Meski Toko Online Menjamur, Orang Indonesia Masih Lebih Suka Belanja Offline

Uli Febriarni
Jumat 03 Mei 2024, 21:19 WIB
Konsumen di Indonesia masih belum bisa berhenti belanja offline (Sumber: freepik)

Konsumen di Indonesia masih belum bisa berhenti belanja offline (Sumber: freepik)

Kebiasaan belanja impulsif yang dimiliki masyarakat di Indonesia saat ini, masih lebih condong belanja secara online. Meski demikian, sebuah survei yang dilakukan Populix menemukan, perilaku konsumen berbelanja secara offline juga masih sama dan tidak berkurang.

Quantitative Research Executive Populix, Vania Kartika Artanti, menjelaskan bahwa hal itu disebabkan adanya perasaan bahwa 'melihat langsung produk sebelum membelinya' adalah suatu keharusan.

Survei bertajuk Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline itu juga mendapati, masih banyak konsumen yang percaya, pengalaman melihat dan menyentuh produk secara langsung dapat memberikan kejelasan dan kepuasan. Itu tidak dapat ditemukan dalam dunia belanja online.

Alasan konsumen masih suka belanja offline (sumber: Populix)

Sedikitnya tiga alasan konsumen masih suka belanja offline antara lain:

  • Tangibility (kesempatan memegang dan merasakan produk secara langsung) diketahui mengambil porsi 77%,

  • Tidak ada biaya pengiriman menjadi alasan 66% responden,

  • Jarak toko yang dekat 62%.

Selain itu, keengganan untuk berbelanja secara online juga bisa berasal dari kekhawatiran terkait pengiriman.

"Konsumen mungkin khawatir bahwa produk yang dipesan secara online dapat rusak atau hilang selama proses pengiriman. Dengan berbelanja langsung di toko, mereka dapat menghindari risiko ini dan memastikan bahwa produk yang mereka beli dalam kondisi yang baik," ungkapnya, seperti di laman Populix, dikutip Jumat (3/5/2024).

Lebih jauh dijelaskan, belanja online memang memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang sangat disukai oleh konsumen. Selain itu, preferensi terhadap belanja online utamanya dipengaruhi oleh faktor harga dan promosi.

Dibandingkan dengan belanja offline, promosi dalam belanja online cenderung lebih masif, terutama dengan keberadaan e-commerce yang memudahkan para pembeli.

Keberagaman penawaran dan kemudahan aksesibilitas promosi online, juga membuatnya lebih menarik bagi konsumen.

E-commerce menyediakan platform yang memungkinkan penjual untuk secara agresif memasarkan produk mereka dengan berbagai diskon, promo, dan penawaran khusus, yang mungkin sulit ditemui dalam pengalaman belanja konvensional. Sehingga, meskipun aspek melihat langsung produk masih penting, nilai ekonomis dan keuntungan promosi menjadi faktor utama yang mendorong preferensi belanja online.

Kendati demikian, pengalaman belanja offline memberikan sejumlah nilai tambah, misalnya saja mencakup aspek interaksi langsung dengan produk, serta minim risiko ketidakpastian terkait pengiriman.

"Masyarakat cenderung mempertahankan keseimbangan, antara kenyamanan dan kepraktisan belanja online dengan pengalaman langsung, dan kejelasan produk dalam belanja offline," lanjut Vania.

Baca Juga: Pemblokiran Gim Online Masih Membutuhkan Kajian Mendalam

Baca Juga: Spotify Diam-diam Menyumbikan Fitur Lirik ke Langganan Berbayar

Sementara itu, Head of Research Populix, Indah Tanip, menyatakan bahwa transformasi perilaku belanja konsumen pasca pandemi Covid-19 menarik untuk diamati.

Riset Populix sempat membandingkan preferensi belanja konsumen sebelum, selama, dan setelah pandemi.

Dikarenakan faktor kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial, sebanyak 54% dari responden aktif lebih memilih belanja online selama pandemi. Namun, setelah pandemi berakhir, 49% masih memilih belanja online.

Seiring waktu, nampak ada peningkatan signifikan dalam konsumen yang memilih belanja offline setelah pandemi.

Baca Juga: Resmi Rujuk, TikTok dan Universal Music Group Mengakhiri Perseteruan Mereka

Data survei Populix menyebut, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir, mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Tabel preferensi belanja offline dan online masyarakat Indonesia (sumber: Populix)

Secara detail produk, barang-barang dibeli secara online, sebanyak 46% merupakan produk fesyen dan kecantikan. Sementara kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan lebih banyak dibeli secara offline, dengan persentase 34%.

Selain itu, riset ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih melakukan pembelian baik secara online maupun offline.

"Belanja online dipilih karena lebih praktis (67 persen) dan mudah membandingkan harga (66 persen). Dua faktor itu menjadi pertimbangan utama konsumen berbelanja secara online," sebut Indah.

"Kemudian, diikuti dengan alasan ketersediaan berbagai metode pembayaran (60 persen) di posisi ketiga. Kemudahan proses pengembalian barang (25 persen) juga menjadi salah satu alasan penting bagi konsumen untuk berbelanja online," lanjutnya.

Menurut Indah, pada akhirnya, transaksi belanja offline maupun online memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia.

Baca Juga: Teater Behing Project ISI Yogyakarta Akan Tampilkan Pertunjukkan 'Hemereng', Kritik Atas Kelola Sampah di Yogyakarta

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle05 Juli 2024, 18:15 WIB

Sedang Diet? Berhenti Menghitung Kalori

Mulailah fokus pada kualitas makanan dan praktik gaya hidup sehat untuk mencapai berat badan yang sehat.
Aktivitas makan (Sumber: Pexels)
Automotive05 Juli 2024, 17:29 WIB

Harga dan Spesifikasi Citroen C5 Aircross, Cuma Ada 1 Varian

SUV nyaman dan bergaya dengan teknologi canggih.
Citroen C5 Aircross. (Sumber: dok. citroen)
Lifestyle05 Juli 2024, 16:26 WIB

Tren Penggunaan Produk Halal Meningkat, Tumbuh Ratusan Miliar dalam 4 Tahun

Bisnis produk perawatan kulit halal masih menemui sejumlah tantangan.
(ilustrasi) halal skincare (Sumber: freepik)
Automotive05 Juli 2024, 15:47 WIB

Audi Hadrikan 2 SUV Baru: RS Q8 Baru dan RS Q8 Performance

Kedua mobil SUV ini sudah dipasarkan mulai Juni 2024.
Audi meluncurkan secara global RS Q8 baru dan RS Q8 yang diperbarui. (Sumber: Audi)
Automotive05 Juli 2024, 15:17 WIB

BYD Kejar Penjualan Mobil Listrik Tesla, Ini Penyebabnya

BYD membukukan lonjakan 21% dalam penjualan kendaraan listrik triwulanan.
BYD Yangwang U9. (Sumber: BYD)
Automotive05 Juli 2024, 14:49 WIB

BMW i5 Hadir dalam Varian Full Listrik, Ramah Lingkungan dan Dinamis

BMW Indonesia luncurkan sedan bisnis paling laris di dunia.
BMW i5. (Sumber: BMW)
Techno05 Juli 2024, 14:03 WIB

DJI Amflow: Sepeda Gunung Bertenaga Listrik dengan Sistem Penggerak Avinox

DJI berekspansi ke e-bike dan sistem penggerak.
DJI membuat terobosan sepeda elektrik bernama Amflow dengan teknologi Avinox. (Sumber: DJI)
Techno05 Juli 2024, 13:40 WIB

Pemerintah Jepang Menyatakan Tak Lagi Pakai Disket

Hingga bulan lalu, masyarakat masih diminta untuk menyerahkan dokumen kepada pemerintah menggunakan disket (floppy disk).
disket atau floppy disk (Sumber: freepik)
Techno05 Juli 2024, 13:01 WIB

POCO Pad Dijual Seharga Rp3,9 Juta, Punya Kapasitas Baterai Jumbo

Perkenalkan tablet pertama POCO di ‘arena’ besar, berkreasi lebih leluasa.
POCO Pad resmi dipasarkan di Indonesia. (Sumber: dok. poco)
Techno05 Juli 2024, 12:54 WIB

POCO M6 Ditenagai MediaTek Helio G91 Ultra, Ponsel Entry Level Seharga Rp2 Jutaan

POCO M6 Kembali Bawa Performa Ekstrem dengan Berbagai Pengalaman Flagship.
POCO M6 resmi hadir di Indonesia. (Sumber: null)