Techverse.asia - Setelah mengembangkan produk penelusurannya selama beberapa tahun terakhir untuk menyaingi Google, TikTok kini mengembangkan ambisi penelusurannya lebih jauh lagi dengan memungkinkan pengiklan untuk menargetkan halaman hasil penelusurannya.
Baca Juga: HP Omnibook Ultra Flip 14 Inci, Laptop AI 2-in-1 Pertamanya
TikTok mengumumkan dua hari yang lalu bahwa mereka meluncurkan 'TikTok Search Ads Campaign', solusi penelusuran berbasis kata kunci baru yang memungkinkan merek muncul di hasil penelusuran. TikTok Search Ads Campaign kini baru tersedia di negara Amerika Serikat (AS) dan sedang diuji di pasar lain.
Meskipun halaman hasil penelusuran TikTok sudah menyertakan iklan, namun merek sekarang akan memiliki kendali penuh atas bagaimana konten mereka muncul di halaman tersebut.
Mengingat pengaruh TikTok terhadap perilaku belanja pengguna, masuk akal bagi perusahaan untuk memberi merek cara untuk menjangkau konsumen sambil secara aktif mencari sesuatu.
Baca Juga: TikTok Hadirkan Fitur Langganan yang Diperluas untuk Kreator
Peluncuran tersebut menimbulkan tantangan bagi bisnis iklan penelusuran Google, terutama mengingat raksasa penelusuran tersebut telah mengakui bahwa pengguna muda beralih ke aplikasi media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk penelusuran mereka, alih-alih Google.
Riset TikTok sendiri menunjukkan bahwa semakin banyak orang menggunakan aplikasinya sebagai mesin pencari, karena perusahaan tersebut mengatakan bahwa 57 persen penggunanya menggunakan fungsi pencariannya dan bahwa 23 persen pengguna mencari sesuatu dalam waktu 30 detik setelah membuka aplikasi.
Dengan kemampuan baru ini, TikTok mengatakan bahwa merek akan dapat menjangkau pengguna saat mereka secara aktif menjelajahi konten dan mencari sesuatu yang spesifik. Merek akan dapat menyelaraskan iklan mereka dengan berbagai perilaku pencarian pengguna TikTok untuk memaksimalkan dampak iklan mereka.
Baca Juga: TikTok Menambahkan Label Secara Otomatis yang Dihasilkan AI Generatif di Aplikasinya
Berdasarkan pengujiannya, TikTok menemukan bahwa pengiklan yang menjalankan Search Ads (Iklan Penelusuran) selain In-Feed Ads melihat peningkatan konversi rata-rata sebesar 20 persen.
Perusahaan tersebut juga menemukan bahwa Search Ads memiliki peluang konversi yang lebih besar dibandingkan dengan Iklan In-Feed, karena 18 persen pengguna yang melihat In-Feed Ads tetapi tidak berinteraksi dengannya, akhirnya melakukannya setelah melihat Iklan Penelusuran yang sesuai.
“TikTok adalah destinasi untuk penemuan dan tempat para pengguna melakukan pencarian,” kata David Kaufman selaku Kepala Global Produk dan Solusi Monetisasi TikTok, dalam sebuah posting blog dilansir Techverse.asia pada Jumat (27/9/2024).
Baca Juga: Google Hadirkan Obrolan Suara Gemini Live, Tandingan ChatGPT Advanced Voice Mode?
“Kami gembira dapat menawarkan kepada para pengiklan cara baru untuk memanfaatkan perilaku pencarian TikTok yang beragam, tempat para pengguna yang sangat termotivasi menemukan konten baik secara sengaja maupun tidak sengaja.”
“Ini hanyalah awal dari perjalanan kami dengan iklan untuk pencarian dan kami gembira untuk belajar, tumbuh, dan membangun bersama komunitas kami untuk membantu para pengiklan membuka nilai tambah yang lebih besar,” ujarnya.
Peluncuran fitur ini bertentangan dengan laporan pada September tahun lalu yang mengatakan kalau TikTok dilaporkan menguji fitur baru yang mengintegrasikan Google Search ke dalam hasil penelusuran dalam aplikasinya.
Tes tersebut menunjukkan sebuah kotak kecil di tengah halaman pencarian TikTok yang mengundang pengguna untuk mencari istilah yang sama di Google. Mengklik tautan (link) itu akan membawa pengguna ke browser dalam aplikasi, yang menampilkan hasil pencarian Google untuk kueri tersebut.
Baca Juga: Fitur Baru ChatGPT Bakal Jadi Saingan Google Search?
Dalam tangkapan layar lain yang beredar di media, pop-up TikTok berbunyi, “TikTok tidak mendukung atau bertanggung jawab atas hasil pencarian dari Google.”
Dilansir dari Insider, seorang juru bicara TikTok mengonfirmasi bahwa perusahaannya memang sedang bereksperimen dengan integrasi pihak ketiga dalam aplikasi TikTok, termasuk pengujian dengan Google. Fitur tersebut, yang sedang diuji coba secara global di beberapa pasar berbeda, bukanlah sebuah unit iklan.
Sementara, juru bicara Google mengatakan perusahaannya tidak punya hal lain untuk dibagikan dan menolak berkomentar apakah ada kesepakatan keuangan antara kedua perusahaan sebagai bagian dari kemitraan tersebut.