10 Tahun Lagi, Semua Bank Bakal Bertransformasi Jadi Bank Digital

aktivitas di bank (Sumber: freepik)

Sepuluh tahun lagi, diprediksi layanan perbankan akan bertransformasi menjadi bank digital.

Hal itu dikemukakan oleh Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam. Ia menyatakan keterangan itu, mengingat layanan bank digital semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.

Kemudahan transaksi dan berbagai penawaran menarik membuat banyak orang tertarik untuk menggunakan bank berbasis digital.

"10 tahun ke depan semua bank besar bakal kalah saing bila tidak bertransformasi menjadi bank digital. Karena perkembangan teknologi informasi yang mendorong perkembangan ekonomi digital termasuk pada sektor industri perbankan," kata dia, dalam laporan Republika, Rabu (6/12/2023).

"Saya selalu mengatakan, digital bank itu sebuah keniscayaan. Tidak mungkin bank itu tidak mengembangkan layanan digital atau beralih ke bank digital," lanjut dia. .

Bahkan, lanjut Piter, saat ini kebanyakan bank besar di Indonesia sudah memiliki anak usaha digital sebagai laboratoriumnya. Tak sedikit pula bank kecil yang kemudian berkembang menjadi bank digital.

Baca Juga: Cloudera Sebut AI Generatif Bisa Berperan Topang Bisnis di Asia Pasifik

"Jadi, memang pendirian atau pengembangan bank digital terus berlangsung. Ini adalah tahap awal atau mulainya persaingan bank di era digital. Mereka melakukan itu karena mereka tahu bahwa tanpa bertransformasi ke bank digital mereka akan kalah dalam persaingan di masa depan," ungkap Piter.

Secara tren, jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya dalam satu dekade terakhir. Jumlah pengguna internet di dalam negeri tercatat bertambah 142,5 juta dari Januari 2013, yang hanya sebanyak 70,5 juta orang.

Pernyataan Piter tersebut, beriringan dengan peluncuran GoPay Tabungan Syariah by Jago. Layanan rekening itu untuk transaksi sehari-hari dengan akad Wadiah Yad Dhamanah. Diketahui, akad wadiah sifatnya titipan sehingga nasabah yang membuka rekening dengan akad tersebut, tidak dikenakan biaya administrasi bulanan.

Dengan GoPay Tabungan Syariah by Jago, masyarakat mendapatkan kemudahan dan ketenangan dalam melakukan berbagai transaksi di aplikasi GoPay. Head of Marketing Money Management GoPay mengatakan, layanan terbaru ini ditujukan bagi masyarakat luas khususnya yang ingin mendapatkan layanan keuangan berbasis syariah. Hadirnya GoPay Tabungan Syariah juga sekaligus mendorong inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Sementara itu, dalam proses transaksi bisnis, percepatan digitalisasi sistem pembayaran meningkatkan iklim investasi di Tanah Air. Dan pada gilirannya, meningkatkan iklim investasi dan produktivitas, sehingga bisa membantu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Baca Juga: Realme C67 Akan Segera Hadir di Indonesia, Bawa Peningkatan dari Generasi Pendahulunya

Baca Juga: Merek Mobil Listrik di Indonesia Bakal Makin Ramai Tahun Depan, BYD Siap Masuk

Piter menuturkan, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran berdampak kepada penciptaan sistem pembayaran yang cepat dan aman. Dengan demikian, transaksi ekonomi dan keuangan akan lebih efisien dan mudah.

Lebih lanjut, digitalisasi sistem pembayaran juga mendukung produktivitas dan inklusivitas ekonomi sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, inisiatif pembayaran digital Bank Indonesia (BI) bersama industri nasional sebagai tindak lanjut Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 antara lain QRIS, BI-FAST dan SNAP menjadi upaya penting dalam memperluas akses pembayaran bagi masyarakat.

BSPI 2025 merupakan arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital.

Baca Juga: Strava Punya Fitur Messaging; Pengguna Bisa Berbagi Tips, Perjalanan dan Rute

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman mengatakan bahwa BI memiliki tiga komitmen untuk mengakselerasi ekonomi digital dan ekosistem keuangan terintegrasi.

Tiga komitmen tersebut, seperti dikutip dari Antaranews, yakni reformasi regulasi untuk mempercepat konsolidasi atas industri pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif; mengembangkan infrastruktur pembayaran yang sarat akan interopabilitas, interkoneksi, dan intergrasi; serta mengembangkan praktik pasar yang aman, efisien, dan seimbang.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI