4 Peristiwa yang Terjadi Ketika Bitcoin Habis Ditambang

Rahmat Jiwandono
Rabu 25 Desember 2024, 14:54 WIB
Ilustrasi penambangan bitcoin. (Sumber: rates)

Ilustrasi penambangan bitcoin. (Sumber: rates)

Techverse.asia - Bitcoin dilaporkan hanya memiliki jumlah pasokan sebanyak 21 juta, sehingga jika ditambang oleh banyak orang, maka sangat memungkinkan terjadinya kelangkaan. Padahal setiap harinya Bitcoin terus ditambang oleh para penambang atau miner yang akan memperoleh reward.

Baca Juga: Affiliate Content Creators di TikTok Terus Bertambah, Bisa Dapat Uang

Blocknchain Bitcoin yang dirancang dengan prinsip pasokan yang terkontrol, yang mana hanya maksimal cuma 21 juta koin yang bisa ditambang dan diedarkan di pasar sekarang ini. Kekinian, miner mendapatkan 3,125BTC untuk setiap blok yang mereka verifikasi.

Tapi setiap empat tahun sekali, imbalan Bitcoin tersebut bakal berkurang setengahnya lewat proses yang dikenal dengan istilah 'halving' dan Bitcoin pun diperkirakan bakal habis ditambang sekitar tahun 2140.

Dinukil dari Pintu Academy, terdapat sejumlah kejadian yang terjadi kala semua Bitcoin telah habis ditambang. Yang pertama ialah imbalan berupa biaya transaksi di mana setelah seluruh Bitcoin ditambang, penambang akan memperoleh imbalan cuma dari biaya transaksi.

Baca Juga: Pintu Perluas Edukasi Pasar dan Tips Kelola Investasi Kripto

Ketika harga Bitcoin mengalami peningkatan, biaya transaksi pun bakal naik, yang memastikan pendapatan bagi para penambang tetap ada.

Kedua adalah adanya perubahan peran dari Bitcoin. Peran pertama dimungkinkan untuk menjadi sebuah alat pembayaran dunia ataupun jadi aset cadangan seperti emas. Ketiga, inovasi penambangan inovasi dalam teknologi penambangan juga terus berkembang, dari pemakaian komputer biasa sampai mesin ASIC yang dinilai lebih efisien.

Di masa yang mendatang, diharapkan akan ada mesin yang bisa lebih hemat energi, dan penemuan sumber energi murah serta yang terbarukan guna mendukung kegiatan penambangan.

Baca Juga: Bitcoin Tembus Rp1 MIliar Lebih untuk Pertama Kalinya, Berlanjut Hingga 2025?

Keempat adanya kekhawatiran mengenai deflasi. Bitcoin yang cenderung deflasioner membuat beberapa para pakar ekonomi khawatir akan penggunaannya dalam sistem finansial.

Meskipun demikian, lantaran Bitcoin bisa dipecah jadi pecahan terkecil, nilai barang dalam Bitcoin akan ikut mengalami penyesuaian, hingga menjaga stabilitas ekonomi meski tak ada Bitcoin baru yang dicetak.

Di sisi lain, pusat data dapat menghabiskan listrik dua kali lebih banyak pada 2026, sebagian besar berkat mata uang kripto dan kecerdasan buatan (AI), menurut laporan baru dari Badan Energi Internasional (IEA).

Kini semakin banyak pusat data yang bermunculan untuk menambang Bitcoin dan melatih AI. Hal tersebut telah memicu reaksi negatif terhadap dampak lingkungan dari mata uang kripto dan alat AI seperti ChatGPT, karena semua pusat data itu bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang terkait dengan penggunaan listrik mereka.

Baca Juga: Upbit Indonesia Soroti Tren Investasi Kripto

Alhasil, dunia akan membutuhkan lebih banyak energi terbarukan untuk membersihkan polusi dari jaringan listrik dan pada saat yang sama memenuhi lonjakan permintaan listrik dari pusat data.

Pusat data, mata uang kripto, dan AI menyumbang sekitar dua persen dari permintaan listrik global pada 2022, menggunakan 460TWh listrik. Penambangan kripto sendiri diperkirakan menghabiskan hampir seperempat konsumsi listrik, dan menghabiskan 110TWh pada 2022.

Pada 2026, konsumsi listrik dari pusat data - termasuk yang digunakan untuk mata uang kripto dan kecerdasan buatan - dapat meningkat hingga 1.050TWh tergantung pada kecepatan perkembangan teknologi.

Pertumbuhan tersebut setara dengan menambah kebutuhan listrik suatu negara; Swedia dalam skenario yang lebih sederhana atau paling banyak Jerman.

Baca Juga: UPN Veteran Yogyakarta Bangun Lahan Melon Di Bekas Tambang Batubara

Amerika Serikat (AS) sendiri memiliki pusat data terbanyak saat ini, yaitu 33 persen dari sekitar 8.000 pusat data di dunia. Ini juga merupakan negara dengan penambangan Bitcoin terbanyak.

IEA memperkirakan “laju pesat” pertumbuhan konsumsi listrik pusat data di AS selama beberapa tahun ke depan, meningkat dari sekitar empat persen permintaan AS pada 2022 menjadi enam persen pada 2026. Memperluas jaringan 5G dan layanan berbasis cloud adalah pendorong lain dari pertumbuhan tersebut.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno27 Januari 2025, 19:05 WIB

Pemerintah Perlu Evaluasi Kebijakan Literasi Digital yang Telah Dilakukan Komdigi

Pernyataan ini disampaikan oleh peneliti CfDS UGM.
Ilustrasi literasi digital (Sumber: Arkansas Regional Innovation Hub)
Startup27 Januari 2025, 18:49 WIB

Lawan Serangan Siber, MDI Ventures Berinvestasi ke Perusahaan Rintisan di Singapura

Meski demikian tak diungkap nominal investasi yang digelontorkan MDI Ventures.
MDI Ventures.
Techno27 Januari 2025, 18:09 WIB

ASUS TUF Gaming A18: Laptop Gaming dengan Ukuran Layar dan Desain Sasis Baru

Tak hanya meluncurkan A18, perusahaan juga menghadirkan TUF Gaming F16 dan A16.
ASUS TUF Gaming A18. (Sumber: null)
Lifestyle27 Januari 2025, 17:36 WIB

5 Anime yang Bisa Ditonton Saat Tahun Baru Imlek 2025

Enggak ada salahnya untuk mencoba menontona lima anime ini.
Black Clover.
Techno27 Januari 2025, 17:10 WIB

Harga Samsung Galaxy S25 Series di Indonesia, Kandungan TKDN Capai 37,5%

Konsumen sudah bisa melakukan prapemesanan sampai tanggal 13 Februari 2025.
Samsung Galaxy S25 Series. (Sumber: Samsung)
Automotive27 Januari 2025, 15:12 WIB

6 Modifikasi New Honda Scoopy Kalcer Dipamerkan di Regional Public Launching

Regional Public Launching New Honda Scoopy Astra Motor Yogyakarta.
New Honda Scoopy yang telah dimodifikasi dengan decal atau stiker dipajang di Jogja City Mall. (Sumber: istimewa)
Techno27 Januari 2025, 14:49 WIB

Redmi Note 14 Series Resmi Dilansir di Indonesia, Gawai Bertenaga AI

Smartphone ini sudah bisa dibeli secara luring atau daring.
Redmi Note 14 Series resmi dijual di Indonesia. (Sumber: Xiaomi)
Travel27 Januari 2025, 13:52 WIB

Enchanting Valley: Destinasi Wisata Baru di Puncak Bogor

Taman Safari Indonesia (TSI) memperkenalkan destinasi wisata terbaru Enchanting Valley.
Super Wheels di Enchanting Valley. (Sumber: istimewa)
Techno24 Januari 2025, 21:15 WIB

Analisis Upbit Mengenai Dampak Pelantikan Donald Trump Terhadap Industri Kripto Indonesia

Pelantikan kembali Donald Trump sebagai Presiden AS, diprediksi akan memberikan dampak signifikan bagi industri kripto, termasuk di Indonesia.
Ilustrasi Upbit.
Automotive24 Januari 2025, 20:18 WIB

3 Sepeda Motor Baru Suzuki Resmi Dipasarkan di India, Apa Saja?

Suzuki luncurkan 3 model sepeda motor baru termasuk skuter listrik di Bharat Mobility Global Expo 2025.
Suzuki hadirkan tiga unit motor baru sekaligus untuk pasar India. (Sumber: Suzuki)