Survei Cloudera: Hampir 90% Perusahaan Menggunakan AI, Tapi.......

(ilustrasi) Riset Cloudera Mendapati Hampir 90% Perusahaan Menggunakan AI, Namun Infrastruktur Kuno dan Kesenjangan Keahlian Karyawan Menjadi Hambatan (Sumber: The Software Report)

Survei Cloudera mendapati bahwa hampir 90% perusahaan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Namun, survei itu juga menemukan, infrastruktur kuno dan kesenjangan keahlian karyawan menjadi hambatan untuk mendapatkan manfaat maksimal

Survei yang menggandeng Researchscape ini meneliti pendapat 600 pemimpin TI di A.S., Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA), dan Asia Pasifik yang bekerja di perusahaan yang memiliki lebih dari 1.000 karyawan.

Survei ini dilakukan pada April dan Mei 2024. Hasil survei telah diberi bobot agar dapat mewakili keseluruhan PDB negara-negara yang disurvei.

Cloudera adalah satu-satunya platform hibrid untuk maha data, analitik, dan AI.

Laporan survei mereka yang bertajuk 'Situasi AI Perusahaan dan Arsitektur Data Modern' itu, menelusuri berbagai tantangan dan hambatan penggunaan AI perusahaan di seluruh perusahaan global dan aplikasi saat ini.

Selain itu, penelitian ini juga mengamati rencana penggunaan AI, kondisi infrastruktur data, dan manfaat manajemen data hibrid terkait penggunaan AI perusahaan.

"Meskipun mayoritas perusahaan menggunakan AI dalam beberapa kapasitas (88%), banyak yang kurang memiliki infrastruktur data dan keahlian karyawan yang diperlukan agar benar-benar mendapatkan manfaatnya," ungkap hasil survei, seperti dikutip Rabu (31/7/2024).

Baca Juga: Temukan Beragam Resep Masakan Lewat Chatbot SASA.AI

Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah menjadi fenomena global karena mampu meningkatkan operasi bisnis, memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat, mempercepat inovasi, dan meningkatkan pengalaman karyawan dan pelanggan. Namun tidak semua perusahaan dapat memetik manfaat AI.

Menurut survei Cloudera, hambatan utama untuk menggunakan AI adalah kekhawatiran akan risiko keamanan dan kepatuhan yang ditimbulkan AI (74%), tidak memiliki pelatihan atau profesional berbakat yang tepat untuk mengelola perangkat AI (38%), dan perangkat AI terlalu mahal (26%).

"Temuan ini menunjukkan bahwa kendati penggunaan AI berkembang pesat, banyak pilar strategi AI yang kuat justru diabaikan atau dilupakan," kata laporan itu.

Menurut hasil utama survei, semua upaya AI pada akhirnya berkaitan dengan data yang dapat dipercaya. Meskipun 94% responden mengatakan mereka mempercayai data mereka, 55% responden berpendapat bahwa mereka 'lebih memilih menjalani perawatan saluran akar gigi daripada mencoba mengakses semua data perusahaan mereka.'

Rasa frustrasi ini disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk kumpulan data yang kontradiktif (49%), ketidakmampuan mengatur data di berbagai platform (36%), dan terlalu banyak data (35%).

Hal-hal yang menyebabkan frustrasi ini menandakan bahwa banyak perusahaan mungkin tidak memiliki arsitektur data modern, sehingga tidak bisa mengakses data -di mana pun data disimpan- dengan cara yang aman, mudah diakses, dan dapat dipercaya.

Baca Juga: Realme 13 Bakal Rilis di Indonesia pada 7 Agustus 2024, Harganya Rp2 Jutaan

Mulai dari mengotomatisasi dan menyederhanakan proses TI, membuat chatbot yang mampu mendukung kebutuhan staf layanan pelanggan dengan cepat dan efektif, hingga memanfaatkan analitik untuk mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik, survei ini mengungkap bahwa penggunaan terbaik untuk AI antara lain adalah meningkatkan pengalaman pelanggan (60%), meningkatkan efisiensi operasional (57%), dan mempercepat analitik (51%).

Baca Juga: Aksesori Samsung Friends x Hersey untuk Perangkat Galaxy Terbaru

Poin berikutnya menggambarkan penerapan AI di perusahaan-perusahaan yang disurvei:

  • Meningkatkan pengalaman pelanggan: Banyak perusahaan menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan keamanan dan deteksi penipuan (59%), mengotomatiskan aspek dukungan pelanggan (58%), meningkatkan layanan pelanggan prediktif (57%), dan mendukung chatbot (55%).

    Semuanya bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih aman, sederhana, dan intuitif bagi pelanggan.

  • Meningkatkan efisiensi operasional: AI diintegrasikan ke hampir semua aspek bisnis.

    Menurut survei ini, bukan hanya departemen TI yang menggunakan AI. Sebanyak 52% responden melaporkan, mereka menggunakan AI untuk layanan pelanggan seperti chatbot yang memiliki informasi lebih baik; 45% responden menggunakan AI untuk pemasaran, misalnya menganalisis data pusat panggilan untuk menawarkan insentif yang lebih tepat sasaran pada pelanggan.

  • Mempercepat analisis: Akses lebih cepat, lebih mudah, dan lebih dapat diandalkan ke analitik akan menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih tepat, memberikan keunggulan lebih kompetitif bagi perusahaan yang memanfaatkan AI.

    Hampir 80% responden mengatakan, memang 'sepenuhnya' atau 'sangat' benar bahwa perusahaan mereka menggunakan semua data yang dimilikinya untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih cerdas.

    Data ini menyediakan informasi penting bagi perusahaan, jadi akses ke semua data perusahaan amat sangat penting.

Chief Strategy Officer di Cloudera, Abhas Ricky, menyatakan sebagian besar perusahaan memiliki kualitas data yang buruk, terbagi di berbagai infrastruktur dan tidak didokumentasikan secara efisien.

"Akibatnya, mereka menghadapi banyak tantangan, sebagaimana diidentifikasi oleh survei tersebut," tuturnya.

Mengelola data di mana dia data disimpan, mampu menjalankan model yang hemat biaya di mana data tersebut disimpan, adalah hal terpenting dalam menggunakan AI.

"Daripada membawa data ke model, perusahaan mulai menyadari manfaatnya bila membawa model AI ke data mereka," lanjut Abash.

Baca Juga: BenQ W5800: 4K Home Cinema Projector dengan Teknologi Laser

Cloudera adalah satu-satunya lakehouse data open source hibrida dan menghadirkan analitik maupun AI pada data bisnis.

Cloudera mengelola lebih dari 25 exabyte data, setara dengan hyperscaler di industri ini.

Cloudera ideal dalam membantu perusahaan mengatur dan mengelola data mereka secara efisien dan aman, agar mereka dapat memanfaatkan kekuatan datanya, mempercayai keakuratannya, dan mengandalkannya untuk melakukan analisis dan mengambil keputusan bisnis.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI