Techverse.asia - Google Labs adalah divisi perusahaan eksperimental milik Google, kini sedang menguji generator gambar baru yang disebut Whisk.
Ini adalah alat bertenaga kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) baru yang disebut sebagai Whisk yang memungkinkan pengguna untuk membuat gambar menggunakan gambar lain sebagai perintah alih-alih memerlukan perintah teks yang panjang.
Baca Juga: ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas
Perusahaan tersebut menggambarkan Whisk sebagai 'jenis alat kreatif baru.' Whisk menggunakan model pembuatan gambar Google, Imagen 3, untuk menggabungkan tiga gambar: satu untuk subjek, satu lagi untuk adegan, dan satu untuk gaya.
Dan pengguna juga dapat meminta Whisk dengan beberapa gambar untuk masing-masing dari ketiga hal tersebut. Namun demikian, kalau kamu mau, kamu pun dapat mengisi perintah teks untuk membuat suatu gambar tertentu.
Tapi kalau kamu tidak memiliki gambar, maka kamu pun dapat mengeklik ikon dadu agar Google mengisi beberapa gambar untuk perintah tersebut (meskipun gambar tersebut juga tampak dibuat oleh kecerdasan buatan).
Baca Juga: Meta AI Bakal Mampu Membuat Gambar di Feed Facebook dan Instagram
Pengguna juga dapat memasukkan beberapa teks ke dalam kotak teks di akhir proses jika mereka ingin menambahkan detail tambahan tentang gambar yang dicari, namun itu tidak wajib.
Jika memasukkan gambar (perintah apapun) tentang gambar yang hendak dibuat. Model tersebut akan secara otomatis membuat keterangan terperinci dari gambar kamu, yang kemudian digunakan untuk memandu Imagen 3 dalam membuat campuran ulang foto tersebut.
Kamu pun dapat memfavoritkan atau mengunduh gambar jika merasa puas dengan hasilnya, atau juga dapat menyempurnakan gambar dengan memasukkan lebih banyak teks ke dalam kotak teks atau mengeklik gambar dan meyunting perintah teks, termasuk deskripsi terperinci seperti "Subjek sedang mengendarai sepeda terbang."
Baca Juga: Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini
Dalam sebuah posting blog, Google menekankan bahwa Whisk dirancang untuk eksplorasi visual yang cepat, bukan penyuntingan piksel yang sempurna. Raksasa mesin pencari tersebut juga menyatakan bahwa Whisk mungkin "tidak mencapai sasaran," itulah sebabnya ia memungkinkan pengguna mengedit perintah yang mendasarinya.
"Misalnya, subjek yang dihasilkan mungkin memiliki tinggi, berat, gaya rambut, atau warna kulit yang berbeda," perusahaan tersebut memperingatkan seperti dilihat Techverse.asia, Kamis (19/12/2024). Google menyebutkan bahwa pengguna dapat melihat dan mengedit perintah yang mendasarinya kapan saja.
Sejauh ini, teknologi Whisk hanya tersedia di negara Amerika Serikat (AS) saja, setidaknya untuk saat ini. Dengan demikian, hanya orang yang tinggal di Negeri Paman Sam saja yang dapat mencobanya di situs Google Labs proyek tersebut.
Baca Juga: xAI Hadirkan Grok 2 dan Grok-2 Mini, Mampu Membuat Gambar di X
Di sisi lain, Google sebelumnya juga telah memperkenalkan Veo 2, versi berikutnya dari model pembuatan videonya, yang menurut perusahaan memiliki pemahaman tentang bahasa sinematografi yang unik dan berhalusinasi hal-hal seperti jari tambahan lebih jarang daripada model lainnya.
Veo 2 akan hadir pertama kali di VideoFX milik Google, yang bisa didapatkan di daftar tunggu Google Labs, dan akan diperluas ke produk lain seperti Youtube Shorts mulai tahun depan.
Perusahaan juga berkolaborasi bersama sejumlah musisi, penulis lagu, dan produser musik, untuk mengembangkan teknologi musik AI generatif Lyria. Hadir berkat kemitraan dengan Youtube, Lyria dapat dimanfaatkan untuk membuat musik dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, kami telah mengembangkan serangkaian alat musik AI bernama Music AI Sandbox. Alat-alat ini dirancang untuk membuka ruang kreativitas baru, memungkinkan para musisi untuk membuat musik instrumental baru dari awal, mentransformasi suara dengan cara baru, dan banyak lagi.
Baca Juga: Alat Sulih Suara Otomatis Bertenaga AI Milik Youtube Akhirnya Tersedia