Techverse.asia - TikTok dirumorkan telah mencapai kesepakatan untuk investasi di Grup GoTo terkait dengan kerja sama layanan belanja online. Ini menyusul penutupan TikTok Shop sejak Oktober lalu karena melanggar aturan di mana platform lokapasar (e-commerce) tidak boleh jadi satu dalam aplikasi media sosial.
Platform video pendek milik ByteDance ini telah menyetujui untuk berkolaborasi dengan Tokopedia milik Grup GoTo di beberapa wilayah daripada bersaing langsung dengan e-commerce lainnya yang sudah ada lebih dahulu di Tanah Air.
Kerja sama antar kedua perusahaan tersebut bertujuan untuk mengumumkan rincian kerja samanya secepat mungkin pada minggu depan, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut, dan meminta untuk tak disebutkan namanya karena membocorkan kesepakatan ini sebelum resmi diumumkan.
Kendati kedua perusahaan telah mencapai kesepakatan informal, rincian akhir dari aliansi itu tengah diselesaikan dan tetap dapat berubah sebelum diumumkan. Perjanjian tersebut juga masih perlu menunggu persetujuan peraturan dan tidak menutup peluang gagalnya kerja sama antara TikTok Shop dan Tokopedia.
Investasi di Tokopedia akan jadi investasi pertama TikTok Shop, cabang layanan ByteDance yang sedang berkembang pesat dan membuat terobosan dalam belanja online dari Amerika Serikat (AS) hingga Eropa.
Baca Juga: TikTok Shop Resmi Dilarang untuk Jualan, Masih Ada 6 Platform Alternatif Ini
Namun kemajuannya di Indonesia melawan Shopee dan Tokopedia terhenti setelah pemerintah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.50/2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Regulasi itu kini tertuang di dalam Permendag No.31/2023.
Kini, kolaborasi bersama pemain lokal bisa menjadi model buat TikTok dalam melakukan ekspansi di pasar lain seperti Malaysia, yang mana pemerintah telah mengisyaratkan kesediaannya guna meninjau kembali pengaruh pemain luar negeri seperti TikTok.
Tujuan ByteDance adalah menghidupkan kembali layanan belanja online di arena ritel terbesar di wilayah Asia Tenggara. TikTok merupakan satu-satunya platform yang langsung terdampak dari Permendag No.31/2023 itu
Bagi TikTok, Indonesia adalah pasar pertama dan terbesar untuk TikTok Shop. Perusahaan ini memulai layanannya di Tanah Air dua tahun yang lalu dan kesuksesan instannya di kalangan pembeli muda yang menyukai video mendorongnya untuk berekspansi ke pasar lain termasuk AS.
Baca Juga: TikTok Shop Dilarang Jualan di Indonesia, Pihak TikTok Singgung Penjual dan Affiliate
Sementara bagi Grup GoTo, kesepakatan dengan TikTok dapat berisiko karena akan membantu pesaing ritel online besar lainnya untuk beroperasi di negara tersebut. Namun hal ini juga akan memberi dampak untuk GoTo mitra media sosial global yang kuat dalam sebuah perjanjian yang dapat meningkatkan volume belanja, logistik dan pembayaran untuk kedua perusahaan.
Sebelumnya juga telah kami beritakan bahwa TikTok Shop bisa kembali dalam bentuk aplikasi yang terpisah dari platform TikTok maupun kerja sama investasi dengan platform lokapasar yang ada di Indonesia. Hal itu pun diakui oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki.
"Memang sudah ada tiga perusahaan yang dijajaki oleh TikTok. Dua diantaranya itu adalah e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak, sedangkan satunya adalah CT Corp," katanya. Hanya saja Teten mengaku tak tahu tentang detail isi penjajakan tersebut.
Kabar mengenai terintegrasinya TikTok Shop dengan Tokopedia yang berada di bawah naungan GoTo Gojek Tokopedia pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg. Dalam laporannya disebutkan bahwa TikTok tengah bernegosiasi untuk membahas investasi di Tokopedia.
Baca Juga: Pemerintah Revisi Aturan Permendag Soal Social Commerce, TikTok Shop Cuma Boleh Promosi
Menurut Bloomberg, itu adalah salah satu upaya perusahaan milik ByteDance ini guna mencoba dan memulai kembali bisnis e-commerce di Indonesia.
Bergabungnya TikTok Shop dengan Tokopedia dianggap lebih efektif daripada melakukan investasi langsung. Kesepakatan tersebut bisa dalam bentuk joint venture atau patungan antara kedua perusahaan ini.
Indonesia adalah salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang melakukan perlawanan terhadap TikTok. Mengatasi konflik ini akan menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan karena pemerintah di seluruh dunia menilai bagaimana negara terbesar di Asia Tenggara ini bergerak untuk mengekang kehadiran e-commerce raksasa media sosial yang sedang berkembang ini.
TikTok mengatakan beberapa bulan sebelumnya bahwa mereka akan menginvestasikan miliaran dolar ke wilayah tersebut.