Techverse.asia - Sebuah firma riset Kanada bernama TechInsights melakukan penyelidikan mendalam terhadap salah satu akselerator kecerdasan buatan (AI) Huawei dan menemukan sebuah chipset yang diproduksi oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).
Bloomberg berbicara dengan beberapa orang yang mengetahui investigasi tersebut yang meminta untuk tetap anonim karena laporan TechInsights telah dirilis ke publik.
Sumber anonim tersebut menyebutkan bahwa investigasi TechInsights menemukan sebuah chipset Ascend 910B yang dibuat oleh TSMC di salah satu akselerator AI Huawei. Perusahaan yang melakukan investigasi tersebut menolak berkomentar.
Baca Juga: Nikon Rilis Kamera Z50II, Punya Tombol Picture Control khusus
Reuters melaporkan bahwa TechInsights memberi tahu TSMC tentang temuannya sebelum menerbitkan laporannya. Hal ini mendorong TSMC untuk memberi tahu Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu.
Financial Times juga melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, bahwa TSMC memberi tahu departemen tersebut bahwa seorang pelanggan telah memesan sebuah chipset yang mirip dengan Ascend 910B milik Huawei.
Salah satu sumber FT mengatakan bahwa TSMC telah berbicara dengan pelanggan yang terlibat dan departemen perdagangan setelah menerima pesanan yang mencurigakan.
Baca Juga: Huawei dan XL Axiata Luncurkan Pembangunan Jaringan Inti Terkonvergensi Penuh
Departemen Perdagangan AS menerapkan pembatasan perdagangan tambahan terhadap Huawei yang melarang perusahaan elektronik tersebut memperoleh chipset yang dibuat oleh perusahaan asing.
Awal tahun ini, pemerintah AS semakin memperketat pembatasannya dengan mencabut lisensinya dengan Intel dan Qualcomm untuk memproduksi chip bagi perangkatnya.
TSMC membantah bahwa mereka memiliki hubungan kerja dengan Huawei sejak pertengahan September 2020 dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada Departemen Perdagangan. TSMC juga memberi tahu Bloomberg bahwa mereka belum memproduksi chipset apapun untuk Huawei karena pembatasan yang diubah. Huawei membantah bahwa mereka pernah meluncurkan chipset Ascend 910B.
Ini bukan pertama kalinya Huawei tertangkap basah mencoba melanggar sanksi dan pembatasan perdagangan AS. Bloomberg juga mengungkap pada Mei tahun ini bahwa Huawei mendanai penelitian rahasia di AS di berbagai universitas termasuk Harvard dengan menyalurkan uang tersebut melalui yayasan penelitian ilmiah yang berbasis di Washington bernama Optica.
Baca Juga: ByteDance Akan Gunakan AI Generatif Besutan Huawei
Yayasan tersebut mengatakan pihaknya memutuskan untuk mengembalikan uang tersebut pada Juni dan kepala eksekutif Elizabeth Rogen dan Chad Stark mengundurkan diri pada bulan Agustus berikutnya.
Sebagaimana diketahui, sebelum larangan impor oleh AS, Huawei selama ini hanya mengandalkan TSMC - sebuah perusahaan manufaktur semikonduktor Taiwan - untuk prosesor lima nanometernya, yang diaktifkan oleh mesin ASML.
Kecil kemungkinan apabila SMIC membeli mesin canggih seperti itu dari ASML - setidaknya tidak secara langsung - tanpa menimbulkan kekhawatiran.
Di sisi lain, yang mengejutkan adalah Huawei telah meluncurkan smartphone Mate 60 dan Mate 60 Pro. Huawei sebagian besar terbatas pada konektivitas 4G pada ponselnya sejak sanksi yang diberikan oleh AS, namun dengan gelombang peluncuran ponsel pintar terbaru ini, perusahaan tersebut sengaja merahasiakan pilihan prosesornya.
Baca Juga: MediaTek Luncurkan Chipset Dimensity 7300, Dirancang untuk Ponsel Lipat
Sebuah sumber anonim mengatakan bahwa ini memang perangkat dengan koneksi 5G - sebagaimana didukung oleh tes kecepatan blogger dari China, Vincent Zhong pada perangkat lipat baru, yang mencapai kecepatan unduh lebih dari 1Gbps.
Kemungkinan besar kedua ponsel tersebut juga akan ditenagai oleh HiSilicon Kirin 9000S milik Huawei yang misterius, dengan node proses tujuh nanometer (nm) yang telah menimbulkan kekhawatiran apakah pemasok chip lokal, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), telah melanggar sanksi AS untuk mengakses teknologi pembuatan chip asing.
Pembongkaran Kirin 9000S baru-baru ini yang dilakukan oleh TechInsights untuk Bloomberg mengonfirmasi jika proses 7nm SMIC, yang dianggap mustahil mengingat adanya larangan impor pada peralatan manufaktur utama yaitu mesin litografi EUV dari perusahaan asal Belanda, Advanced Semiconductor Materials Lithography (ASML).