Google sejauh ini telah membuat sebuah Chromebook dengan level kelas atas, yakni setidaknya sejak keluarnya Chromebook Pixel pada 2013 dengan harga $1.300. Pada saat itu, banyak orang melihatnya sebagai perangkat yang indah namun agak aneh.
Pada tahun-tahun berikutnya, Google dengan mitra perangkat kerasnya telah membuat Chromebook premium menjadi sangat umum. Walaupun beberapa laporan mengatakan jika Google telah menyerah untuk membuat perangkat keras, tapi perusahaan belum menyatakan secara resmi soal kabar itu. Dan kenyataannya, Google belum membuat Chromebook baru sejak Pixelbook Go rilis pada akhir 2019. Produsen lain juga kemudian membuat Chromebook dengan layar yang indah, desain industri yang hebat, dan perangkat keras yang kuat.
Rangkuman Engadget sepertinya membuat kita bisa berpendapat bahwa Chromebook yang satu ini, Chromebook Elite Dragonfly HP, mungkin saja satu dari yang terbaik dari yang pernah ada. Ya walau Dragonfly punya kecepatan refresh 60Hz yang biasa-biasa saja. Tetapi tidak seharusnya kondisi itu menjadi masalah yang besar bagi kebanyakan orang.
Perawakan Chromebook Elite Dragonfly mirip dengan MacBook Air, berbobot sekitar 2,8 pound dan tebal hanya 0,65 inci. Dipadukan dengan layar sentuh berukuran 13,5 inci yang cukup luas dengan aspek rasio 3:2, Dragonfly nyaman untuk digunakan bekerja dan mudah untuk dibawa kemana saja. Layarnya juga sangat cerah dan memiliki kontras yang bagus tanpa hal-hal yang terlalu berlebihan.
Konfigurasi Dragonfly memiliki resolusi 2.256 x 1.504 yang sangat bagus untuk 200 piksel per-inci. Tentu ada lebih banyak tampilan dengan kepadatan piksel di luar sana, namun yang ini terlihat sangat menakjubkan, dengan teks dan gambar yang lumayan tajam dan pada dasarnya tidak ada piksel yang terlihat.
Keyboard dan trackpad yang dilekatkan pada Dragonfly juga dapat dikatakan cukup bagus, dengan tombol-tombol yang kuat namun tidak terlalu keras, memiliki shortcut untuk laptop yang relatif tipis. Sementara itu, trackpad sangat besar dan responsif, HP mengatakan ini adalah trackpad haptic, dengan getaran yang disesuaikan untuk beberapa tindakan tertentu seperti menyematkan jendela di layar terpisah atau beralih di antara meja virtual.
Dragonfly memiliki opsi spesifikasi mutakhir, Intel Core i5 generasi ke 12, LTE bawaan, dan penyimpanan 256GB, dan RAM 8GB. Berbicara soal daya baterai, Dragonfly memiliki daya tahan baterai yang solid, dapat tahan selama 8 jam dengan menggunakan banyak aplikasi.
Selain itu, Dragonfly dapat berfungsi dengan baik saat menjalankan beberapa aplikasi Android. Dalam setahun terakhir, kamu akan dapat menjalankan aplikasi yang diunduh di tablet, ponsel, atau jendela yang dapat diubah ukurannya, dan sebagian besar dapat menjalankan Todoist, Spotify, dan Lightroom, bahkan Instagram dengan juga dapat mengubah ukuran dari jendelanya.
Kenapa Belakangan Ini Chromebook Menjadi Pilihan?
Chromebook adalah perwujudan sebuah perangkat yang dirancang Google untuk sistem operasinya sendiri, yaitu Chrome OS. Chromebook muncul sebagai perangkat pendukung sistem operasi tersebut. Selain memproduksi perangkat chromebook sendiri, Google juga bekerjasama dengan sejumlah produsen laptop untuk membantu Google memproduksi Chromebook. Misalnya seperti Dragonfly di atas, Google menggandeng Hewlett Packard.
Ada sedikit perbedaan antara laptop biasa dengan chromebook. Laptop pada umumnya diproduksi berdasarkan kebutuhan target pasar dan pengguna mereka. Misalnya laptop ultrabook, laptop gaming, dan lain-lain.
Lantas bagaimana dengan chromebook besutan Google? Google merancang lini laptop chromebook berdasarkan kebutuhan pengguna terhadap pengalaman penggunaan sistem operasi Chrome OS. Yakni, sebuah sistem operasi yang didesain untuk memaksimalkan pengalaman pengguna terhadap berbagai layanan Google lain, seperti Chrome Browser, Google Search, Gmail, Google Drive, Google Office Suite, Google Meet, Google Calendar, Aplikasi Android, dan lain-lain.
Setelah layanan itu menjadi bagian wajib disematkan, baru kemudian perusahaan membuat produk menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna.