Seorang fotografer bernama Miles Astray, didiskualifikasi dari kompetisi gambar setelah foto aslinya memenangkan kategori gambar kecerdasan buatan (AI).
Miles Astray diketahui memasukkan foto flamingo yang nyata untuk mengikuti kontes itu. Meskipun real, ia mengikutkannya ke dalam kategori AI pada penghargaan Fotografi Warna tahun 1839 (The 1839 Color Photography Awards).
Setelah melewati penilaian para juri, karya itu menempati posisi ketiga, serta memenangkan penghargaan Peoples's Vote.
Kontes fotografi berwarna itu dinilai oleh orang-orang yang bekerja antara lain untuk The New York Times, Getty Images, Phaidon Press, Christie's, dan Maddox Gallery. Tampaknya tidak ada yang tahu bahwa foto Astray itu asli.
Astray mengungkap bahwa dirinya ingin menunjukkan bahwa alam masih bisa mengalahkan mesin, dan masih ada manfaat dalam karya nyata dari para kreatif nyata.
“Setelah melihat gambar yang dihasilkan AI baru-baru ini mengalahkan foto sebenarnya dalam kompetisi, saya mulai berpikir untuk mengubah cerita dan implikasinya dengan mengirimkan foto asli ke dalam kompetisi," tuturnya lewat surel, kepada PetaPixel, dikutip Rabu (19/6/2024).
Aksi Astray telah menghasilkan kemenangan langka dalam fotografi melawan mesin.
"Konten yang dihasilkan AI adalah topik besar saat ini, terutama di kalangan kreatif. Ada perdebatan publik yang penting mengenai manfaat dan kelemahan dari teknologi pengubah permainan ini yang ingin saya kontribusikan," ungkapnya.
"Saya senang melihat eksperimen ini membenarkan hipotesis saya: tidak ada yang lebih fantastis dan kreatif selain Ibu Pertiwi sendiri," demikian kemudian diakui Astray.
Baca Juga: Ransel Archer ErgoAir BP3800 dari ASUS ROG, Tas Laptop 40 Liter Bisa Kantongi Laptop 18 Inci
Kontes fotografi berwarna tahun 1839 memiliki banyak kategori dan AI menjadi tidak biasa, karena merupakan satu-satunya yang tidak berbasis kamera. Sisanya adalah subgenre fotografi yang lebih familiar seperti 'Arsitektur', 'Still Life', dan 'Film/Analog.'
Dalam email ke PetaPixel, penyelenggara kompetisi mengatakan bahwa meskipun mengapresiasi "pesan kuat" yang ingin disampaikan oleh Astray, karyanya telah didiskualifikasi karena mempertimbangkan artis lain.
"Kategori kontes kami ditentukan secara khusus untuk memastikan keadilan dan kejelasan bagi semua peserta," kata seorang juru bicara.
"Setiap kategori memiliki kriteria berbeda yang harus dipenuhi oleh gambar peserta. Pengajuannya tidak memenuhi persyaratan untuk kategori gambar yang dihasilkan AI. Kami memahami hal tersebut, namun kami tidak ingin menghalangi artis lain untuk meraih kemenangan di kategori AI.
"Kami berharap ini akan membawa kesadaran (dan pesan harapan) kepada fotografer lain yang khawatir terhadap AI," tulis jubir itu lagi.
Baca Juga: Kingston Hadirkan Memori DDR5, DDR5 CAMM2 dan Aplikasi AI, Terinspirasi dari Mobil Balap
Baca Juga: Harga Tiket dan Denah Konser Dua Lipa di Jakarta, Catat Tanggalnya
Sejak model teks-ke-gambar (text-to-image) berkembang pesat beberapa tahun lalu, yang menghasilkan gambar AI mengesankan yang belum pernah ada sebelumnya, beberapa kontes fotografi telah terjebak dalam pemberian penghargaan gambar AI untuk fotografi.
Mungkin yang paling terkenal adalah ketika Sony World Photography Awards memberi Boris Eldagsen hadiah dalam kategori Kreatif pada kompetisi Terbuka 2023.
Ya, berkebalikan dengan apa yang dialami oleh Miles Astray, setahun lalu Boris Eldagsen, seorang fotografer veteran yang berbasis di Berlin justru memenangkan penghargaan foto menggunakan karya AI miliknya.
Kronologinya, Boris Eldagsen menyusun sebuah tes: dia mengirimkan gambar yang dihasilkan ke hadiah fotografi terkemuka, termasuk Sony World Photography Awards (SWPA) 2023.
Lewat tes itu, ia akan mengungkapkan apakah panel juri dapat membedakan antara fotografi asli dan karya yang dihasilkan dari kerja AI.
Boris Eldagsen prihatin dengan proliferasi gambar yang dihasilkan AI, ungkapnya diketahui dari laman Art net.
Karya Eldagsen's dengan tajuk The Electrician (2022), gambar hantu yang ditata pada potret psikologis Robert Ballen bagian dari serial Pseudomnesia: Fake Memories, memenangkan kategori Kreatif SWPA terbuka. Hadiahnya berupa uang tunai $5.000, perlengkapan kamera Sony, dan perjalanan ke London untuk menghadiri upacara penghargaan.
Baca Juga: Peringati 55 Tahun Nissan Z, Muncul Nissan Z Heritage Edition Diproduksi dalam Jumlah Terbatas
Eldagsen ini dikenal telah bereksperimen dengan gambar AI selama lebih dari satu tahun.
Maka, ketika Eldagsen menerima email ucapan selamat pada Februari 2023, ia menanggapi dengan mengusulkan panel, untuk membahas masalah yang ditimbulkan oleh gambar yang dihasilkan AI dalam seni dan jurnalisme.
Boris Eldagsen secara terbuka terdaftar di antara para finalis pada 14 Maret 2023. Sebulan kemudian, sang fotografer menolak penghargaan tersebut.
"Saya melamar seperti halnya seekor monyet nakal," tulisnya dalam pernyataan di situs Eldagsen.
"Kami, dunia foto, membutuhkan diskusi terbuka. Sebuah diskusi tentang apa yang ingin kami anggap sebagai fotografi dan apa yang tidak," terangnya, sekaligus 'mengajak' Sony lebih baik turut serta dalam diskusi itu.
Sony tidak setuju dan terus menawarkan penghargaan tersebut, meskipun dia berkeras agar penghargaan itu diberikan kepada orang lain. Pertukaran serupa diikuti dengan penyelenggara Creo Arts.
Sebuah pernyataan dari Organisasi Fotografi Dunia (penyelenggara penghargaan Sony), mengatakan bahwa Eldagsen telah mengonfirmasi 'kreasi bersama' gambar menggunakan AI kepada mereka, sebelum dia diumumkan sebagai pemenang.
"Kategori kreatif dari kompetisi terbuka (yang Eldagsen juga termasuk di dalamnya), menyambut baik berbagai pendekatan eksperimental untuk pembuatan gambar dari sianotipe dan rayograf hingga praktik digital mutakhir," ungkap organisasi itu.