Kemampuan berpikir manusia, kemajuan sains, dan kecanggihan teknologi adalah perpaduan yang pas dalam menguak jutaan potensi yang dimiliki alam. Setidaknya kekaguman itu laik disematkan pada hasil penelitian, yang dipublikasikan dalam jurnal MDPI, Desember 2021.
Di dalam jurnal itu, beberapa peneliti dari Italia dan Belanda telah mengkaji bahwa lipid dari serangga Hermetia Illucens, dapat digunakan sebagai alternatif yang memungkinkan untuk minyak nabati. Kalau biasanya kosmetik dan produk perawatan kulit menggunakan macadamia, maka lipid belatung / maggot bisa menggantikannya.
Asam lemak dan turunannya, yang biasa digunakan sebagai komponen produk kosmetik adalah campuran trigliserida asam lemak jenuh dan tak jenuh, bersama-sama dengan ester sintetis, alkohol lemak, silikon, dan lain-lain.
Sabun asam lemak biasanya digunakan sebagai emolien untuk melembutkan kulit. Secara tidak langsung, mereka menghidrasi kulit dengan mengurangi kehilangan air transepidermal.
"Minyak dari larva BSF (black soldier fly) atau lalat tentara hitam digunakan dalam produk kosmetik karena sifat pengemulsinya, yang berkontribusi terhadap meningkatkan viskositas (kekentalan) formulasi produk," tulis laporan penelitian itu.
Baca Juga: Prihatin Masyarakat Abaikan Stress, Mahasiswa UGM Buat Stress Watch
Asam lemak tak jenuh mencegah hilangnya kelembaban, menyediakan integritas struktural yang rusak oleh agen eksternal, dan memiliki sifat anti-inflamasi.
Kabar baiknya, bukan hanya orang-orang Belanda dan Italia yang menyadari potensi maggot untuk bahan baku kosmetik. Melainkan juga para akademisi Program Studi Rekayasa Kosmetik Insitut Teknologi Sumatera (ITERA), Provinsi Lampung.
Para dosen institut setempat mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, melalui pendampingan peningkatan variasi produk dari peternak Maggot Hero Farm Lampung, berupa minyak larva (magot) BSF sebagai bahan baku kosmetik.
Selama ini, produk samping maggot atau larva dari jenis lalat BSF berupa minyak lebih dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Padahal berdasarkan beberapa penelitian internasional, minyak maggot ternyata bersifat antimicrobial dan emolien sehingga bisa dimanfaatkan untuk bahan baku industri kosmetik dan obat, sehingga peluang ini dimanfaatkan oleh para dosen Rekayasa Kosmetik ITERA.
Baca Juga: Masih Nyaman Bayar Pakai Uang Tunai Ketimbang QR/QRIS? Bisa Boros
Pelatihan yang diadakan beberapa waktu lalu tersebut dilakukan oleh tim dosen Prodi Rekayasa Kosmetik ITERA, yang terdiri dari Suryaneta, Kiki Yuli Handayani, Achmad Gus Fahmi, Iwan Syahjoko Saputra, Tikarahayu Putri, dan Indah Puspita Sari.
Achmad Gus Fahmi dan tim melatih peternak magot proses pembuatan minyak Larva BSF (magot), baik dengan cara kimia maupun dengan fisika. Kedua cara ini dilakukan pertama dengan mengeringkan terlebih dahulu dan membersihkan Larva BSF hidup dari pengotor yang menempel.
Selanjutnya larva dioven pada suhu 60°C selama 24 – 48 jam. Larva BSF yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung.
“Selanjutnya tepung larva BSF diekstraksi secara kimia ataupun fisika untuk mendapatkan minyaknya,” ujar Achmad, dalam laman ITERA.
Berikutnya, sejumlah tahap lainnya dilakukan dengan bahan pendukung dan teknik beragam, -termasuk menggunakan mesin press minyak- , hingga menghasilkan minyak magot.
Lemak dan minyak termasuk minyak magot, umumnya digunakan dalam kosmetik sebagai komponen utama dari krim untuk perawatan kulit. Trigliserida yang terkandung, biasanya bertindak sebagai emolien yang melembutkan kulit.
Sementara itu Suryaneta mengungkap, lemak dan minyak termasuk minyak magot umumnya digunakan dalam kosmetik sebagai komponen utama dari krim untuk perawatan kulit. Mirip dengan penelitian yang telah disampaikan dalam MDPI sebelumnya, Suryaneta menyebut trigliserida yang terkandung biasanya bertindak sebagai emolien yang melembutkan kulit.
Khusus lemak yang diekstraksi dari larva BSF, menurut Suryaneta akan dievaluasi dalam penggunaannya pada formulasi krim tangan. Sebagai bukti prinsip untuk menunjukkan potensi penggunaan BSF sebagai sumber bahan perawatan kesehatan dan kecantikan.
Wah, belatung yang menjijikan ternyata punya jutaan potensi jadi cuan! kalian bakal jadi tertarik budidaya maggot?