Techverse.asia - ADVANCE.AI baru-baru ini mengumumkan penunjukan dua pemimpin industri berpengalaman untuk memimpin bisnisnya di Indonesia. Fuenny Liwang berbekal tiga dekade pengalaman dalam bidang penjualan dan kepemimpinan di berbagai industri, termasuk jasa keuangan, telekomunikasi, sistem IT, perawatan kesehatan, dan bandara.
Baca Juga: Hari Backup Data Sedunia, 5 Langkah Pencadangan Data Penting
Sebelum bergabung dengan ADVANCE.AI, Fuenny menjabat posisi manajemen senior di PT T Systems Indonesia (afiliasi Deutsche Telekom), VMWare, Microsoft, dan Grup Telkom di Indonesia. Dalam lanskap yang didominasi oleh ponsel pintar saat ini, verifikasi identitas digital sangat dibutuhkan.
"Di luar layanan keuangan, banyak industri yang mengalami transformasi digital menghadapi tantangan dalam memverifikasi identitas pelanggan," kata Fuenny pada Minggu (31/3/2024).
Menurutnya, tentunya hal ini membuat seluruh proses pendaftaran pelanggan e-KYC (Know Your Customer) secara digital dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan sekaligus menurunkan biaya operasional.
Baca Juga: Fita Kenalkan Fitur Olahraga dengan Teknologi Artificial Intelligence
"Hal ini juga berfungsi sebagai pertahanan krusial terhadap akses terlarang dan penipuan yang dapat menyebabkan kerugian keuangan maupun kerusakan reputasi yang signifikan. Saya sangat bersemangat dalam memimpin inisiatif ini untuk mendukung agenda transformasi digital di Indonesia," terangnya.
Sementara itu, Anggraini Rahayu yang memiliki pengalaman kepemimpinan selama tiga dekade di berbagai di bidang, termasuk kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, analitika, jasa keuangan, IT, dan industri ritel.
Sebelum bergabung dengan ADVANCE.AI, Anggraini menjabat posisi manajemen senior di PT SAS Institute, Diebold Nixdorf, dan IBM Indonesia.
"Industri jasa keuangan, e-commerce, dan ritel di Indonesia mengalami transformasi digital yang dinamis dan menghadapi banyak tantangan, mulai dari penipuan identitas dan risiko kredit hingga kepatuhan dan ancaman dari kemajuan terbaru dalam konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI-generated content (AIGC)," ujarnya.
Baca Juga: 7 Prediksi dan Tren Teknologi Tentang Kecerdasan Buatan pada 2024
Dia yakin pengalaman industri yang dia miliki dapat membantu klien ADVANCE.AI dalam memahami tantangan saat ini serta meningkatkan inklusi digital dan keuangan di dalam negeri.
Sekadar informasi, didirikan pada 2016, ADVANCE.AI berbasis di Singapura berada di baris depan solusi transformasi digital dan saat ini telah bermitra dengan 500 klien perusahaan di sektor perbankan, jasa keuangan, financial technology, pembayaran, ritel, dan e-commerce.
ADVANCE.AI diakui sebagai pemenang Fintech ASEAN di Penghargaan Fintech Global Festival Fintech Singapura 2023 untuk teknologi manajemen risiko inovatifnya. Penunjukan Fuenny Liwang dan Anggraini Rahayu dipercaya dapat memperkuat komitmen ADVANCE.AI dalam memberikan solusi verifikasi identitas digital dan manajemen risiko terdepan untuk memajukan agenda transformasi digital Indonesia.
Sedikitnya enam dari 10 orang di Asia Tenggara masih belum memiliki atau memiliki keterbatasan dalam akses perbankan, ADVANCE.AI mendukung institusi keuangan terbesar di kawasan untuk mempercepat inklusi sosial, digital, dan keuangan. Menurut statistik terbaru dari Badan
Baca Juga: 5 Istilah Tentang Kecerdasan yang Penting untuk Diketahui
Pusat Statistik Indonesia, ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan mencapai US$124 miliar pada tahun depan, yang mewakili peluang signifikan untuk inovasi dan pertumbuhan. Namun, seiring dengan pertumbuhan ini, muncul risiko penipuan identitas dan ancaman siber yang meningkat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia melaporkan bahwa insiden penipuan keuangan telah meningkat sebesar 25 persen dalam setahun terakhir saja, menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi manajemen risiko yang andal.
Solusi ADVANCE.AI juga dapat melindungi institusi keuangan dan industri e-commerce dari penipuan identitas, termasuk penggunaan konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan secara semakin canggih oleh penipu untuk meluncurkan serangan deepfake, serta penipuan sintetis, pembayaran, dan rekayasa sosial.
Baca Juga: Partai Politik di Denmark Ini Tidak Dipimpin Manusia Melainkan Sebuah Kecerdasan Buatan