Toxic Positivity Hanya Menyiksa Diri, Terima Dan Hadapi Dengan 4 Cara Ini

Uli Febriarni
Senin 12 Desember 2022, 15:32 WIB
lelah / freepik

lelah / freepik

Berpikir dan bersikap positif adalah sikap yang diperlukan dalam kehidupan. Namun, sikap tersebut tidak perlu diterapkan secara berlebihan. Tempatkan pikiran dan sikap positif di momen yang tepat.

Ketika mendapat pengalaman yang membuatmu harus mendapatkan emosi negatif, maka terimalah. Tak perlu memaksakan diri dengan terlalu sering mencoba selalu positif. Daripada kemudian ternyata kamu hanya melakukan toxic positivity.

Mengenal Toxic Positivity

Toxic positivity adalah keyakinan bahwa tidak peduli seberapa buruk atau sulitnya suatu situasi, orang harus mempertahankan pola pikir positif. Demikian definisi yang dijumpai lewat laman Very Well Mind.

Sadar maupun tidak sadar, toxic positivy bisa kita lakukan terhadap orang lain melalui saran-saran positif yang diberikan. Padahal, tidak selamanya kata positif yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang tengah dihadapi. Salah-salah bisa membuat lawan bicara merasa tidak dihargai. 

Toxic positivity pada kenyataannya juga bisa kita lakukan terhadap diri kita sendiri.

Tidak ada salahnya memiliki pandangan hidup yang positif, apalagi hal itu baik untuk kesejahteraan mental. Tetapi sebagai manusia biasa, kita semua memiliki emosi dan pengalaman yang menyakitkan.

Membiarkan toxic positivity hadir di benakmu terus-menerus, -entah itu berasal dari orang lain atau dari dalam pikiranmu sendiri- , maka berarti telah membiarkan perasaanmu berpikir bahwa emosi yang kamu rasakan bukanlah sesuatu yang valid dan tak layak diterima. Berikutnya, kamu akan diliputi dengan perasaan bersalah, gagal, menyangkal, tidak nyaman.

Kalau sudah begitu, kamu hanya akan membuat dirimu sendiri tertekan dengan memaksa berpikir bahwa kamu baik-baik saja, di tengah kondisi 'tidak baik-baik saja'.

Menyangkal Hanya Akan Membuatmu Meledak!

Mental Health America menuliskan, emosi negatif seperti ketakutan, kesedihan, dan kemarahan adalah bagian dasar dari kehidupan dan terkadang kita berjuang untuk menghadapinya secara efektif.

Kamu mungkin tergoda untuk langsung bertindak berdasarkan apa yang kamu rasakan, tetapi hal itu tidak selalu bisa memperbaiki situasi yang menyebabkan emosi tersebut. Bahkan bisa menambah masalah. 

Tetapi menolak dan menyangkalnya, hanya akan membuat perasaan tertahan. Tetapi hanya sampai pada titik di mana seseorang akhirnya 'meledak' atau bertindak dengan cara yang berbahaya.

Selain itu, menyangkal hadirnya emosi negatif dalam jangka panjang, bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan mental. Mulai dari stres berat atau depresi, cemas, sedih yang berkepanjangan, gangguan tidur, gangguan makan, penyalahgunaan obat terlarang, hingga Post Traumatic Syndrom Disorder (PTSD).

Sebuah riset yang dilakukan dengan metode studi kelompok soal efek toxic positivity, dipublikasikan pada 2017, dalam thepsychologygroup.com. Peneliti membagi peserta uji coba ke dalam dua kelompok dan diperlihatkan film prosedur medis yang mengganggu. Selama masa uji, respons stres mereka diukur (misalnya, detak jantung, pelebaran pupil, produksi keringat).

Selama uji tersebut, satu kelompok diminta untuk menonton video sambil membiarkan emosi mereka muncul. Sedangkan kelompok kedua, diminta untuk menonton film dan bertindak seolah-olah tidak ada yang mengganggu mereka.

Lewat uji sederhana itu ditemukan, para peserta yang menekan emosi mereka (bertindak seolah-olah tidak ada yang mengganggu mereka) memiliki gairah fisiologis yang lebih signifikan. Sedangkan peserta yang selama menonton menekan emosi, mereka tampak dingin dan tenang, tetapi di dalam, ada ledakan stress.

Studi lain yang diungkap dalam Psychological Science, menolak untuk melihat kegelapan hidup dan menghindari pengalaman yang tidak nyaman, dapat merusak kesehatan mental.

Terima, Rasakan, Cari Solusi

Dalam abstraksi penelitian yang dilansir melalui American Psychological Association, penerimaan atas emosi telah dikaitkan dengan kesehatan psikologis yang lebih baik. 

Studi memverifikasi bahwa, kebiasaan menerima pengalaman mental secara luas memprediksi kesehatan psikologis. Mulai dari kesejahteraan psikologis, kepuasan hidup, dan gejala depresi dan kecemasan. 

Maka, ketimbang terjebak dalam toxic positivity, ada empat langkah yang bisa kamu ambil. Tujuannya, agar kita tak toxic positivity bagi diri sendiri dan tidak memberi toxic positivity untuk orang lain.

1. Rasakan Dan Kelola 

Ketika kamu merasakan emosi negatif, tidak perlu menyangkalnya. Sebab, sama halnya seperti emosi positif, emosi negatif merupakan hal yang normal untuk dirasakan. Kamu bisa mengungkapkan perasaan negatif tersebut pada seseorang yang dipercaya atau menuliskannya dalam jurnal. 

Kamu memiliki hobi? Menjalankan hobimu di hari yang berat, dapat membuatmu rileks sejenak dan mampu berpikir jernih

2. Tahan Diri Untuk Tidak Menghakimi

Ketika orang lain menceritakan perasaan negatifnya, coba untuk mendengarkan dan menyimak. Tahan diri untuk berkomentar, sekalipun itu kata-kata positif.

Mendengarlah untuk memahami, bukan mendengar untuk menjawab. Tidak perlu menghakimi mereka dengan standar kita. Setiap orang punya standar masing-masing dalam melihat dan menjalani sesuatu. Masalah yang remeh bagimu, bisa jadi pukulan terberat bagi mereka.

3. Jangan Membanding-bandingkan Masalah

Setiap orang memiliki pemikiran hingga ketahanan mental yang berbeda. Apa yang sulit bagi orang lain, bisa jadi mudah dihadapi bagi kita. Demikian sebaliknya.

Membandingkan masalah kita dan bagaimana orang-orang menghadapi masalah mereka, hanya memperburuk situasi. Memunculkan rasa diremehkan dan menyembunyikan emosi yang dirasakan.

4. Cari Akar Masalah dan Solusinya

Punya masalah dan merasakan efeknya? Terima, lalu cari akar masalahnya.

Bila tak punya seseorang yang dipercaya untuk berdiskusi, minimal ambil waktu untuk menyendiri sesaat.

Kemudian siapkan kertas dan alat tulis untuk mencatat masalah yang sedang dihadapi. Buatlah peta dan daftar perasaan-perasaan negatif yang datang, lalu temukan akar masalah dan berbagai alternatif solusi. Lakukan dan selesaikan semuanya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)