Berita Reuters hari ini, Kamis (15/8/2024), mengungkap perihal batalnya kerja sama antara investor teknologi Jepang SoftBank dengan Intel, dalam hal rencana memproduksi chip kecerdasan buatan (AI) untuk bersaing dengan NVIDIA.
Mengutip laporan Financial Times, yang merangkum keterangan orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, kemitraan keduanya tidak terwujud karena Intel kesulitan memenuhi persyaratan SoftBank.
"SoftBank menyalahkan Intel atas gagalnya perundingan tersebut, dengan mengklaim Intel tidak mampu memenuhi tuntutannya akan volume dan kecepatan," tulis laporan itu.
Laporan itu juga memuat kabar perihal SoftBank sekarang fokus pada perundingan dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.
Pembicaraan tersebut gagal sebelum Intel membuat rencana pemotongan biaya drastis, yang mencakup ribuan PHK pada awal Agustus, tambah laporan yang sama.
Intel dan SoftBank tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
Baca Juga: Bantu Penderita ALS, Honor Kembangkan Antarmuka Perangkat dengan Eye Tracking
Diketahui, saat ini CEO Intel sedang menyasar NVIDIA di tengah perebutan dominasi chip AI di pasaran.
Kepala Eksekutif Intel Corp., Pat Gelsinger, pernah naik panggung di pameran Computex di Taiwan untuk berbicara tentang produk-produk baru, yang ia harapkan akan membantu membalikkan arus kerugian saham terhadap para pesaingnya, termasuk pemimpin AI NVIDIA Corp.
Intel memamerkan prosesor pusat data Xeon 6 barunya dengan inti yang lebih efisien, yang akan memungkinkan operator untuk memangkas ruang yang dibutuhkan untuk tugas tertentu; hingga sepertiga dari perangkat keras generasi sebelumnya.
Seperti para pesaingnya, dari Advanced Micro Devices Inc. hingga Qualcomm Inc., Intel menggembar-gemborkan tolok ukur yang menunjukkan silikon barunya secara signifikan lebih baik daripada opsi yang sudah ada.
Intel juga mengungkapkan bahwa harga akselerator AI Gaudi 2 dan Gaudi 3 lebih rendah daripada chip pesaing.
"Pelanggan mencari solusi pelatihan dan inferensi AI generasi berkinerja tinggi dan hemat biaya. Dan mereka mulai beralih ke alternatif seperti Gaudi. Mereka menginginkan pilihan. Mereka menginginkan solusi perangkat lunak dan perangkat keras terbuka serta solusi waktu pemasaran dengan TCO [total biaya kepemilikan] yang jauh lebih rendah," kata Gelsinger meyakinkan.
Chip Lunar Lake, chip yang diperkenalkan pada awal Juni 2024, disebut Intel menawarkan kinerja AI hingga 48 TOP (tera operasi per detik), kelebihan itu berkat unit pemrosesan saraf (NPU) yang diperbarui. Intel secara khusus merancang chip ini untuk PC AI, dan diharapkan dapat bersaing dengan chip NVIDIA dan AMD.
Sementara itu, CEO AMD dan Qualcomm, dalam keynote Computex sebelumnya, menggunakan prosesor laptop dan desktop Intel untuk menunjukkan seberapa jauh mereka unggul dalam aspek teknologi tertentu. Demikian diakses dari Bloomberg.
Baca Juga: Sepeda Listrik Premium Long-Range Bodywel A26, Mobilitas Unggul Berbasis 7 Percepatan Shimano
Baca Juga: Realme 320W Supersonic Charge: Isi Daya Ponsel Sampai Penuh Cuma 4 Menit!
Sementara itu, H100 telah menjadi sangat dicari dan sangat mahal, popularitasnya menjadikan NVIDIA sebagai perusahaan bernilai triliun dolar untuk pertama kalinya.
Hal ini juga mendorong Microsoft, Meta, OpenAI, Amazon, dan Google untuk mulai mengerjakan prosesor AI mereka sendiri.
Permintaan untuk layanan AI generatif terus tumbuh, jelas bahwa chip akan menjadi medan pertempuran besar berikutnya untuk supremasi AI.
Melonjaknya permintaan pasar dunia atas chip cerdas, selanjutnya membawa NVDIA, AMD, Intel, Huawei -dan sejumlah perusahaan lain di China- mulai berlomba merilis chip AI yang lebih baru, lebih efisien, dan lebih bertenaga.
Peraturan pemerintah, seperti China dan Amerika Serikat, bahkan sampai ikut andil dalam mewarnai pertarungan teknologi chip AI ini.