Reku Sukses Catat Lonjakan Penghasilan dan Profitabilitas

Reku sukses mencatatkan profitabilitas. (Sumber: reku)

Techverse.asia - Pertumbuhan industri fintech investasi di Indonesia diiringi dengan banyaknya penyedia layanan yang memadati pasar. Termasuk diantaranya di instrumen aset kripto yang terdiri dari 31 pedagang dimana 16 diantaranya PFAK dan 15 pedagang lainnya dalam proses mendapatkan perizinan di OJK, hingga puluhan platform investasi saham Indonesia serta peer-to-peer (P2P) lending.

Di tengah kemajuan penyedia layanan investasi yang turut mendorong literasi keuangan masyarakat, dibutuhkan ketangguhan dan kreativitas pelaku industri untuk mempertahankan posisi di tengah kompetisi.

Hal ini tercermin pada platform investasi aset kripto dan Saham AS, Reku, yang berhasil bertahan hingga tahun ketujuh pada Februari ini, sejak diluncurkan pada 2018 lalu.

Baca Juga: Apple Kabarnya akan Mengumumkan iPhone SE 4 pada Minggu Depan

Pada perhelatan perayaan hari jadi Reku yang ke-7, Jesse Choi selaku Co-CEO Reku mengatakan perusahaan mencatatkan berbagai pencapaian yang menggambarkan ketangguhan perusahaan dalam bertahan di tengah persaingan di industri.

"Sepanjang 2024, penghasilan Reku tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya dengan margin keuntungan sebanyak double digit, yang memperkuat posisi kami sebagai aplikasi investasi aset kripto dan Saham AS terdepan di Indonesia," ujarnya.

Lebih dari itu, semua pencapaian ini turut menggambarkan kepercayaan dan kepuasan pengguna yang terus bertahan hingga tahun ketujuh ini. Faktor kondisi pasar sepanjang tahun lalu juga turut mendukung pertumbuhan Reku.

"Di awal tahun terdapat peristiwa Bitcoin halving dan diperkenalkannya exchange-traded fund (ETF), di mana Bitcoin juga mencapai All-Time-High (ATH) baru. Selanjutnya di Kuartal-IV misalnya pada November lalu, Bitcoin juga mencatat ATH sebanyak lima kali berturut-turut," katanya.

Baca Juga: Ethereum ETF Resmi Diluncurkan di Amerika Serikat, Bakal Berpengaruh pada Kripto?

Terlepas faktor pasar, Jesse menjelaskan pencapaian Reku juga merefleksikan komitmen perusahaan dalam membangun industri investasi di Indonesia untuk jangka panjang melalui inovasi dan upaya literasi.

"Reku betul-betul memprioritaskan kenyamanan dan keamanan pengguna, serta terus berinovasi melalui layanan yang ramah bagi pemula dan investor berpengalaman," imbuhnya.

Setelah meluncurkan staking berlisensi Bappebti pertama di Indonesia di tahun 2023 lalu, Reku menyediakan lebih dari 600 Saham AS di tahun 2024 untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna dalam mendiversifikasikan investasinya ke Saham AS mulai dari $1.

Sementara itu, upaya literasi keuangan dan investasi juga terus dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak. Hingga saat ini, Reku telah mengadakan lebih dari 60 kegiatan edukasi yang menjangkau puluhan ribu peserta.

Baca Juga: Reku x Tether Bakal Gelar Roadshow di 10 Kota di Indonesia, Perkuat Literasi Kripto

"Termasuk diantaranya roadshow di 10 kota di Indonesia berkolaborasi dengan Tether yang masih akan berlangsung hingga di tahun ini," katanya.

Di saat yang bersamaan, Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) Reku turut menyatakan optimismenya terhadap pertumbuhan industri investasi termasuk potensi Indonesia sebagai pusat kripto Asia.

Pesatnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia sejak peresmiannya pada 2018 lalu memperkuat langkah Indonesia menjadi pusat kripto Asia.

"Jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 22,11 juta orang, melebihi jumlah investor instrumen investasi tradisional lainnya seperti pasar modal," ujarnya.

Baca Juga: NMAA Promosikan Produk Aftermarket Lokal ke Pasar Global

Indonesia juga tercatat menjadi salah satu negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia versi Chainalysis: 2024 Geography of Cryptocurrency Report, tepatnya menduduki peringkat ke-3 setelah India dan Nigeria.

Pertumbuhan tersebut tentunya turut didorong oleh dukungan pemerintah terhadap keberlangsungan industri aset kripto melalui berbagai kebijakan terkait keamanan dan perlindungan konsumen.

"Termasuk diantaranya kewajiban proses Know Your Customer (KYC) untuk anti pencucian uang dan tindakan terorisme. Bahkan, Indonesia merupakan negara yang meresmikan Bursa Kripto pertama di dunia, yang merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) terdiri dari Bursa, Kliring, dan Depositori," kata Robby.

Peningkatan jumlah investor yang dibarengi dengan peralihan pengawasan dari Bappebti ke OJK serta penyempurnaan regulasi di institusi dan kementerian terkait, diharapkan bisa menjadi katalis akan potensi kripto yang sangat besar di Indonesia dan Reku siap mendukung pertumbuhan ini.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI