Menjalani kegiatan sehari-hari sebagai pekerja, mahasiswa, ibu rumah tangga, ayah dan sekaligus anggota masyarakat, membuat kita seakan mendapat tekanan hidup maupun target dari segala sisi. Kalau sudah begitu, maka stress menjadi kondisi niscaya dialami oleh kita.
Baca Juga: Belajar Dari Surat Yoo Joo Eun, Lakukan Ini Saat Kamu Merasa Terbebani
Mengutip laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis), apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Stres adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan kita.
Setiap orang bereaksi terhadap stres yang mereka alami, dengan cara yang berbeda-beda. Meskipun stres dapat membantu menjadi lebih waspada dan antisipasi ketika dibutuhkan, namun dapat juga menyebabkan gangguan emosional dan fisik.
Rumah Sakit Jiwa Grhasia, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan, ada beberapa sumber yang dapat dikategorikan sebagai pemicu munculnya stress, antara lain:
- Tension, yaitu suatu keadaan dimana kita mengalami tegang atau tekanan mental, contohnya : mempunyai hutang, suami atau istri selingkuh, hendak menghadapi ujian akhir sekolah, dan lainnya.
- Frustrasi, yakni mengalami kekecewaan karena ambisi atau cita-cita kita terhambat oleh sesuatu atau disaat kita mengalami kegagalan. Misalnya saja gagal dalam berumah tangga, gagal sekolah, gagal dalam panen
- Konflik, rasa ketegangan, kecemasan yang disebabkan sukar menentukan dua pilihan atau lebih. Contohnya pasangan suami-istri yang selalu tidak rukun, apakah akan bercerai atau tidak.
- Krisis, kejadian mendadak, sementara upaya untuk mengatasinya diluar kemampuan kita, sebagai contoh terjadinya bencana alam, kematian seseorang yang kita sayangi dan kita cintai.
Kendati sudah memahami definisi dan makna dari stress, banyak dari kita belum waspada dengan kondisi mental. Ada yang terlambat mengetahui, ada yang sudah mengetahui masalah dalam pikiran dan mentalnya namun sengaja menunda mencari solusinya.
Berkaitan dengan itu, maka penting untuk kita bisa mengetahui seberapa besar kadar stress yang kita rasakan, karena dipicu beragam sesuatu.
Baca Juga: Teman Pendiam Itu Terkadang Wajahnya Tenang, Benaknya Bergelombang Dan Kepalanya Berisikan Badai
Mendukung kesadaran tiap orang untuk lebih waspada pada kesehatan mental dan kemampuan mereka menerima dilematika hidup, seorang mahasiswa Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada, Atanasius Tora Rangga Kaleka menggagas pengembangan Stress-Watch atau jam tangan pintar yang memungkinkan pengguna untuk memonitor tingkat stres yang dialami.
Tora menjelaskan, Stress-Watch dirancang dengan terhubung ke ponsel pintar melalui koneksi Bluetooth.
Ia mengungkap, latar belakang gagasan pengembangan Stress Watch terkait dengan kondisi masyarakat saat ini yang rentan terkena stres, termasuk kalangan mahasiswa.
Menurutnya, stres harus dikelola dengan baik agar nantinya tidak menimbulkan persoalan kesehtaan mental yang lebih serius dan membahayakan diri. Oleh sebab itu ia berpikir untuk mengembangkan suatu alat yang mampu mendeteksi atau mengukur tingkat stres seseorang dan membantu menghubungkan dengan tenaga profesional.
Jam tangan pintar ini dilengkapi dengan beberapa parameter untuk mendeteksi tingkat stress seseorang yang terdiri dari perubahan detak jantung, perubahan tekanan darah, keringat, dan perubahan suhu.
"Selain itu, ditambah dengan fitur berupa pengingat, alarm, catatan, komunikasi dokter dan pengukur langkah. Apabila seseorang mengalami stres yang berkepanjangan, maka rumah sakit siap untuk memberikan penanganan dan dokter dapat menghubungi pasien secara daring," tuturnya, dalam keterangannya, Kamis (13/10/2022).
"Hubungan antara rumah sakit dengan pengguna dapat tercatat pada rekam kesehatan medis setempat," imbuhnya.