Meta mengubah label mereka untuk menunjukkan foto yang dibuat dengan kecerdasan buatan (AI). Dari yang sebelumnya bertuliskan 'Made with AI' (Dibuat dengan AI), kini menjadi 'AI Info',
Sebelum ini, Meta mulai memberi label 'Made with AI' pada foto AI pada Mei 2024. Langkah tersebut kemudian diikuti oleh OpenAI.
Sayangnya, para fotografer mengeluh bahwa, ternyata Meta juga menerapkan label pada foto asli, meskipun mereka menggunakan beberapa alat penyuntingan dasar.
Baca Juga: Mibro Luncurkan Lite3 Pro Smartwatch, 'Asisten' Ciptakan Work-Life Balance
Karena masukan pengguna dan kebingungan umum seputar tingkat AI yang digunakan dalam sebuah foto, Meta mengubah tag menjadi 'AI Info' di semua aplikasi Meta.
Meta mengatakan, versi tag sebelumnya tidak cukup jelas bagi pengguna untuk menunjukkan bahwa gambar dengan tag tersebut belum tentu dibuat dengan AI, meskipun mungkin dibuat menggunakan alat bertenaga AI dalam proses penyuntingan.
"Seperti yang lain di industri ini, kami menemukan bahwa label yang kami buat berdasarkan indikator ini tidak selalu sesuai dengan harapan orang dan tidak selalu memberikan konteks yang cukup. Misalnya, beberapa konten yang menyertakan modifikasi kecil menggunakan AI, seperti alat retouching, menyertakan indikator standar industri yang kemudian diberi label 'Dibuat dengan AI'," kata perusahaan itu, mengutip blog yang diperbarui dari artikel 5 April 2024, Selasa (2/7/2024).
Dalam keterangan perusahaan, Meta menyatakan mereka masih menggunakan informasi dari standar metadata teknis, seperti C2PA dan IPTC yang mencakup informasi tentang penggunaan alat AI.
"Artinya, jika fotografer menggunakan alat seperti Adobe Generative AI Fill untuk menghapus objek, foto mereka mungkin masih akan ditandai dengan label baru. Namun, Meta berharap label baru ini akan membantu orang memahami bahwa gambar dengan tag tersebut tidak selalu sepenuhnya dibuat oleh AI," ungkap laporan TechCrunch.
Baca Juga: Google Wallet Bisa Jadi Pengganti Kartu Kunci Hotel
Wakil Presiden Kebijakan Konten di Meta, Monika Bickert, mengatakan bahwa perusahaan menemukan bahwa label mereka yang didasarkan pada indikator ini, tidak selalu selaras dengan harapan orang-orang, dan tidak selalu memberikan konteks yang cukup.
"Sementara, kami bekerja sama dengan perusahaan di seluruh industri untuk meningkatkan proses, sehingga pendekatan pelabelan kami lebih sesuai dengan maksud kami," kata dia, lewat pernyataan tertulis.
Baca Juga: Seiko Hadirkan 4 Warna King Seiko Edisi Terbatas, Klasik Tetap Cantik
Baca Juga: Vivo Y28s 5G, Hadir Dua Warna dengan Ketebalan Body Berbeda
Monica menambahkan, pihaknya sepakat bahwa menyediakan transparansi dan konteks tambahan menjadi cara yang lebih baik untuk menangani konten AI ini.
Label akan mencakup berbagai konten yang lebih luas, selain konten yang dimanipulasi, yang direkomendasikan oleh Dewan Pengawas AI untuk diberi label.
Menurut Monica, Meta juga akan tetap menambahkan label yang lebih menonjol, ketika mereka menemukan dan menentukan sebuah gambar, video, atau audio yang dibuat atau diubah secara digital menimbulkan risiko yang sangat tinggi untuk menipu publik secara material; mengenai suatu hal yang penting.
"Sehingga orang-orang memiliki lebih banyak informasi dan konteks [dari label tersebut]," tandasnya.
Hanya saja, tag baru ini tetap tidak akan menyelesaikan masalah yang muncul karena adanya 'foto yang sepenuhnya dihasilkan AI tapi tidak terdeteksi.' Dan tag ini tidak akan memberi tahu pengguna tentang seberapa banyak penyuntingan bertenaga AI yang telah dilakukan pada suatu gambar.