Techverse.asia - Meta baru saja merilis dua model pertama dari rangkaian multimodal Llama 4 yaitu Llama 4 Scout dan Llama 4 Maverick. Ini adalah koleksi model kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terbaru yang kini mendukung asisten Meta AI di web dan di WhatsApp, Messenger, dan Instagram.
Baca Juga: Youtube Shorts Menambahkan Alat Kreasi Baru dan Mengubah Cara Penghitungan Penayangan
Maverick adalah pekerja keras dari keduanya dan diklaim lebih unggul dalam urusan pemahaman gambar serta teks untuk kasus penggunaan asisten umum dan obrolan.
Sementara model yang lebih kecil Scout juga diklaim dapat menangani hal-hal seperti peringkasan multidokumen, penguraian aktivitas pengguna yang ekstensif untuk tugas-tugas yang dipersonalisasi, hingga penalaran melalui basis kode yang luas.
Dua model baru kecerdasan buatan tersebut, juga tersedia untuk diunduh dari Meta atau Hugging Face. Tidak berhenti di situ, perusahaan itu juga memperkenalkan Llama 4 Behemoth, model mendatang yang disebutnya sebagai 'salah satu LLM terpintar di dunia'.
Baca Juga: Riset Apple: Model AI Berbasis LLM Tidak Mampu Berpikir Logis
Untuk diketahui, Llama 4 Scout memiliki jendela konteks 10 juta token - memori kerja model AI - dan mengalahkan model Gemma 3 dan Gemini 2.0 Flash-Lite milik Google, serta Mistral 3.1 sumber terbuka, dalam berbagai tolok ukur yang banyak dilaporkan.
Di sisi lain, Llama 4 Maverick memiliki 17 miliar parameter aktif dengan 128 pakar. Meta menyatakan bahwa mereka mengalahkan pesaing seperti GPT-4o dan Gemini 2.0 dalam hal pengodean, penalaran, multibahasa, konteks panjang, dan tolok ukur gambar, serta bersaing dengan DeepSeek v3.1 dalam hal penalaran dan pengodean.
Sementara itu, Meta Llama 4 Behemoth memiliki 288 miliar parameter aktif dengan total 2 triliun parameter. Meskipun belum dirilis, Meta mengatakan bahwa Behemoth dapat mengungguli pesaingnya (dalam hal ini GPT-4.5 dan Claude Sonnet 3.7) dalam beberapa tolok ukur Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
"Ini adalah model dasar dengan performa tertinggi di dunia," kata CEO Meta Mark Zuckerberg dalam keterangan tertulisnya disadur Techverse.asia, Senin (7/4/2025).
Baca Juga: Meta AI: Chatbot AI dari Meta, Masih Berbasis Llama 2
Dia menjelaskan bahwa Llama 4 adalah kelompok model pertamanya yang menggunakan arsitektur campuran pakar (MoE), yang lebih efisien secara komputasi untuk pelatihan dan menjawab pertanyaan.
Arsitektur MoE pada dasarnya memecah tugas pemrosesan data menjadi subtugas dan kemudian mendelegasikannya ke model 'pakar' yang lebih kecil dan terspesialisasi.
Perusahaan berencana untuk membahas rencana masa depan untuk model dan produk kecerdasan buatan dalam acara konferensi LlamaCon, yang akan berlangsung pada 29 April 2025.
Meski merilis dua model baru dari Llama 4, bagi pengguna dan perusahaan yang berdomisili atau memiliki tempat usaha utama di Uni Eropa UE dilarang menggunakan atau mendistribusikan model tersebut, kemungkinan besar akibat persyaratan tata kelola yang diberlakukan oleh UU privasi data dan kecerdasan buatan di kawasan tersebut.
Baca Juga: Facebook Sekarang Memungkinkan Kreator Dibayar atas Penayangan di Story
Seperti model sebelumnya, Meta menyebut koleksi Llama 4 sebagai 'sumber terbuka', walau pun Llama telah dikritik karena pembatasan lisensinya.
Misalnya, lisensi Llama 4 mengharuskan entitas komersial dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan untuk meminta izin dari Meta sebelum menggunakan modelnya, yang dapat diberikan atau ditolak Meta atas kebijakannya sendiri, yang menurut Open Source Initiative pada 2023 membuatnya keluar dari kategori 'Open Source'.
"Model Llama 4 ini menandai dimulainya era baru bagi ekosistem Llama. Ini hanyalah awal bagi koleksi Llama 4," imbuh Zuckerberg.
Baca Juga: GoTo x Indosat Kembangkan Sahabat-AI: LLM Sumber Terbuka Berbasis Bahasa Indonesia