Techverse.asia - Bryan Thoensen telah keluar dari TikTok untuk bergabung dengan Spotify sebagai direktur senior, kepala kemitraan konten, dan komunitas untuk tim podcast pembuat pembicaraan streamer. Dalam peran barunya di Spotify, Thoensen akan memimpin tim Talk Creator Content and Partnerships.
Di jabatan barunya itu, dia akan mengawasi strategi dan akuisisi konten, pengembangan bisnis, manajemen mitra, dan pengembangan komunitas kreator. Dia juga ditugaskan untuk mendorong strategi podcast eksklusif Spotify melalui inisiatif dan kemitraan strategis.
Baru-baru ini, Thoensen adalah kepala kemitraan konten di aplikasi video pendek TikTok, di mana ia memimpin hubungan TikTok dengan tokoh masyarakat global terkemuka dan bekerja dengan merek media seperti NFL, NBA, Condé Nast, dan NBC. Di TikTok, ia juga berdedikasi untuk membangun dan mendukung komunitas kreator yang beragam. Pria yang tinggal di Los Angeles (LA) Amerika Serikat, Thoensen akan melapor kepada Max Cutler, Wakil Presiden Konten Pembuat Talk Spotify, yang sebelumnya adalah kepala inisiatif konten baru dan direktur pelaksana di studio Parcast-nya.
“Pengetahuan Bryan tentang lanskap pembuat konten akan sangat penting saat kami membangun strategi platform kami dengan tujuan menjadi platform sejati di luar distribusi, dan memperkuat misi kami untuk membangun kepercayaan dengan pembuat konten,” tulis Cutler dalam memo internal yang mengumumkan perekrutan Thoensen.
Baca Juga: Spotify PHK Sedikitnya 38 Karyawan Podcast hingga Batalkan 11 Original Show, Ada Apa?
Sebelum bergabung dengan TikTok pada Juli 2019 lalu, Thoensen memegang posisi senior dalam konten dan kemitraan di WME, Hulu, dan Fullscreen. Selain itu, di awal bulan ini, Spotify juga mengumumkan dua direktur pelaksana baru untuk studio podcast Gimlet dan Parcast: veteran NPR Nicole Beemsterboer akan memimpin Gimlet dan Liliana Kim, mantan manajer umum APM Studios, akan mengepalai Parcast.
Penunjukan itu datang ketika Spotify membatalkan 11 podcast asli dari Gimlet dan Parcast, yang mengakibatkan setidaknya 38 staf kehilangan pekerjaan, menurut serikat pekerja yang mewakili karyawan Gimlet dan Parcast.
Pemecatan
Spotify memberhentikan setidaknya 38 karyawan di studio Gimlet dan Parcast. Pasalnya, karena perusahaan membatalkan 11 original show, demikian menurut keterangan dari para serikat pekerja yang mewakili karyawan divisi. Dalam pernyataan bersama pada Jumat (7/10/2022), kedua serikat pekerja menyatakan bahwa jumlah orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 30% dari anggota mereka. Jumlah tersebut, kata serikat pekerja, bukan jumlah pemotongan karyawan yang kecil.
“Ini bukan pemotongan kecil, ini adalah restrukturisasi besar-besaran,” kata serikat pekerja Gimlet dan Parcast.
Beberapa karyawan Spotify yang terkena PHK hanya diberi waktu satu jam untuk menutup pekerjaan mereka, masih menurut serikat pekerja. Pernyataan itu tidak menuduh bahwa perusahaan Spotify telah melanggar ketentuan perjanjiannya dengan serikat pekerja.
“Kemarin, Spotify memilih untuk menciptakan kekacauan daripada memperlakukan karyawan dengan martabat dan rasa hormat yang pantas mereka dapatkan,” kata serikat pekerja Gimlet dan Parcast, yang keduanya berafiliasi dengan Writers Guild of America East.
Serikat pekerja beranggapan bahwa Spotify melakukan PHK dengan cara yang kurang pantas. Sehingga Spotify dinilai tidak peduli kepada audiens serta karyawan mereka.
Baca Juga: Wattpad Akan Luncurkan Podcast di Spotify Asia Tenggara: Gandeng Penulis Asal Indonesia
“Fakta bahwa Spotify memilih untuk melakukan PHK ini dengan cara seperti ini (artinya) menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap karyawan dan audiens mereka,” ungkapnya.
Mencuatnya kabar pengurangan jumlah karyawan tersebut, pihal Spotify menolak berkomentar tentang pembatalan 11 original show dan PHK.Pada 6 Oktober 2022 waktu setempat, Spotify memberi tahu tim yang mengerjakan 11 pertunjukan itu bahwa program tersebut dihentikan. Sekitar 5 persen dari total jumlah karyawan podcast Spotify ikut terdampak, dengan anggota staf diberhentikan atau dipindahkan, menurut sumber perusahaan.
Menurut serikat pekerja Gimlet dan Parcast, para staf diberi tahu bahwa acara mereka dihentikan karena jumlah pendengarnya yang dinilai rendah dan tidak memenuhi target. Namun demikian, serikat pekerja menampik hal itu dan menyebut rendahnya jumlah pendengar juga disebabkan oleh pemimpin Spotify yang memberhentikan mereka.
“Keputusan yang dibuat oleh kepemimpinan Spotify secara langsung berkontribusi pada angka yang rendah ini,” ujarnya.