Stetoskop Bertenaga AI Mampu Tingkatkan Deteksi Dini Gagal Jantung

Ilustrasi stetoskop. (Sumber: freepik)

Techverse.asia - Stetoskop sudah ada di dunia selama hampir 200 tahun dan hingga kini masih dikalungkan di leher setiap dokter atau dimasukkan ke dalam saku jas lab. Alat ini berguna untuk penilaian terhadap suara detak jantung, apakah normal atau tidak.

Dengan stetoskop, dokter dapat mengetahui irama jantung yang tak teratur. Pemeriksaan awal dengan memakai stetoskop tanpa segala fitur tambahan berfungsi untuk mengetahui dengan cepat, apakah orang tersebut sakit dan perlu perawatan darurat untuk menyelamatkan nyawanya.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Anwar Santoso mengungkapkan peran stetoskop dalam mendiagnosis penyakit jantung serta pembuluh darah masih dibutuhkan oleh semua dokter yang melayani pasien.

Baca Juga: Apple Resmi Menghentikan Apple Pay Later, Ini Gantinya

"Peran stetoskop ini terutama untuk (diagnosis) penyakit katup jantung (katup mitral, katup aorta, katup trikuspid dan katup pulmonal); penyakit jantung kongenital, misalnya Atrial Septal Defect (ASD), Verticular Septal Defect (VSD), Tetralogy Fallot (TF), tricuspid atresia, pulmonal stenosis, dan penyakit jantung paru (Cor Pulmonale)," katanya.

Sementara itu, untuk penegakan diagnosis penyakit jantung koroner, mulai dari angina pektoris stabil sampai acute myorad infraction dan gagal jantung, yang merupakan komplikasi dari beragam penyakit jantung, peran stetoskop saja tak cukup besar.

"Buat penyakit jantung koroner dan gagal jantung, peran stetoskop tak cuma begitu besar. Kecuali stetoskop yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), sehingga energi suara dari jantung dan paru akan ditransmisikan menjadi data digital," paparnya.

Baca Juga: New BMW 330i Touring M Sport Resmi Dipasarkan di Indonesia, Jumlah Terbatas

Ke depannya, tampak seperti grafik dan gambar yang disebut dengan phonocardiography. Bahkan dengan modalitas stetoskop tersebut bisa ditransformasikan energi energi suara itu tersebut menjadi gambar secara real-time serta dipindai (scan) lewat layar laptop atau smartphone.

Penyematan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) juga menjanjikan dalam diagnosis penyakit jantung. Salah satu pemakaian stetoskop pintar berteknologi AI. Menurut Anwar, AI-smart stethoscope akan menjadi keniscayaan dalam praktik kedokteran.

"Itu karena akan meningkatkan reabilitas dan akurasi diagnosis dengan stetoskop konvensional yang auskultasi dan mendengarkan suara jantung," paparnya.

Dijelaskannya, prinsip dari AI ialah mengumpulkan big data dari suara jantung dan bunyi murmur suara jantung dan akan ditangkap serta dianalisis dalam beragam algoritma dan juga dilakukan analisis bootstrapping. Dengan begitu, akan lebih meningkatkan akurasi pemakaian diagnosis secara auskultasi.

Baca Juga: AI Ultrasound dan Radiografi Digital dari Samsung Dukung Kerja Dokter Indonesia

"Dampak teknologi AI sangat bermanfaat untuk skrining oleh dokter layanan primer di Puskesmas dan klinik-klinik sebelum dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.

Pemanfaatan stetoskop bertenaga AI sudah diuji coba di Inggris guna membantu dokter meningkatkan deteksi dini gagal jantung bagi pasien serta mengurangi biaya perawatan. Penelitian ini dilakukan di National Heart and Lung Institute and Center for Cardiac Engineering, Imperial College London, yang diterbitkan dalam sebuah jurnal.

Jurnalnya berjudul point-of-care screening for heart failure with reduced ejection fraction using AI during ECG-enabled stethoscope examination in London, UK: a prospective, observational, multicentre study.

Jurnal yang terbit di The Lancet Digital Health pada 5 Januari 2022 melaporkan bahwa para peneliti melakukan penggabungan algoritma stetoskop AI baru dengan EKG. Hasilnya, perangkat itu mampu mendeteksi gagal jantung dengan tingkat sensitivitas mencapai 91 persen dan spesifitas yang tinggi di angka 80 persen dibandingkan dengan tes diagnostik rutin yang invasif dan mahal.

Baca Juga: Indonesia Ternyata Masih Kekurangan Profesi Dokter

Temuan tersebut menyoroti potensi skrining penyakit jantung di tempat perawatan yang murah dan dilakukan secara non-invasif untuk diagnosis dan pengobatan lebih dini. Selanjutnya, teknologi kecerdasan buatan di atas dijajal secara nasional pada layanan kesehatan primer di Inggris guna membantu dokter dalam mengevaluasi gagal jantung.

"Proyek ini menilai apakah perangkat stetoskop AI berkemampuan EKG dapat meningkatkan diagnosis terhadap penyakit gagal jantung," kata dia.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI