Indonesia belum lama ini telah mengesahkan APBN 2023, dengan anggaran senilai Rp3.041,7 triliun di dalamnya, ditekankan untuk meningkatkan produktivitas dan kompetensi sumber daya manusia yang berkualitas. Keduanya menjadi kunci keberhasilan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca Juga: Siapa Yang Daerahnya Masih Jaringan 3G? Bulan Ini, 19 Daerah Diupgrade Jadi 4G Oleh Telkomsel
Microsoft menyadari hal yang sama dan menyambut baik upaya pemerintah dalam menghadapi tantangan-tantangan yang mendesak. Sembari menjawab aspirasi jangka panjang negara menuju Indonesia yang sejahtera dan tangguh di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, melalui langkah-langkah prioritas komprehensif yang dituangkan dalam APBN ini. Khususnya dalam membekali talenta bangsa dengan pendidikan.
"Hal ini sejalan dengan komitmen kami, untuk memberdayakan setiap orang dan organisasi untuk mencapai lebih banyak di tengah ekonomi digital yang sedang berkembang," kata dia, dalam keterangan tertulis, Senin (17/10/2022).
Baca Juga: Berkenalan Dengan NVIDIA RTX 4090, Yang Kemunculannya Menggeser Kelebihan Generasi Sebelumnya
Permintaan akan pekerja terampil di industri teknologi atau pekerjaan yang berbasis teknologi seperti DevOps Engineer, JavaScript Developer, Back-End Developer, AI Specialist, dan Data Scientist begitu meningkat seiring berjalannya waktu.
Hal ini dibuktikan dengan bagaimana pekerjaan-pekerjaan ini menjadi bagian dari 10 profesi yang paling banyak dicari di Indonesia. Dan menurut laporan World Economic Forum 2020, sedikitnya 97 juta lapangan pekerjaan baru yang berbasis teknologi akan segera muncul.
Dalam upaya memenuhi permintaan ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika memprediksikan bahwa hingga 2035, Indonesia akan membutuhkan setidaknya 9 juta talenta digital. Talenta-talenta ini harus memiliki keterampilan yang melampaui ‘keterampilan digital dasar’, seperti mengoperasikan komputer, menggunakan alat produktivitas, dan mencari informasi secara online.
Talenta digital perlu mentransformasi diri dan memperoleh keterampilan digital tingkat lanjut, seperti pemrosesan dan visualisasi data. Serta pengembangan aplikasi untuk meningkatkan daya saing global.
Mewujudkan semangat kolaborasi serta sebagai mitra jangka panjang Indonesia, Microsoft dengan bangga ikut menyiapkan talenta digital masa depan Indonesia. Melalui kemitraan lintas sektor yang masif dengan lembaga pendidikan, pemerintah nasional, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan pelaku industri lainnya.
Kemitraan ini tidak terbatas pada penyediaan sertifikasi internasional dalam teknologi digital seperti AI, Azure, kemanan siber, pelatihan untuk dosen dan guru untuk meningkatkan kurikulum dan mengakomodasi materi dasar yang modern dan digital. Ataupun juga program upskilling keterampilan untuk mahasiswa dan karyawan, serta menyelenggarakan seminar untuk wanita-wanita hebat dan talenta digital lainnya.
"Ke depannya, kami akan terus memperkuat kolaborasi dan kemitraan kami dengan pemerintah. Untuk memastikan bahwa talenta lokal Indonesia dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan, untuk berkembang pada peran-peran yang dibutuhkan di masa depan," ungkapnya.
Microsoft Lanjutkan Kemitraan Program DTS. Apa Itu?
"Salah satu kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah adalah pada Program Digital Talent Scholarship (DTS). Dalam program ini, Microsoft berkesempatan turut menjadi mitra pelatih," lanjutnya.
Dharma menjelaskan, DTS merupakan program pelatihan pengembangan kompetensi yang diinisiasikan sejak 2018. Untuk menciptakan ekosistem seimbang, yang memaksimalkan peran pentahelix, -yaitu pemerintah, komunitas/masyarakat, institusi pendidikan tinggi, dunia usaha, dan media-, sebagai fasilitator, akselerator, dan pendukung ekonomi digital.
Platform belajar utama yang digunakan untuk DTS dan program-program partnership lainnya, Microsoft Learn, merupakan program yang terbuka untuk semua orang lengkap dengan peluang penggunaan yang terbuka lebar di masa depan.
Platform tersebut dapat diintegrasikan dengan website atau portal belajar dari suatu organisasi, yang membolehkan organisasi-organisasi ini menjalankan program pelatihan digital milik mereka sendiri, dengan dukungan materi yang disediakan Microsoft.
Ciptakan Inklusivitas Selaras Dengan Kualitas
Lebih lanjut Dharma menyatakan, Microsoft mengakui upaya pemerintah yang diarahkan untuk memperkuat inklusivitas dan keberlanjutan terkait dengan talenta digital ini.
"Sebagai individu yang bangga menjadi rakyat Indonesia, saya sangat menjunjung nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, saya sangat senang ketika mendengar Presiden Joko Widodo menegaskan kembali visinya mengenai tenaga kerja produktif masa depan yang inovatif dan kompetitif secara global, sambil tetap mempertahankan identitas budaya bangsa," tuturnya.
Microsoft ingin menawarkan bantuan penuh untuk pemerintah, dalam memperkuat inklusivitas dan mengoptimalkan keberagaman yang dimiliki Indonesia. Karena kualitas pendidikan bangsa tidak cukup guna mengadvokasi inklusivitas.
"Semuanya harus setara dan dibantu dengan jangkauan yang cepat dan akses yang terjangkau guna menghadapi hambatan-hambatan yang ada," lanjutnya.
Salah satu hambatan yang berusaha ditekan oleh Microsoft adalah disparitas gender. Melalui Code: Without Barriers, perempuan dari semua latar sosial ekonomi dapat menerima kesempatan yang sama untuk menunjukkan keterampilan mereka di sektor cloud, data dan AI, serta teknologi digital.
"Inisiatif lain yang kami kedepankan adalah Program Enabler. Sebuah inisiatif yang menyatukan organisasi nirlaba, mitra pemberi kerja, dan penyandang disabilitas di Asia Pasifik untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif," terangnya.
Dalam Program Enabler, setiap orang dapat menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya di lingkungan kerja. Pada Mei 2022, perusahaan memulai kemitraan dengan Komisi Nasional Disabilitas, untuk membawa program ini ke Indonesia, dan telah memberikan pelatihan keterampilan digital kepada sejumlah penyandang disabilitas sejak saat itu.
"Saat ini kami tengah mengadopsi panduan Neurodiversity Hiring dari Microsoft global, untuk dapat menghubungkan partisipan terampil dengan pemberi kerja yang tepat di Indonesia," imbuh Dharma.