Pasar Kripto Lesu di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, Masih Ada Potensi Pemulihan?

Rahmat Jiwandono
Rabu 07 Agustus 2024, 17:47 WIB
Penurunan hash rate kripto yang terbilang signifikan pada 2020-2024. (Sumber: ycharts)

Penurunan hash rate kripto yang terbilang signifikan pada 2020-2024. (Sumber: ycharts)

Techverse.asia - Pasar kripto dalam satu pekan terakhir sedang mengalami penurunan harga yang relatif signifikan. Hal ini diduga akibat dari sejumlah faktor. Diantaranya seperti kekhawatiran akan resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS) pascarilis data sektor ketenagakerjaan pada pekan lalu.

Kedua, potensi tekanan 17 ribu lebih kreditur Mt. Gox yang telah menerima pengambilan aset kriptonya, kebijakan bank sentral Jepang guna menaikkan suku bunga dan mengurangi pembelian surat utang, dan masih relatif minimnya pertumbuhan adopsi kripto lebih lanjut dari produk-produk yang terdapat di ekosistem terdesentralisasi.

Baca Juga: Spek Lengkap Realme 13 yang Resmi Meluncur Hari Ini di Indonesia

Dilansir CoinMarketCap pada Senin (5/8/2024), Bitcoin merosot lebih dari 15 persen dan menyentuh level US$49.700 dari level US$59.500. Ethereum pun ikut terkoreksi dalam ke level US$2.200 dari US$2.760. Pada Selasa (7/8/2024) kemarin, recovery mulai tampak dengan Bitcoin kembali ke level US$55.800 dan Ethereum US$2.500.

Analis Kripto Reku Fahmi Almutaqqin mengatakan, laju penurunan harga Bitcoin di bawah US$60 ribu ini tergolong cepat. Pasalnya, dalam kurun waktu sekitar 24 jam, Bitcoin telah turun lebih dari 15 persen dengan level terendah US$49.000 yang terjadi dua hari yang lalu.

"Penurunan pada tingkat tersebut untuk Bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bukanlah suatu yang kerap terjadi, sehingga menarik untuk dicermati dan dianalisis lebih lanjut," ujarnya, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga: Greget Gunakan AI untuk Dukung Pelayanan, Indosat Ooredoo Hutchison Resmikan Digital Intelligence Operations Center

Indeks Fear & Greed yang mengukur sentimen pasar berdasarkan volatilitas, market momentum, serta sosial media, menunjukkan area extreme fear di angka 17 yang terakhir kali terjadi pada Juli 2022. Situasi extreme fear adalah sebuah indikator salah satu waktu terbaik guna melakukan pembelian aset kripto di pasar.

"Investor bisa mengoptimalkan kondisi ini untuk membeli Bitcoin di harga yang relatif rendah dari beberapa bulan sebelum penurunan drastis terjadi," katanya.

Investor Bitcoin dari pasar modal AS juga tak tampak mengambil reaksi besar atas koreksi yang terjadi. Hal itu bisa dilihat dari angka netflow ETF Bitcoin dan Ethereum Spot yang enggak tampak terlihat mengambil reaksi besar atas koreksi yang terjadi.

"Hal ini bisa dilihat dari angka netflow ETF Bitcoin dan Ethereum Spot yang tidak terlihat mengalami penarikan dana pada level yang tidak biasa. ETF Ethereum Spot bahkan membukukan netflow yang positif senilai US$4,8 juta pada perdagangan 4 Agustus 2024," katanya.

Baca Juga: Ethereum ETF Resmi Diluncurkan di Amerika Serikat, Bakal Berpengaruh pada Kripto?

Sedangkan optimisime penambang Bitcoin juga masih tergolong relatif tinggi di mana hanya terjadi sedikit penurunan hash rate yang adalah fluktuasi normal dan tidak mensinyalir adanya aksi pemberhentian operasi penambangan oleh para miner.

"Hal itu berbeda dengan penurunan hash rate yang cukup signifikan pada 23 Juni 2024 yang kemudian diikuti oleh penurunan harga lanjutan Bitcoin di level US$64.000 ke US$59.000 pada 25 Juni dan US$54.000 pada 5 Juli. Dengan optimisme tersebut, membaiknya performa Bitcoin masih terbuka," imbuh dia.

Dengan tren bullish yang terlihat mampu bertahan terlepas dari tekanan jual yang ada di pasar, periode Agustus-September mungkin akan terjadi periode akumulasi sebagian investor guna bersiap menghadapi rally utama pada fase bullish kripto yang berpotensi terjadi pascaperubahan arah kebijakan suku bunga The Fed.

"Tapi perlu dicatat bahwa jika suku bunga diturunkan ketika AS masih belum cukup berhasil ditekan, ada kemungkinan kembali ditahannya suku bunga khususnya apabila inflasi kembali naik. Terjadinya hal ini mungkin bakal menghambat rally yang akan berlangsung," ujarnya.

Baca Juga: Bitcoin Sempat Dekati Rp1 Miliar, Simak Potensi Kedepannya

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup19 September 2024, 16:57 WIB

Startup Nessa Kottama Ramaikan Try Everything 2024: Perkenalkan Inovasi Kopi dan Rempah

Ini adalah perusahaan rintisan yang dibina oleh Unnes.
Startup Nestra Kottama Indonesia ikut berpartisipasi di Try Everything 2024 Korea Selatan. (Sumber: istimewa)
Startup19 September 2024, 16:35 WIB

Youtube x Shopee: Hadirkan Program Afiliasi Youtube Shopping di Indonesia

Program ini memberikan kesempatan bagi kreator untuk mendapatkan komisi dengan merekomendasikan produk.
Program afiliasi Youtube Shopping kini resmi hadir di Indonesia. (Sumber: Google)
Startup19 September 2024, 15:41 WIB

Cerita Master Bagasi Ikut Berperan dalam Gastrodiplomasi

Startup ini membantu diaspora di luar negeri mendapatkan barang asli Indonesia yang tak ada di negara lain.
Master Bagasi.
Startup19 September 2024, 15:23 WIB

Pasar Berdaya Digital Hadir di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Mendigitalisasi Pelaku Usaha

Program ini adalah insiatif dari Tokopedia dan ShopTokopedia.
Pasar Berdaya Digital hadir pasar tradisional Beringharjo, Kota Jogja. (Sumber: istimewa)
Techno19 September 2024, 12:56 WIB

Sony WF-C510 Sudah Dijual di Indonesia, Harganya Hampir Sejutaan

TWS ini memiliki empat pilihan warna yang menarik.
Sony WF-C510. (Sumber: Sony)
Techno19 September 2024, 12:44 WIB

Soundcore Select 4 Go: Speaker Nirkabel dengan Masa Pakai Baterai hingga 20 Jam

Speaker portabel ini harganya relaitf terjangkau dan ukurannya kecil.
Anker Soundcore Select 4 Go. (Sumber: anker)
Techno19 September 2024, 11:57 WIB

Bose Smart Soundbar Resmi Rilis, Kini Disertai AI Dialogue Mode

Bose Smart Soundbar memperkenalkan teknologi suara surround personal Bose yang baru.
Bose Smart Soundbar. (Sumber: Bose)
Techno19 September 2024, 11:35 WIB

Bose Meluncurkan Earbud QuietComfort Baru, Cek Spek dan Harganya

Audio ikonik dan peredam bising legendaris dalam desain earbud sehari-hari yang baru.
Bose memperkenalkan earbud baru QuietComfort. (Sumber: Bose)
Lifestyle18 September 2024, 18:52 WIB

Pikachu's Indonesia Journey Kembali Lagi, Petualangan Dimulai 21 & 22 September 2024

Acara ini akan menghadirkan berbagai kegiatan
Pikachu's Indonesia Journey, akan diadakan 21 dan 22 September 2024, di Community Park Pantai Indah Kapuk 2 & PIK Avenue. (Sumber: The Pokemon Company)
Automotive18 September 2024, 18:38 WIB

Suzuki New Carry Dibanderol Hampir Rp170 Jutaan, Merajai Segmen Kendaraan Pikap

New Carry sering disebut sebagai rajanya pikap.
Suzuki New Carry. (Sumber: Suzuki)