Techverse.asia - Bulan Juli lalu, Hari Anak Nasional kembali menjadi momen pengingat bagi para orang tua untuk memberikan ruang pembinaan yang kondusif agar setiap anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal.
Salah satu bentuk dari pembinaan ini bisa diwujudkan melalui edukasi dan penanaman kebiasaan yang positif bagi anak, misalnya edukasi finansial melalui kebiasaan menabung untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan di masa depan.
Baca Juga: Harga Tiket Konser Kodaline di Prambanan Yogyakarta Pada Desember 2022 Besok
Windy Riswantyo selaku VP, Head of Marketing & Branding and Digital Channel Astra Life mengatakan, literasi keuangan pada anak tidak hanya mencakup pengenalan akan nilai uang, namun bagaimana mengelola secara bijak agar setiap anak bisa mempersiapkan masa depan mereka.
"Sebagai bagian dari industri finansial, kami turut mendukung upaya peningkatan literasi keuangan bagi anak untuk menciptakan generasi masa depan memiliki pengetahuan dan ketahanan finansial,” katanya.
Berikut empat cara dan manfaat literasi keuangan sejak dini pada anak:
Berikan pemahaman akan nilai uang untuk cegah kebiasaan boros
Setiap anak perlu diajarkan bahwa uang tidak didapatkan begitu saja, namun untuk mendapatkannya perlu dilakukan sebuah usaha terlebih dahulu, misalnya dengan bekerja yang memerlukan pikiran, tenaga, dan waktu. Anak-anak akan lebih mudah mengerti akan nilai uang saat mereka juga mengerti usaha yang perlu dilakukan oleh orang tuanya.
Hal ini juga bisa mencegah kebiasaan boros pada anak dengan mulai menanamkan kebiasaan menabung yang bisa dilakukan secara sederhana dengan celengan.
Ajak mengatur dan mengalokasikan uang untuk melatih kemampuan pengelolaan
Dengan mengajak anak untuk mengatur dan mengalokasikan uang misalnya dengan uang jajan, dapat melatih kemampuan pengelolaan yang juga bisa bermanfaat untuk berbagai aspek kehidupan lainnya. Selain itu, kemampuan pengelolaan dan alokasi juga bisa bermanfaat untuk mengajarkan tentang pentingnya menentukan skala prioritas dari sumber keuangan yang terbatas.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak, Butuh "Double Effort"!
Mengenal berbagai kebutuhan untuk membedakan level urgensinya
Para orang tua dapat memberikan edukasi terkait kebutuhan primer, sekunder, tersier disertai dengan contoh yang sederhana. Sebab, cara tersebut dilakukan agar anak bisa membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan sekaligus menentukan tujuan finansial yang realistis.
Perlu diingat bahwa peran orang tua juga sangat diperlukan untuk memberikan contoh akan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, sehingga anak-anak pun dapat memahami secara lebih mudah.
Ajarkan pemahaman mitigasi risiko finansial untuk antisipasi hal-hal di luar dugaan
Setelah memahami akan nilai uang, pentingnya menabung dan mengelola uang, anak-anak juga perlu diberikan pemahaman mitigasi untuk risiko finansial. Misalnya mengetahui tempat penyimpanan uang yang aman untuk meminimalisir risiko pencurian dengan cara beralih dari tabungan di celengan menjadi tabungan di bank.
Risiko finansial juga bisa mencakup risiko yang dialami oleh pencari nafkah dalam keluarga seperti sakit ataupun tutup usia yang berdampak pada kelancaran keuangan keluarga.
Risiko ini bisa dimitgasi dengan produk asuransi yang dapat dijelaskan secara sederhana pada anak sebagai dasar pengetahuan mereka bahwa asuransi yang dimiliki orang tua juga turut memberikan perlindungan atas risiko-risiko finansial yang bisa terjadi.