Pintu Perluas Edukasi Pasar dan Tips Kelola Investasi Kripto

Aplikasi Pintu penyedia informasi kripto, blockchain, dan web3. (Sumber: Istimewa)

Techverse.asia - Statista merilis data yang menunjukkan bahwa perusahaan teknologi finansial (tekfin) mengalami pertumbuhan signifikan dari 51 perusahaan pada 2011, naik menjadi 336 perusahaan pada tahun lalu.

Perusahaan kripto juga masuk ke dalam pemain tekfin di sektor anyar yang ikut menyumbang peningkatan ekonomi digital di Indonesia. "Kemajuan industri tekfin yang masuk dalam kategori digital masih relevan dengan pandemi Covid-19 yang telah terjadi beberapa tahun lalu," ungkap Head of Product Marketing Pintu Iskandar Mohammad, Minggu (20/10/2024).

Baca Juga: Cegah Hoaks, TikTok Indonesia Hadirkan Pusat Panduan Pilkada 2024

Menurut Iskandar, pandemi itu memiliki dampak yang besar terhadap penggunaan layanan tekfin di perusahaan sehari-hari yang membuat masyarakat pindah ke aktivitas digital dan hampir di seluruh industri tekfin mendapat dampak tersebut, termasuk kripto.

Secara umum industri tekfin dan ekosistem digital di dalam negeri melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperidiksi kalau nilai transaksi perdagangan digital pada tahun ini bisa tembus sampai Rp500 triliun.

"Dari transaksi aset kripto sendiri, per Agustus kemarin, nilainya sudah mencapai Rp344 triliun," terangnya.

Tingginya transaksi kripto jadi kabar baik sebab semakin banyak warga yang sadar mengenai pentingnya investasi guna mengembangkan aset yang mereka miliki. Di sisi lain, tantangannya pun semakin besar, khususnya dari segi eduaksi supaya masyarakat dapat berinvestasi dengan bertanggung jawab dan bijak.

Baca Juga: Aplikasi Pintu Merilis Web3 Wallet

"Utamanya pada aset kripto yang masuk dalam kategori high risk high return," kata dia.

Tentunya banyak yang sudah dilakukan oleh Pintu dalam mengedukasi masyarakat tentang aset kripto seperti hadir ke kegiatan guna berdiskusi bersama soal perkembangan serta tantangan yang ada.

Meskipun pertumbuhan kripto dan tekfin masif, namun edukasi tetap jadi tantangan terbesar, khususnya di sektor kripto yang adopsinya sangat pesat.

Sejak awal, pihaknya paham hal ini dan tentunya akan ikut berperan dalam memberikan sarana dan prasarana edukasi bagi masyarakat yang belum berinvestasi kripto atau yang perlu analisis mengenai pasar kripto.

Baca Juga: Derivatif Kripto Kunci Diversifikasi dan Pertumbuhan Pasar Keuangan Indonesia

"Strategi yang sudah kami jalankan yaitu investasi pada kanal edukasi Pintu Academy dan Pintu News," tambahnya.

Nah, agar tidak terjebak dalam Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan kesempatan memperoleh keuntungan yang besar dari aset kripto yang tengah naik daun, bisa mendorong keputusan investasi yang tergesa-gesa dan tak menggunakan analisis yang mendalam.

"Fenomena ini kerap dipicu oleh kisah-kisah aset kripto yang meroket secara drastis, menimbulkan rasa takut akan kehilangan kesempatan. Seperti kasus Squid Game Coin yang harganya naik secara drastis, sebelumnya akhirnya terungkap kalau itu ternyata adalah penipuan," ujarnya.

Mengatasi FOMO, butuh displin dan strategi investasi yang matang. Salah satu langkahnya dengan menetapkan target serta tujuan investasi yang realistis. Ini termasuk menentukan aset kripto untuk investasi jangka panjang dan menimbang potensi lain guna pembelian jangka pendek menurut analisis fundamental dan teknikal.

Baca Juga: Nilai Aset Bitcoin Sentuh Rp1 Miliar, Kepercayaan Masyarakat Semakin Meningkat

"Di era seperti ini penting untuk mendapatkan sumber informasi yang kredibel dan netral, yang enggak cuma fokus pada proyeksi harga semata, tapi juga memberikan analisis yang komprehensif tentang risiko yang ada," ujar Iskandar.

Gunakan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) untuk menghilangkan pengaruh emosional dalam investasi. Dengan investasi secara berkala tanpa mempedulikan fluktuasi harga pasar, investor dapat mengurangi risiko kerugian akibat timing pasar yang tidak tepat.

Selain itu, diversifikasi portofolio menjadi prinsip penting dalam mengurangi risiko. Dengan menyebarkan investasi pada berbagai aset, kerugian pada satu aset dapat diminimalisir dengan kenaikan pada aset lain, menjaga stabilitas portofolio secara keseluruhan.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI