Pemerintah Prancis Menyebut Ada 12 Tuduhan yang Menyebabkan Pavel Durov Ditahan

Uli Febriarni
Rabu 28 Agustus 2024, 13:53 WIB
Pihak berwenang Prancis menyatakan total ada 12 tuduhan yang melatarbelakangi penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov (Sumber: Telegram)

Pihak berwenang Prancis menyatakan total ada 12 tuduhan yang melatarbelakangi penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov (Sumber: Telegram)

Pihak berwenang Prancis mengungkap alasan di balik penangkapan pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov.

Menurut laporan Engadget, penangkapan Durov dilakukan sebagai tanggapan atas serangkaian tuduhan, termasuk keterlibatan dalam 'mendistribusikan, menawarkan, atau menyediakan gambar-gambar pornografi anak di bawah umur, dalam sebuah kelompok terorganisasi.'

"Tuduhan tersebut berasal dari penyelidikan yudisial yang dibuka pada 8 Juli terhadap seorang individu yang tidak disebutkan namanya," ungkap tulisan di media itu, dikutip Rabu (28/8/2024).

Rilis yang ditulis oleh Jaksa Penuntut Republik Laure Beccuau merinci total 12 tuduhan harus ditanggung pundak Pavel Durov. Termasuk pencucian uang, perdagangan narkoba, penipuan, menjalankan platform daring yang memungkinkan transaksi ilegal, dan memiliki pornografi anak. Durov dapat ditahan hingga 28 Agustus.

Baca Juga: adidas dan Damian Lillard Hadirkan Produk Kolaborasi dengan Bape®

Penangkapan tersebut telah menimbulkan pertanyaan, tentang seberapa besar tanggung jawab para pemimpin atas apa yang terjadi di platform mereka.

Seperti yang tertulis dalam keterangan pendek di akun X milik Telegram, pada Minggu malam, berbunyi:

"Telegram mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital - moderasinya sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan.

CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa.

Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan [yang dilakukan oleh pengguna] platform tersebut.

Kami sedang menunggu penyelesaian segera dari situasi ini. Telegram bersama kalian semua," tulis perusahaan diiringi emoticon bergambar hati.

Kemudian, ada juga protes dari orang-orang seperti Elon Musk, pemilik X yang mengunggah tagar '#FreePavel' di X, dan whistleblower NSA yang sekarang warga negara Rusia Edward Snowden, menyebut penangkapan Durov bermotif politik.

CEO Telegram, Pavel Durov (sumber: Reuters via Al Jazeera)

Baca Juga: Samsung Food+ Telah Ditambahkan Teknologi Vision AI, Potret Makanan Bisa Langsung Jadi Food List

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menanggapi di X atas informasi yang mengatakan bahwa penangkapan Pavel Durov bermotif politik.

"Prancis sangat berkomitmen pada kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, pada inovasi, dan pada semangat kewirausahaan. Itu akan tetap demikian," kata Macron disampaikan pada 26 Agustus 2024.

"Di negara yang diatur oleh aturan hukum, kebebasan ditegakkan dalam kerangka hukum, baik di media sosial maupun dalam kehidupan nyata, untuk melindungi warga negara dan menghormati hak-hak fundamental mereka. Terserah kepada peradilan, dengan independensi penuh, untuk menegakkan hukum," lanjut dia.

Cuitan Emmanuel Macron dalam bahasa Prancis, perihal penangkapan Pavel Durov (sumber: X)

Baca Juga: Legenda Sepak Bola Ruud Gullit Tampil dalam Kampanye Pemasaran Skechers Benelux

Baca Juga: Indonesia Masih Panas! Ini Daftar Makanan dan Minuman yang Membantu Menjauhimu dari Dehidrasi

Sebelumnya, Pavel Durov ditangkap oleh polisi Prancis di bandara France’s Le Bourget, utara Paris, 24 Agustus 2024. Penangkapan dan penahanan Durov dilakukan setelah jet pribadinya mendarat di bandara.

Durov ditangkap berdasarkan surat perintah atas pelanggaran yang terkait dengan aplikasi pengiriman pesan populer tersebut.

Investigasi yang diakses lewat laporan BBC itu mengungkap kurangnya moderasi dalam aplikasi yang dikembangkan oleh Durov. Dan Durov dituduh gagal mengambil langkah-langkah untuk mengekang penggunaan Telegram secara kriminal.

"Aplikasi tersebut dituduh gagal bekerja sama dengan penegak hukum terkait perdagangan narkoba, konten seksual anak, dan penipuan," demikian juga berita sejumlah media.

Telegram sebelumnya membantah memiliki moderasi yang tidak memadai.

Telegram sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Ia meninggalkan Rusia pada 2014, setelah menolak mematuhi tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VKontakte miliknya, yang ia jual.

Aplikasi tersebut pernah dilarang di Rusia pada 2018, setelah sebelumnya mereka menolak untuk menyerahkan data pengguna. Larangan tersebut kemudian dicabut pada 2021.

Telegram yang didirikan pada 2013 itu, kini menduduki peringkat sebagai salah satu platform media sosial utama setelah Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, dan Wechat.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait
Techno

Pemerintah Irak Mencabut Blokir Telegram

Selasa 15 Agustus 2023, 13:44 WIB
Pemerintah Irak Mencabut Blokir Telegram
Berita Terkini
Startup19 September 2024, 16:57 WIB

Startup Nessa Kottama Ramaikan Try Everything 2024: Perkenalkan Inovasi Kopi dan Rempah

Ini adalah perusahaan rintisan yang dibina oleh Unnes.
Startup Nestra Kottama Indonesia ikut berpartisipasi di Try Everything 2024 Korea Selatan. (Sumber: istimewa)
Startup19 September 2024, 16:35 WIB

Youtube x Shopee: Hadirkan Program Afiliasi Youtube Shopping di Indonesia

Program ini memberikan kesempatan bagi kreator untuk mendapatkan komisi dengan merekomendasikan produk.
Program afiliasi Youtube Shopping kini resmi hadir di Indonesia. (Sumber: Google)
Startup19 September 2024, 15:41 WIB

Cerita Master Bagasi Ikut Berperan dalam Gastrodiplomasi

Startup ini membantu diaspora di luar negeri mendapatkan barang asli Indonesia yang tak ada di negara lain.
Master Bagasi.
Startup19 September 2024, 15:23 WIB

Pasar Berdaya Digital Hadir di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Mendigitalisasi Pelaku Usaha

Program ini adalah insiatif dari Tokopedia dan ShopTokopedia.
Pasar Berdaya Digital hadir pasar tradisional Beringharjo, Kota Jogja. (Sumber: istimewa)
Techno19 September 2024, 12:56 WIB

Sony WF-C510 Sudah Dijual di Indonesia, Harganya Hampir Sejutaan

TWS ini memiliki empat pilihan warna yang menarik.
Sony WF-C510. (Sumber: Sony)
Techno19 September 2024, 12:44 WIB

Soundcore Select 4 Go: Speaker Nirkabel dengan Masa Pakai Baterai hingga 20 Jam

Speaker portabel ini harganya relaitf terjangkau dan ukurannya kecil.
Anker Soundcore Select 4 Go. (Sumber: anker)
Techno19 September 2024, 11:57 WIB

Bose Smart Soundbar Resmi Rilis, Kini Disertai AI Dialogue Mode

Bose Smart Soundbar memperkenalkan teknologi suara surround personal Bose yang baru.
Bose Smart Soundbar. (Sumber: Bose)
Techno19 September 2024, 11:35 WIB

Bose Meluncurkan Earbud QuietComfort Baru, Cek Spek dan Harganya

Audio ikonik dan peredam bising legendaris dalam desain earbud sehari-hari yang baru.
Bose memperkenalkan earbud baru QuietComfort. (Sumber: Bose)
Lifestyle18 September 2024, 18:52 WIB

Pikachu's Indonesia Journey Kembali Lagi, Petualangan Dimulai 21 & 22 September 2024

Acara ini akan menghadirkan berbagai kegiatan
Pikachu's Indonesia Journey, akan diadakan 21 dan 22 September 2024, di Community Park Pantai Indah Kapuk 2 & PIK Avenue. (Sumber: The Pokemon Company)
Automotive18 September 2024, 18:38 WIB

Suzuki New Carry Dibanderol Hampir Rp170 Jutaan, Merajai Segmen Kendaraan Pikap

New Carry sering disebut sebagai rajanya pikap.
Suzuki New Carry. (Sumber: Suzuki)