Mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menorehkan prestasi mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.
Prestasi yang diraih oleh Michael Leon Putra Widhi (20 tahun), Austin Gabriel Pardosi (20 tahun), Margaretha Olivia Haryono (20 tahun) dan Go Dillon Audris (19 tahun) itu, sukses membawa nama Indonesia sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk ke tahap 10 besar Google Solution Challenge 2024.
Tim mereka membawa inovasi yang dinamakan Glutara. Glutara adalah sebuah perangkat IoT (Internet of Things) inovatif untuk mengubah manajemen diabetes.
Sistem ini menggunakan Monitor Glukosa Kontinu (CGM) non-invasif untuk pelacakan gula darah, secara real-time, dan teknologi AI untuk menganalisis makanan serta memberikan wawasan nutrisi. Hal ini membantu pengguna membuat pilihan makanan yang tepat dan mengelola kondisi mereka lebih efektif.
Glutara memanfaatkan teknologi Google terutama Cloud Service seperti Google Maps Platform, Firebase Cloud Messaging, Firebase Authentication, Firebase Storage, dan Firebase Cloud Firestore.
Baca Juga: Unduh JBL Quantum Guide Play, Akses Main Gim FPS Seru Bagi Gamer dengan Gangguan Penglihatan
Michael Leon Putra Widhi menjelaskan, ide mengembangkan Glutara ini bermula dari riset mereka mengenai keseharian yang harus dijalani penderita diabetes. Para pasien harus melakukan prosedur cek gula darah harian dengan metode tusuk jari di tengah padatnya jadwal.
Menurut tim ini, sistem yang berjalan di Glutara menjawab epidemi diabetes yang berkembang, dengan menawarkan solusi yang bebas rasa sakit dan mudah diakses dibandingkan metode tusuk jari tradisional.
"Visualisasi data yang intuitif dan wawasan yang didorong oleh AI dari Glutara, memungkinkan pengguna memahami tren glukosa mereka dan membuat keputusan kesehatan berdasarkan data," kata Leon, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (13/6/2024).
"Selain itu, keterjangkauannya bertujuan untuk membuat teknologi canggih ini dapat diakses oleh individu dari semua latar belakang ekonomi," tuturnya.
Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, kehadiran Glutara bertujuan mengurangi kematian dini akibat diabetes, mempromosikan layanan kesehatan yang berkelanjutan dengan teknologi canggih, dan dukungan komunitas.
Baca Juga: Sejumlah Mobil Honda diabadikan Dalam Bentuk Hot Wheels, Bakal Dipajang di GIIAS 2024
Dalam rangka persiapan menuju Demo Day pada 27 Juni 2024, Michael Leon dan tim akan meningkatkan dna menyempurnakan sistem IoT serta mobile app perangkat Glutara.
Meski tim Glutara ingin mendapat kesempatan lebih besar masuk Top 3, terlepas dari itu, pada intinya mereka ingin terus berinovasi dan berkontribusi terhadap industri kesehatan.
"Terutama dengan menyediakan solusi bagi semua penderita diabetes di Indonesia," ungkapnya.
Baca Juga: Mau Kerja dari Jarak Jauh? Coba Kunjungi 3 Destinasi Ini di Asia Tenggara
Baca Juga: KoltiTrace Shop: Platform Lokapasar yang Menawarkan Beragam Produk Tertelusur dan Produksinya Etis
Sementara itu, mengutip definisi yang dijelaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis, dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyakit ini juga disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkap beberapa gejala yang umum dialami penderita diabetes, antara lain:
Meningkatnya frekuensi buang air kecil,
Rasa haus berlebihan,
Penurunan berat badan yang cepat,
Rasa lapar yang muncul cukup intens,
Kulit bermasalah seperti gatal, atau area gelap di sekitar leher dan ketiak,
Infeksi jamur,
Iritasi genital,
Keletihan dan mudah tersinggung,
Pandangan yang kabur,
Kesemutan,
Penyembuhan luka yang terhitung lambat bahkan cenderung mengalami infeksi.
Segera kunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat, jika kamu atau orang terdekatmu merasakan sejumlah gejala tersebut.