Dokter ahli urologi dari Rumah Sakit I.G.N.G Ngoerah Bali dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta melakukan operasi urologi jarak jauh pertama di Asia Tenggara dengan menggunakan teknologi telerobotik (telerobotic surgery).
Operasi dengan menggunakan robot dari jauh yang kali pertama dilakukan antara RSCM dan RS I.G.N.G Ngoerah Bali ini adalah operasi kista ginjal.
Telerobotic surgery ini dipimpin oleh dokter spesialis urologi di Bali yakni Prof. dr. Ponco Birowo Sp.I(K-Andro) Phd, Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid Sp.U(K-Onk) FICRS Phd, sementara di Jakarta dipimpin oleh Prof. dr. Chaidir A. Mochtar Sp.U(K-Onk) PhD dan Prof. Dr. dr. I Gede Wirya Kusuma Duarsa M.Kes MARS, Sp.U(K-Ped).
Operasi ini dipisahkan jarak 1.200 kilometer antara Bali dan Jakarta, dengan dukungan pemanfaatan teknologi jaringan nirkabel, yang memungkinkan dokter bedah melakukan operasi pada pasien secara jarak jauh dan real time.
Baca Juga: DJI Neo: Drone yang Akan Rilis 5 September, Pas untuk Nge-vlog
Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto Sp.B FINACS M.Kes, mengungkap telesurgery ini jadi yang istimewa karena di Asia Tenggara, karena baru pertama dilakukan pada manusia yang telerobotik.
"Di Thailand dan Singapura pernah dilakukan tapi dengan manekin, ini untuk manusia pertama di Indonesia," kata Supriyanto, dalam acara konferensi pers live telerobotic surgery, melansir laporan Antara, Jumat (30/8/2024)..
Supriyanto mengatakan, dengan kerja sama ini sesuai dengan komitmen RSCM untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidupnya.
Lebih lanjut ia memaparkan, teknologi ini akan bisa memenuhi harapan Presiden untuk mengurangi 178 triliun devisa Indonesia yang hilang karena pengobatan ke luar negeri.
Teknologi ini juga memungkinkan untuk mempercepat penyembuhan pasien, dan berharap prosedur operasi telerobotik ini bisa segera diaplikasikan untuk pemerataan tingkat kesehatan di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Sociolla Gelar Beauty Idea Lab: Kompetisi Startup Industri Kecantikan
Baca Juga: CEO Telegram Pavel Durov Telah Didakwa dan Dibebaskan dari Tahanan Polisi
Direktur Utama RS I.G.N.G Ngoerah, dr. I Wayan Sudana M.Kes, menambahkan bahwa teknologi telerobotik yang dilakukan bersama RSCM Jakarta ini membantu RS Ngoerah yang memiliki keterbatasan SDM dan hambatan masalah geografis. Diketahui, rumah sakit mereka termasuk mengampu wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
"Hari ini tentunya semua kendala itu akan terjawab, ada solusinya melalui kegiatan telerobotic surgery. Tentunya kami akan terus mengembangkan dan salah satu bukti konkret yang nyata dengan kerja sama dan kolaborasi kita bisa tunjukkan pada dunia,” kata I Wayan Sudana.
Kolaborasi ini akan mengatasi berbagai kendala, mulai dari akses pelayanan kesehatan hingga ahli urologi yang bisa dijangkau meski dari jarak ribuan kilometer.
Operasi telerobotik dilakukan tidak hanya untuk menangani kasus yang berkaitan dengan urologi, namun juga bedah digestif atau saluran cerna, bedah toraks maupun bedah onkologi.
Baca Juga: HUAWEI TruSense Akan Ditambahkan ke Perangkat Wearable Huawei, Mencakup Deteksi Kesehatan Mental
Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia Telkomsel, Indrawan Ditapradana, menjelaskan bahwa dalam operasi tersebut, Telkomsel menyediakan jaringan fiber optik 5G dengan teknologi broadband yang dapat menjangkau jarak hingga 1.200 kilometer.
Jaringan 5G tersebut menghubungkan Rumah Sakit Umum Pusat Prof. I.G.N.G Ngoreah di Bali dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam uji coba penggunaan teknologi telerobotik untuk operasi.
Telkomsel telah menyanggupi pemenuhan syarat latensi jaringan di bawah 150 milisecond untuk menjamin tidak ada keterlambatan koneksi selama pelaksanaan operasi.
"Alhamdulillah pagi ini antara 15 milisecond sampai 20 milisecond, alhamdulillah bisa kami laksanakan, ini merupakan suatu lompatan besar," kata Indrawan.
Guna menjaga konektivitas jaringan 5G, Telkomsel melakukan pengamanan dengan perlakuan khusus di rumah sakit yang memiliki alat telerobotik, agar latensi tidak lebih dari 25 millisecond sehingga tindakan operasi bisa berjalan lancar tanpa hambatan.
"Indonesia sudah ada 1.000 titik 5G, yang terbanyak di Bali dan Jakarta. Tapi kalau ada di rumah sakit yang jauh belum ada jaringan 5G, kami akan treatment lagi," katanya.