Techverse.asia - Minat terhadap investasi di kalangan muda seperti milenial dan Gen Z semakin meningkat. Hal ini turut tercermin pada proporsi investor Saham AS yang baru-baru ini diluncurkan Reku, penyedia investasi aset global kripto dan Saham AS.
Jesse Choi selaku Co-CEO Reku sejak peluncuran Saham AS, Reku mencatat pertumbuhan positif dimana 70 persen pengguna Saham AS merupakan generasi milenial dan Gen Z.
"Ini menggambarkan besarnya minat dan kesadaran generasi muda dalam berinvestasi. Hal tersebut turut didorong oleh terjangkaunya akses berinvestasi Saham AS bahkan mulai dari US$1 (Rp15 ribuan) juga menjadi poin menarik bagi pemula," ujarnya, Jumat (25/10/2024).
Baca Juga: Realme GT 7 Pro Siap Meluncur dengan Chipset Snapdragon 8 Elite
Kemudian, fitur-fitur yang mudah dan nyaman semakin meminimalisir barriers seperti kebingungan dalam berinvestasi. Sehingga berinvestasi bukan lagi menjadi hal yang rumit dan menakutkan bagi kalangan muda.
Walaupun mayoritas investor muda baru memiliki pengalaman kurang dari tiga tahun, Jesse mengungkapkan potensi return juga masih menjadi daya tarik dalam memilih instrumen investasi.
"Mereka cenderung mencari alternatif investasi berpotensi memberikan imbal hasil yang stabil, namun tetap optimal dibandingkan instrumen lain yang sudah sudah dimiliki sebelumnya," terangnya.
Karakteristik tersebut dapat ditemukan di Saham AS yang pertumbuhannya positif secara jangka panjang. Selama 10 tahun terakhir, Saham AS tumbuh rata-rata 15 persen, menggambarkan stabilitas performa instrumen ini.
Baca Juga: Mau Pakai THR untuk Investasi Saham? Perhatikan 5 Tips Memilih Saham
"Sehingga Saham AS menjadi pilihan diversifikasi yang strategis bagi investor muda," katanya.
Oleh karena itu, Jesse optimistis bahwa pihaknya mampu menjangkau lebih banyak investor muda ke depannya. Seiring dengan pertumbuhan minat investor muda, dia percaya tren berinvestasi di kalangan ini akan tumbuh berlipat ganda pada tahun ini dan 2025.
"Reku juga sudah menyiapkan rencana pengembangan produk yang akan semakin memudahkan investor berinvestasi Saham AS, untuk melengkapi fitur yang sudah ada saat ini," ujarnya.
Walau demikian, tingkat literasi khususnya generasi milenial dan Gen Z masih harus terus ditingkatkan. Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat literasi keuangan Gen Z hanya sebesar 44,04 persen atau lebih rendah 3,94 persen dari generasi milenial.
Baca Juga: Noplace: Media Sosial Gabungan Myspace dan Twitter Buat Gen Z
Untuk itu, Reku terus berupaya melakukan program literasi ke berbagai generasi, termasuk kalangan investor muda. Berdasarkan riset yang mereka lakukan, 40 persen masyarakat menghadapi kesulitan dalam memahami berita terkait Saham AS.
"Oleh karena itu, melalui fitur Insights, Reku merangkum informasi dengan berbagai metodologi dan teknik analisis yang mudah dipahami dalam satu skor untuk memudahkan investor dalam mengambil keputusan," kata dia.
Investor pun dapat dengan mudah mengetahui pemberitaan di media massa dan perbincangan di media sosial, serta memberikan notifikasi kepada investor ketika suatu perusahaan Saham AS tiba-tiba viral di Buzz Score.
Baca Juga: Pasar Kripto Sempat Terkoreksi, Reku: Potensi Rally Masih Terbuka
Kemudian, investor juga bisa memantau status harga Saham AS yang sedang diskon di Valuation Score yang serta mengidentifikasi perusahaan dengan fundamental yang kuat dan performa positif di Quality Score.
Selain itu, Jesse mengatakan fitur lain yang digemari generasi muda ialah Packs yang membantu investor berinvestasi ke sejumlah Saham AS dengan performa positif sekaligus serta berinvestasi seperti investor global ternama seperti Nancy Pelosi dan Harvard Endowment Fund.
"Ke depannya, kami akan melanjutkan pengembangan fitur-fitur serta program edukasi yang bukan hanya menjembatani investor muda untuk berinvestasi, namun juga turut meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat khususnya generasi milenial dan Gen Z di Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: Bitcoin Berpotensi Tertekan di Pertengahan Tahun, Reku: Aktivitas Investor Besar Mulai Terlihat