Techverse.asia - Dewan direksi OpenAI telah dengan suara bulat menolak tawaran miliarder Elon Musk untuk membeli lembaga nirlaba yang secara efektif mengelola OpenAI, kata perusahaan itu pada minggu lalu.
"OpenAI tidak untuk dijual, dan dewan direksi telah dengan suara bulat menolak upaya terbaru Elon Musk untuk mengganggu pesaingnya," kata perusahaan itu dalam tanggapan yang dikaitkan dengan Bret Taylor selaku Ketua Dewan Direksi OpenAI dikutip Techverse.asia, Rabu (19/2/2025).
Baca Juga: Arm Bakal Rilis Chipset Buatannya Sendiri, Meta Jadi Pelanggan Pertama
Menurut Taylor, setiap potensi reorganisasi OpenAI akan memperkuat lembaga nirlabanya dan misinya untuk memastikan AGI memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.
Selain itu, The New York Times turut melaporkan bahwa OpenAI juga mengirim surat kepada pengacara Elon Musk yaitu Marc Toberoff, yang menyatakan bahwa tawaran tersebut dianggap tidak sesuai dengan kepentingan terbaik misi OpenAI.
Sebelumnya diberitakan, Musk telah resmi meluncurkan tawaran senilai US$97,4 miliar atau setara dengan Rp1.595 triliun untuk mengambil alih OpenAI dari kepemimpinan Sam Altman.
Baca Juga: OpenAI Meluncurkan o3-mini, Lebih 'Pintar' Ketimbang o1-Mini
Konsorsium investor yang dipimpinnya mengumumkan rencana ini pada Senin kemarin (10/2/2024) untuk apa yang tampaknya merupakan pengambilalihan OpenAI secara paksa.
Kelompok investor tersebut ingin membeli lembaga nirlaba yang mengendalikan divisi nirlaba OpenAI. Kelompok investor ini juga ingin membeli semua aset OpenAI dan siap untuk mempertimbangkan untuk menyamai atau melampaui tawaran yang lebih tinggi. Tawaran itu datang pada saat yang penting bagi para petinggi OpenAI.
Chief Executive Officer (CEO) OpenAI Sam Altman telah menangani sejumlah transaksi besar seperti mengubah perusahaan menjadi struktur nirlaba, mengumpulkan US$40 miliar dengan valuasi US$340 miliar, dan akan meluncurkan proyek infrastruktur kecerdasan buatan senilai US$500 miliar yang digagas bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca Juga: Pasar Kripto dan Saham AS Bergerak Dinamis Imbas Kebijakan Trump
Bagi Elon Musk, yang pernah andil dalam mendirikan OpenAI bersama Altman pada 2015 silam sebelum dia keluar pada 2019, tawaran ini merupakan langkahnya yang paling berani untuk menantang apa yang ia lihat sebagai pengkhianatan perusahaan terhadap misi awalnya untuk mengembangkan kecerdasan buatan secara aman dan terbuka (tuduhan yang saat ini ia tuntut dari OpenAI).
Tawaran itu juga rupanya semakin menambah lapisan kompleksitas yang signifikan pada rencana konversi OpenAI untuk mencari laba, karena tim Musk telah berjanji untuk menyamai atau melampaui tawaran yang lebih tinggi.
Lantas hal ini menciptakan situasi yang sulit bagi Sam Altman, yang sudah berunding dengan Microsoft dan pemangku kepentingan lainnya mengenai ekuitas dalam struktur laba yang direncanakan.
Tak lama setelah berita itu diumumkan, Altman memposting di X/Twitter yang menuliskan: "tidak terima kasih, tetapi kami akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar jika Anda (Elon Musk) mau."
Baca Juga: Golden Visa RI yang Pertama Jatuh Kepada Sam Altman
Namun demikian, sulit untuk mengatakan seberapa serius tawaran Musk ini dan seberapa besar peluangnya untuk berhasil. OpenAI bukanlah perusahaan tradisional, dan struktur nirlaba yang ingin dihindari Sam Altman dan orang lain di perusahaan itu mungkin justru melindunginya dari tawaran Musk.
Jika OpenAI murni perusahaan laba dengan saham tradisional, tawaran Musk kemungkinan akan memicu apa yang dikenal dalam hukum perusahaan sebagai momen Revlon, di mana, dalam keadaan tertentu, dewan direksi perusahaan akan dipaksa menjual perusahaan kepada penawar tertinggi untuk memaksimalkan keuntungan pemegang saham.