Di YouTube Ada Konten yang Meniru Suara dan Wajahmu? Kamu Bisa Minta Dihapus

Uli Febriarni
Selasa 02 Juli 2024, 15:28 WIB
YouTube memungkinkan pengguna meminta penghapusan konten buatan AI yang meniru wajah atau suara mereka (Sumber: Google Play Store)

YouTube memungkinkan pengguna meminta penghapusan konten buatan AI yang meniru wajah atau suara mereka (Sumber: Google Play Store)

Di masa kecerdasan buatan (AI) dan deepfake menyebar begitu luas seperti sekarang, bukan hal mengagetkan lagi jika tiba-tiba kamu menemukan konten digital yang meniru suara atau wajahmu, ada di platform tertentu. Karena tentu saja jauh lebih memusingkan urusan penanganannya.

Meski demikian, jika konten AI yang meniru wajah atau suaramu di YouTube, maka kamu tidak perlu panik.

YouTube telah memiliki kebijakan, yang memungkinkan kita meminta penghapusan konten buatan AI yang meniru wajah atau suara kita.

Berdasarkan laporan TechCrunch, YouTube mulai meluncurkan regulasi penting ini sejak Juni 2024. Memungkinkan orang-orang untuk meminta penghapusan konten yang dihasilkan AI atau konten sintetis lainnya, yang meniru wajah atau suara mereka.

"Perubahan tersebut memungkinkan orang untuk meminta penghapusan jenis konten AI ini berdasarkan proses permintaan privasi YouTube," ungkap laman itu, seperti diakses Selasa (2/7/2024).

Tulisan yang sama melanjutkan, ini merupakan perluasan dari pendekatan yang diumumkan YouTube sebelumnya terhadap agenda AI yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Ducati DesertX Discovery: Perpaduan Warna Baru Thrilling Black dan Ducati Red

Baca Juga: VinFast Resmi Luncurkan VF 5 di Indonesia, Begini Harga dan Speknya

Alih-alih meminta konten dihapus karena dianggap menyesatkan, seperti deepfake, YouTube ingin pihak yang terpengaruh meminta penghapusan konten secara langsung sebagai pelanggaran privasi.

Menurut dokumentasi Bantuan YouTube yang baru-baru ini diperbarui tentang topik tersebut, YouTube memerlukan klaim pihak pertama di luar beberapa pengecualian. Seperti ketika individu yang terpengaruh masih di bawah umur, tidak memiliki akses ke komputer, telah meninggal, atau pengecualian lainnya.

"Namun, sekadar mengajukan permintaan penghapusan tidak serta-merta berarti konten akan dihapus. YouTube memperingatkan bahwa mereka akan membuat penilaian sendiri tentang keluhan tersebut berdasarkan berbagai faktor," ungkap YouTube.

Misalnya, perusahaan dapat mempertimbangkan apakah konten tersebut diungkapkan sebagai konten sintetis atau dibuat dengan AI, apakah konten tersebut mengidentifikasi seseorang secara unik, dan apakah konten tersebut dapat dianggap sebagai parodi, satir, atau hal lain yang bernilai dan sesuai dengan kepentingan publik.

Baca Juga: Diminta Menggambar 'Presiden Amerika Serikat', Midjourney Munculkan Wajah Donald Trump

YouTube juga mencatat, perusahaan dapat mempertimbangkan apakah konten AI menampilkan tokoh masyarakat atau individu terkenal lainnya, dan apakah konten tersebut menunjukkan mereka terlibat dalam 'perilaku sensitif'; seperti aktivitas kriminal, kekerasan, atau mendukung suatu produk atau kandidat politik.

Poin terakhir khususnya menjadi perhatian di tahun pemilihan, di mana dukungan yang dihasilkan AI berpotensi dapat memengaruhi suara.

"YouTube mengatakan akan memberikan waktu 48 jam kepada pengunggah konten untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut. Jika konten dihapus sebelum waktu tersebut berlalu, pengaduan akan ditutup," kata tulisan itu.

"Jika tidak, YouTube akan memulai peninjauan. Perusahaan tersebut juga memperingatkan pengguna bahwa penghapusan berarti menghapus video sepenuhnya dari situs dan, jika berlaku, menghapus nama dan informasi pribadi individu dari judul, deskripsi, dan tag video," ungkap deskripsi bantuan itu lebih lanjut.

Baca Juga: Meta Mengganti Keterangan 'Made with AI' Menjadi 'AI Info'

Pengguna juga dapat mengaburkan wajah orang-orang dalam video mereka, tetapi mereka tidak dapat begitu saja menjadikan video tersebut pribadi untuk mematuhi permintaan penghapusan. Karena video tersebut dapat dikembalikan ke status publik kapan saja.

Perusahaan tidak mengiklankan perubahan kebijakan tersebut secara luas, meskipun pada Maret 2024, perusahaan tersebut memperkenalkan alat di Creator Studio.

Sekadar pengingat, Creator Studio memungkinkan kreator untuk mengungkapkan kapan konten yang tampak realistis dibuat dengan media yang diubah atau sintetis, termasuk AI generatif.

Baca Juga: Google Wallet Bisa Jadi Pengganti Kartu Kunci Hotel

YouTube baru-baru ini juga memulai pengujian fitur yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan catatan crowdsourced, yang memberikan konteks tambahan pada video, seperti apakah video tersebut dimaksudkan sebagai parodi atau menyesatkan.

YouTube menegaskan bahwa mereka tidak menentang penggunaan AI, karena mereka pun telah bereksperimen dengan AI generatif. Termasuk dengan ringkasan komentar dan alat percakapan untuk mengajukan pertanyaan tentang video atau mendapatkan rekomendasi.

Namun, perusahaan tersebut sebelumnya telah memeringatkan, sekadar memberi label konten AI seperti itu tidak serta-merta melindunginya dari penghapusan, karena konten tersebut tetap harus mematuhi Pedoman Komunitas YouTube.

Dalam kasus keluhan privasi atas materi AI, YouTube tidak akan serta merta memberikan sanksi kepada pembuat konten asli.

Seorang perwakilan perusahaan bulan lalu berbagi di situs Komunitas YouTube, ia menjelaskan hal berikut:

"Bagi kreator, jika Anda menerima pemberitahuan tentang keluhan privasi, perlu diingat bahwa pelanggaran privasi terpisah dari teguran Pedoman Komunitas dan menerima keluhan privasi tidak akan secara otomatis mengakibatkan teguran," unggahnya di kanal yang menjadi tempat perusahaan memberi tahu kreator secara langsung, tentang kebijakan dan fitur baru.

Dengan kata lain: Pedoman Privasi YouTube berbeda dari Pedoman Komunitas, dan beberapa konten dapat dihapus dari YouTube sebagai hasil dari permintaan privasi, meskipun tidak melanggar Pedoman Komunitas.

"Meskipun perusahaan tidak akan menerapkan hukuman, seperti pembatasan unggahan, saat video kreator dihapus setelah adanya keluhan privasi, YouTube memberi tahu kami bahwa mereka dapat mengambil tindakan terhadap akun yang melakukan pelanggaran berulang," demikian penutup laporan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno08 April 2025, 12:41 WIB

Acer Rilis 2 Monitor Gaming QD-OLED Baru: Predator X32 X2 dan X27U X1

Kedua monitor ini menghadirkan visual gaming yang tajam dengan resolusi hingga 4K dan waktu respons 0,03 milidetik.
Acer Predator X32 X2. (Sumber: Acer)
Techno07 April 2025, 19:48 WIB

Meta Perkenalkan Llama 4 dengan 2 Model AI Anyar yang Tersedia Sekarang

Meta mengklaim model barunya lebih unggul dibandingkan model dari OpenAI dan Google dalam ‘berbagai macam’ tolok ukur.
Meta Llama 4 terbaru.
Techno07 April 2025, 19:24 WIB

Youtube Shorts Menambahkan Alat Kreasi Baru dan Mengubah Cara Penghitungan Penayangan

Dua fitur baru ini sekarang sudah resmi hadir di Shorts.
Youtube Shorts.
Techno07 April 2025, 19:09 WIB

Samsung Bespoke AI Laundry Vented Combo: Mesin Cuci Sekaligus Pengering Listrik

Perangkat ini dapat mencuci dan mengeringkan satu muatan penuh hanya dalam 68 menit.
Samsung Bespoke AI Laundry Vented Combo. (Sumber: samsung)
Techno07 April 2025, 17:47 WIB

Donald Trump Tunda Kembali Pelarangan TikTok, Beri Batas Waktu Selama 75 Hari Lagi

Trump perpanjang batas waktu pelarangan TikTok selama 75 hari.
Ilustrasi TikTok. (Sumber: Unsplash)
Techno07 April 2025, 16:47 WIB

Nikon Z5II: Kamera Full-frame Termurah dengan Video RAW Internal

Kamera mirrorless ini meningkatkan autofokus dan kecepatan pemotretan.
Nikon Z5II. (Sumber: Nikon)
Techno07 April 2025, 16:04 WIB

Spek Lengkap POCO F7 Ultra dan F7 Pro, Kekuatan Ekstrem dan Performa Andal

Kedua handset ini juga cocok untuk bermain gim kelas atas.
POCO F7 Series. (Sumber: POCO)
Techno07 April 2025, 15:26 WIB

Garmin Luncurkan Vivoactive 6, Begini Harga dan Spesifikasinya

Kenali tubuh lebih baik dengan fitur kebugaran, kesehatan, dan fitur pintar yang populer- semuanya dalam tampilan yang cerah dan penuh warna.
Garmin Vivoactive 6. (Sumber: Garmin)
Travel07 April 2025, 14:52 WIB

Jurassic World: The Experience Hadir di Cloud Forest Singapura, Buka Mulai 29 Mei 2025

Pengunjung dapat belajar tentang dinosaurus hingga tanaman purba.
Jurassic World: The Experience. (Sumber: istimewa)
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)