu, Trump mengatakan bahwa “musuh asing” mengeksploitasi celah keamanan yang pada akhirnya akan menimbulkan “dampak yang berpotensi menimbulkan bencana.” Untuk itu, perusahaan telah menghadapi banyak klaim bahwa mereka memasang 'pintu belakang' di jaringan untuk tujuan pencurian data, meskipun tidak ada bukti pencurian yang sebenarnya dan perusahaan membantah tuduhan tersebut.

Huawei juga dituduh mempekerjakan mata-mata China guna mempengaruhi penyelidikan dan dokumen-dokumen tampaknya menunjukkan keterlibatan Huawei dalam upaya pengawasan China.

Beberapa orang memperkirakan Presiden Joe Biden akan membatalkan perintah eksekutif Trump ketika perintah tersebut habis masa berlakunya pada 2021, namun dia mengambil arah yang berlawanan. Perintah tersebut tidak hanya berlaku, tetapi Biden juga menandatangani UU yang menghalangi Huawei untuk mendapatkan lisensi FCC dan dia melarang investasi AS di industri teknologi tinggi China.

Baca Juga: China Berencana untuk Mengganti Chip Intel dan AMD, Ada Apa?

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)