Tertawa memiliki keuntungan positif untuk mental kita. Termasuk ketika tertawa di kantor.
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh LinkedIn mengungkap bahwa, di Inggris, ternyata humor menempati urutan pertama untuk keterbukaan emosi yang sering lontarkan kepada sesama rekan kerja.
Dalam LinkedIn, seorang ekspertis karir yang bernama Charlotte Davies mengungkap bahwa humor merupakan salah satu senjata andalan bagi para pekerja di Inggris, untuk menemukan chemistry satu sama lain.
"Keterbukaan secara emosional dapat membantu karyawan membaur dengan baik dengan lingkungan kerja. Dengan demikian, komunikasi antar karyawan, tim dan antar divisi bisa lancar," menurut dia, seperti dikutip techverse.asia, Senin (21/11/2022).
Sementara itu, diterangkan oleh Alison Beard dalam Harvard Business Review mempublikasikan, humor punya dampak positif di kantor.
"Menurut penelitian dari institusi seserius Wharton, MIT, dan London Business School, setiap tawa atau tawa membawa sejumlah manfaat bisnis," sebutnya.
"Memimpin dengan humor. Tertawa menghilangkan stres dan kebosanan, meningkatkan keterlibatan dan kesejahteraan, dan tidak hanya memacu kreativitas dan kolaborasi, tetapi juga presisi dan produktivitas analitik," kata dia.
Profesor Harvard Business School, Alison Wood Brooks, juga menemukan bahwa melontarkan lelucon di tempat kerja dapat membuat orang tampak lebih kompeten.
Sementara Mayo Clinic menyebut, tertawa tidak hanya meringankan beban mental, melainkan juga menyebabkan perubahan fisik pada tubuh. Dengan demikian, bisa meningkatkan asupan oksigen dalam tubuh dan meningkatkan pelepasan endorfin
"Ini juga dapat merangsang sirkulasi dan membantu relaksasi otot, yang keduanya dapat membantu mengurangi beberapa gejala fisik dari stres," tulis Mayo Clinic.
Tertawa di tempat kerja juga bisa mendinginkan respon stress, serta menumbuhkan perasaan yang baik dan santai.
Stress dapat menguntungkan karyawan dan mengurangi ketidakhadiran karyawan ke ke tempat kerja. Dengan demikian, sangat perlu bagi sebuah kantor untuk membiarkan karyawan mereka bisa tertawa lepas.
Pemimpin Dengan Selera Humor, Bisa Memotivasi Dan Menunda Keinginan Karyawan Untuk Resign
Pemimpin dengan selera humor dipandang 27% lebih memotivasi daripada rekan mereka yang netral. Sementara itu, 91% eksekutif percaya bahwa, humor itu penting dalam hal peningkatan karier dan membuat strategi kepemimpinan berhasil untuk diri mereka sendiri, tim, dan organisasi secara keseluruhan. Demikian yang ditulis dalam laman eLearning Industry.
Bahkan, humor dapat rasa keterhubungan di antara tim jarak jauh. Mengingat di zaman sekarang, orang-orang sering bergantung pada mesin dan alat komunikasi. Humor dapat terasa memanusiakan dan membuat orang mengenali kesamaan mereka.
Humor membuat orang merasa lebih nyaman, lebih mampu belajar, terinspirasi, dan mampu berpikir kreatif. Orang-orang yang mendapatkan humor cukup di tempat kerja, cukup terbantu dalam mematikan suara negatif di dalam kepala mereka. Dan sebaliknya, mengarahkan mereka untuk menanggapi ide-ide baru dengan keterbukaan yang lebih besar.
Sejumlah penelitian lainnya menunjukkan, humor membuat orang tampak lebih disukai dan pantas dipercaya. Orang senang bekerja dengan orang lain yang mereka sukai dan yang mereka percayai. Pada gilirannya, ini dapat menghasilkan koneksi bisnis yang lebih kuat daripada yang mungkin kita lihat sebaliknya.
Dan untuk diketahui, satu hal lain yang istimewa dari peran humor dalam dinamika organisasi adalah kemampuannya untuk mencegah orang mengundurkan diri alias resign!
Aktivitas bercanda, berkelakar, bertukar humor antar pemimpin dan tim, dapat menciptakan menciptakan lingkungan yang membuat orang senang bekerja di dalamnya. Kalau sudah begitu, maka tingkat perputaran karyawan dapat diminimalisasi.