Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Rendah, Reku Gelar Bootcamp Finansial

Maudy Ayunda (pojok kiri atas) hadir di bootcamp Finance Flash: Invest Right, Invest Wise yang digagas Reku. (Sumber: Dok. Reku)

Techverse.asia - Reku telah menyelenggarakan bootcamp finansial yang mengusung tema 'Finance Flash: Invest Right, Invest Wise' pada 2 Desember 2023. Kegiatan tersebut mempertemukan ribuan pendaftar dengan menghadirkan delapan mentor finansial dan investasi.

Bootcamp finansial itu dilaksanakan secara virtual dan ditujukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola investasi serta keuangan pribadi.

Adapun tokoh di industri keuangan Indonesia Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir, Founder aplikasi EduFinTech Ellen May, Brand Ambassador Reku Maudy Ayunda, dan Conten Creator The Derrick. Pada kesempatan ini, Reku juga memberikan kesempatan untuk 15 orang peserta guna mendapatkan sesi mentoring eksklusif tentang finansial dengan Jesse Choi dan Maudy Ayunda.

Baca Juga: Ada Drama Petinggi di Internal OpenAI, Perilisan GPT Store Ditunda

Co-CEO Reku Jesse Choi menyatakan bahwa bootcamp ini digelar sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap kondisi literasi finansial masyarakat Indonesia yang masih harus ditingkatkan. Sebab, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi finansial masyarakat pada 2022 baru mencapai 49,68 persen.

"Meski naik turun dari tahun sebelumnya, persentase tersebut tergolong masih sangat rendah. Sehingga disayangkan masih banyak penduduk Indonesia yang belum paham akan pengelolaan investasi dan finansial, dan disinilah kami mendukung supaya masyarakat lebih sadar soal literasi," ujar Jesse dalam keterangan tertulisnya yang kami terima, Minggu (3/12/2023).

Untuk menjawab persoalan itu, Reku menggelar bootcamp Financial Flash guna menguatkan literasi pengelolaan investasi dan keuangan sebagai fondasi sebelum masuk ke instrumen apapun. Menurut suami Maudy Ayunda ini, edukasi dan informasi tentang aset kripto itu penting, tapi aspek fundamental dalam keuangan serta investasi menjadi dasar untuk seluruh kalangan masyarakat agar dapat membuat keputusan investasi dengan lebih bijak.

"Kami berharap masyarakat bisa lebih paham soal kondisi keuangan dan cara mengelolanya serta menyesesuaikan strategi dalam mencapai tujuan finansialnya masing-masing. Kegiatan ini kami harapkan dapat mendorong masyarakat, khususnya Milenial dan Generasi Z lebih melek finansial dan investasi sekaligus mendukung misi pemerintah meningkatkan literasi keuangan," katanya.

Baca Juga: GoTo Perkenalkan Mode Contrast, Fitur Ramah Bagi Penyandang Buta Warna

Dalam waktu yang sama, Pandu Sjahrir mengatakan bahwa terdapat sejumlah tren investasi yang berpotensi positif pada tahun depan, antara lain Consumer Goods, teknologi finansial, dan ESG. Pertama, di sektor lingkungan hidup, seperti energi terbarukan.

"Akan makin banyak perusahaan energi yang bertransisi dan diprediksi akan terus bertambah ke depannya. Teknologi finansial juga akan terus berkembang karena sifatnya yang fundamental, dan sektor Consumer Goods," jelasnya.

Selain itu, aset kripto pun juga memiliki potensi. Sebab, pada 2024 mendatang diproyeksikan akan terjadi Halving Bitcoin. Secara historis performanya terbukti melonjakkan pasar kritpo. Dengan demikian, peluang tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Maudy Ayunda menambahkan, trial and error dalam mengelola keuangan dan investasi dapat menjadi pelajaran untuk terus memperbaiki rencana finansial. Menurutnya, banyak masyarakat yang pernah salah dalam hal finansial, khususnya generasi muda. Misalnya, pengeluaran berbasis ego dan keinginan, bukan berdasar kebutuhan.

"Akibatnya enggak ada sisa uang buat ditabung dan diinvestasikan di akhir bulan. Meskipun kondisinya tak ideal, aku bisa belajar dari proses tersebut dan bisa melakukan evaluasi. Sehingga di kemudian hari, kami bisa lebih fokus dalam rencana investasi serta finansial," terangnya.

Baca Juga: Pengguna Perangkat Android Bakal Dapat Banyak Pembaruan, Apa Saja?

Theo Derick mengatakan, mengelola finansial dengan baik bisa mempercepat generasi muda mencapai financial freedom. Mengelola finansial dan hemat bukan berarti pelit. Ini juga yang sering disalahartikan.

"Sebetulnya, kuncinya disiplin mengatur budget kebutuhan dan keinginan sehingga kita memiliki cashflow positif. Dengan begitu kita bisa bertambah kaya dan lebih cepat merealisasikan tujuan finansial, bahkan mencapai financial freedom," katanya.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI