PM Malaysia Anwar Ibrahim Kritik Kebijakan Instagram

Unggahan PM Malaysia Anwar Ibrahim yang mengecam kebijakan Meta menghapus ucapan bela sungkawa di Instagram (Sumber: @anwaribrahim_my)

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengkritik kebijakan Instagram, menyusul dihapusnya ucapan duka cita Anwar atas kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Bukan hanya itu, unggahan pertemuan Anwar dan Haniyeh di Doha, Qatar, pada bulan Mei juga dihapus dari akun Instagram Anwar.

Sedikitnya, ada tiga unggahan Anwar yang mengecam pembunuhan Haniyeh di Iran telah dihapus oleh platorm Meta itu. Layar tangkap keterangan penghapusan konten tersebut, ia unggah di feed profil Instagram miliknya.

Dari gambar tangkapan layar terlihat, unggahan yang dihapus oleh Instagram di sana diberi cap dengan judul: 'Individu dan organisasi berbahaya'.

Anwar selanjutnya menyebut aksi menurunkan (take down) konten itu sebagai tindakan yang biadab dan menghina perjuangan Palestina.

Ia juga menyebut, tidaklah masuk akal untuk menganggap unggahan media sosial yang menghormati seorang pejuang -yang berjuang untuk membebaskan tanah airnya dari penindasan dan penderitaan- sebagai hal yang berbahaya.

"Meta sekali lagi bertindak biadab dan menghina perjuangan rakyat Palestina dengan menurunkan video dan ucapan duka cita dan kritikan pada pembunuhan Almarhum Ismail Haniyeh.

Selanjutnya, ia juga meminta agar Meta menghentikan sikap yang dinilai Anwar sebagai tindakan pengecut, dan agar platform itu tak menjadi alat pemerintah Israel.

"Peringatan tegas saya terhadap Meta - usah jadi bacul dan perkakas rejim zalim Zionis Israel!," demikian versi asli yang ditulis Anwar, dikutip dari @anwaribrahim_my, Jumat (2/8/2024).

PM Malaysia Anwar Ibrahim (sumber: AFP via CNN Indonesia)

Baca Juga: Mayoritas Jaringannya 4G, Telkomsel Raih Ookla® Speedtest Awards™

Secara terpisah, Divisi Media dan Komunikasi Strategis Kantor Perdana Menteri Malaysia menyatakan dalam sebuah unggahan Facebook, bahwa tindakan Meta bersifat diskriminatif terhadap Palestina dan para pemimpinnya.

"Oleh karena itu, kami menuntut penjelasan mengenai masalah ini dan mendesak Meta untuk meminta maaf," kata pernyataan tersebut, dilansir dari laman media Star Malaysia.

Baca Juga: The Better Phone Project: Proyek Pembuatan Smartphone dengan Fitur-Fitur yang Diusulkan Oleh Orang Tua

Baca Juga: Seminggu Lagi Groundbreaking, Taman Parapuar di Labuan Bajo Dibuat dengan 4 Zona Wisata

Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Monitor Gaming ASUS ROG Swift OLED PG32UCDP

Sementara itu, dari laman CNBC dijelaskan, postingan Anwar disebut Instagram telah melanggar Community Standard, yakni terkait individual dan organisasi berbahaya.

"Sepertinya Anda membagikan atau mengirim simbol, pujian atau dari orang dan organisasi yang kami definisikan berbahaya atau mengikuti mereka," tulis Instagram.

"Ini bertentangan dengan Community Standard kami mengenai individu dan organisasi berbahaya," imbuh platform tersebut.

Baca Juga: Spotify Bakal Menaikkan Harga Langganan Premiumnya?

Diketahui, media memberitakan Kepala Biro Politik Hamas sekaligus mantan PM Palestina Ismail Haniyeh dan pengawalnya tewas pada Rabu (31/7/2024) dini hari, ketika kediaman mereka di Teheran terkena serangan udara.

Anwar Ibrahim merupakan salah satu pemimpin negara yang mengutuk pembunuhan Ismail Haniyeh, dan menyebut tindakan itu sebagai pembunuhan keji yang bertujuan untuk menghentikan perundingan gencatan senjata di Gaza.

Berikut isi unggahan media sosialnya pada Rabu:

"Ini adalah pembunuhan yang paling keji, yang jelas-jelas dirancang untuk menggagalkan perundingan yang sedang berlangsung yang bertujuan untuk mengakhiri pembantaian di Gaza yang telah merenggut lebih dari 40.000 nyawa.

"Jelas sekali bahwa ini hanya dapat dilakukan dalam lingkungan yang sangat impunitas.

Hanya orang yang ceroboh dan tidak bermoral yang tidak akan melihat perlunya meningkatkan tekanan pada Israel untuk menghentikan amukan pembunuhan mereka."

Anwar mengatakan dia sangat prihatin, tentang bagaimana pembunuhan Ismail akan memengaruhi warga Palestina, yang saat ini masih mengalami penderitaan, kesengsaraan, dan penderitaan selama puluhan tahun.

"Para pencela yang mengkritik saya karena bertemu Ismail di masa lalu, gagal menghargai keinginannya yang mendalam untuk Timur Tengah yang damai dan negara Palestina yang dikembalikan ke martabatnya yang semestinya.

Saya berduka atas kehilangan seorang teman baik dan pembela yang gagah berani bagi rakyatnya. Al-Fatihah," imbuh Anwar.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI