Neuralink telah menanamkan perangkat chip ke otak pasien kedua mereka. Perangkat yang dirancang oleh perusahaan ini, kembali ditanamkan kepada pasien yang mengalami kelumpuhan.
Laporan Reuters menuliskan, perangkat chip yang diimplan itu dirancang untuk memberikan kemampuan bagi pasien lumpuh dalam menggunakan perangkat digital hanya dengan berpikir saja.
Dalam pernyataannya melalui sebuah podcast, Musk mengatakan proses penanaman chip otak ke pasien kedua memakan waktu lebih dari 8 jam,
Neuralink tengah menguji perangkatnya, yang ditujukan untuk membantu orang-orang yang mengalami cedera tulang belakang. Perangkat ini telah memungkinkan pasien pertama untuk bermain gim video, menjelajah internet, memposting di media sosial, dan menggerakkan kursor di laptopnya.
Baca Juga: X Dikabarkan Bakal Menutup Kantornya di San Fransisco
Di dalam komentar yang disampaikan selama podcast yang berlangsung lebih dari delapan jam bersama Lex Fridman itu, Musk memberikan sedikit rincian tentang peserta kedua.
Musk mengatakan, pasien tersebut mengalami cedera tulang belakang yang mirip dengan pasien pertama, yang lumpuh dalam kecelakaan menyelam.
Musk menyebut, sebanyak 400 elektroda implan pada otak pasien kedua berfungsi. Sementara Neuralink di situs webnya, menyatakan bahwa implannya menggunakan 1.024 elektroda.
"Saya tidak ingin membawa sial, tetapi tampaknya implan kedua berjalan sangat baik. Ada banyak sinyal, banyak elektroda. Semuanya berjalan sangat baik," kata Musk kepada pembawa acara podcast, dikutip Selasa (6/8/2024).
Baca Juga: Huawei Resmi Meluncurkan 2 Tablet Baru di Indonesia, Segini Harganya
Baca Juga: IAS Memperluas Quality Attention, Kini Mendukung dalam Aplikasi Seluler
Musk tidak mengungkapkan kapan Neuralink melakukan operasi pada pasien kedua. Namun, di tengah obrolan podcast itu, ia berharap Neuralink dapat menyediakan implan chip ke otak kepada delapan pasien lagi tahun ini sebagai bagian dari uji klinisnya.
CNBC mengungkap, chip otak Elon Musk sebelumnya sudah ditanam ke pasien pertama, meski sempat ada kendala benang yang lepas. Namun, pasien pertama bisa bermain gim, berselancar di internet, hingga mengunggah konten di media sosial dan memindahkan kursor pada laptop.
Pasien pertama, Noland Arbaugh, juga diwawancarai di podcast, bersama dengan tiga eksekutif Neuralink, yang memberikan rincian tentang cara kerja implan dan operasi yang dipimpin robot.
Sebelum Arbaugh menerima implannya pada Januari, ia menggunakan komputer dengan menggunakan tongkat di mulutnya untuk mengetuk layar perangkat tablet.
Arbaugh mengatakan dengan implan tersebut, ia kini hanya perlu memikirkan apa yang ingin ia lakukan di layar komputer, dan perangkat tersebut mewujudkannya.
Ia mengatakan, perangkat tersebut telah memberinya sedikit kemandirian dan mengurangi ketergantungannya pada pengasuh.
Baca Juga: Ducati VIP Royal Box: Bisa Ketemu Pembalap Ducati Corse di MotoGP Indonesia 2024
Baca Juga: Stephen McFeely Kembali Sebagai Penulis untuk 2 Film Avengers Berikutnya
Reuters melaporkan, Arbaugh awalnya menghadapi masalah setelah operasinya ketika kabel kecil implannya tertarik, yang mengakibatkan berkurangnya elektroda yang dapat mengukur sinyal otak.
Neuralink menyadari masalah ini dari uji coba pada hewan.
Neuralink menyatakan, pihaknya telah memulihkan kemampuan implan untuk memantau sinyal otak Arbaugh, dengan melakukan perubahan yang mencakup modifikasi algoritmanya agar lebih sensitif.
Baca Juga: Lip Balm From This Island Berbahan Lemak Tengkawang Kalimantan, Ada 4 Warna Manis
Tambahan informasi, lewat podcast itu Musk juga mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan kandidat Partai Republik Donald Trump, yang telah ia dukung dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, tentang pembentukan komisi yang bertujuan untuk meningkatkan 'efisiensi pemerintah' melalui pengurangan regulasi bisnis, dan akan bersedia untuk berpartisipasi.
Musk mengatakan bahwa, menurut pandangannya, regulasi negara itu menghambat inovasi.