Ajak Masyarakat Sadar Krisis Iklim, Sejauh Mata Memandang Berbagi Ilmu dan Tips

Editor Techverse
Senin 22 Agustus 2022, 17:23 WIB
Salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Sejauh Mata Memandang di Yogyakarta/Istimewa

Salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Sejauh Mata Memandang di Yogyakarta/Istimewa

Techverse.asiaSejauh Mata Memandang mengajak masyarakat agar semakin sadar akan adanya krisis iklim dan menjadi bagian dari solusi dengan menghadirkan “Sejauh Rumah Kita” di Yogyakarta, sebagai tempat berbagi ilmu serta berbagai tips dalam merawat bumi melalui kegiatan belajar bersama yang menggandeng berbagai komunitas.

Dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan, masyarakat belajar menerapkan gaya hidup slow living, gaya hidup sehat dan lebih ramah lingkungan, serta lebih bijak dan sadar dalam mengonsumsi dan merawat barang-barang di sekitar mereka sebagai solusi dan aksi sederhana dalam melindungi bumi dari kepunahan.

Pada minggu kelima dan keenam hadirnya “Sejauh Rumah Kita” di Yogyakarta, beberapa kegiatan Belajar Bersama yang diadakan adalah menjilid buku bersama Tarlen Handayani, meracik minuman berbasis rempah bersama Agradaya, bincang santai bersama Farwiza Farhan tentang Hutan Konservasi Leuser di Aceh, dan mempelajari sejarah ubin semen cap Kunci bersama Tegel Kunci.

Menjilid Buku dengan Sampul Perca dari Sejauh Mata Memandang bersama Tarlen Handayani

Sejauh Mata Memandang bersama produser Tarlen Handayani menghadirkan kegiatan Belajar Bersama menjilid buku dengan sampul perca dari Sejauh Mata Memandang di “Sejauh Rumah Kita” pada hari Sabtu (13/08/2022) pada sesi pagi dan sesi tambahan yang diadakan pada hari Minggu (14/8/2022).

Tarlen Handayani adalah seorang bookbinder atau penjilid buku yang juga memproduksi produk jurnal atau buku catatan buatan tangan dengan jenama Vitarlenology yang Ia dirikan pada tahun 2020 di Yogyakarta. Bisnis jilid buku ini diawali dari kegemarannya menulis buku harian yang Ia buat sendiri dan pada akhirnya keahlian ini Ia pelajari secara mendalam hingga ke luar negeri.

Dalam dua sesi Belajar Bersama tersebut, para peserta mempraktikkan cara menjilid buku dan berkreasi sendiri membuat sampul buku dari kain perca yang disediakan oleh Sejauh Mata Memandang.

Tarlen menjelaskan bahwa bookbinding atau menjilid buku memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah kita dapat belajar untuk merawat dan memproduksi pengetahuan. Bookbinding juga termasuk kegiatan yang bisa diterapkan dalam gaya hidup slow living.

"Karena ada proses yang runut dan saling melengkapi pada pembuatannya yang dapat membuat kami lebih sadar terhadap apa yang kami punya dan mengajarkan kami untuk merasa cukup dan mensyukuri itu semua," paparnya.

Meracik Minuman dari Bahan Rempah-rempah bersama Agradaya

Dalam kegiatan Belajar Bersama pada hari Sabtu (13/8/2022), Agradaya turut hadir mengisi sesi sore dengan meracik minuman dari bahan rempah-rempah dan herbal yang bermanfaat bagi kesehatan seperti jahe, kunyit temulawak, pala, sereh, dan sebagainya.

Para peserta dipersilakan untuk meracik minumannya sendiri dengan menggunakan bahan rempah-rempah tersebut sesuai dengan kondisi tubuh dan selera mereka.

Agradaya merupakan wirausaha sosial yang didirikan oleh pasangan Andhika Mahardika dan Asri Saraswati yang menghasilkan ramuan kebaikan berupa produk rempah serbuk, rempah tisane dan rempah latte yang memiliki manfaat untuk keselarasan dan kesehatan tubuh serta berkontribusi pada upaya menciptakan alam dan lingkungan yang lestari dengan menerapkan prinsip pertanian dan perkebunan rempah alami.

Asri Saraswati, Pendiri Agradaya mengungkapkan pihaknya membuat minuman berbasis rempah-rempah dan herbal yang bersumber lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan juga diolah secara lokal sehingga baik untuk keberlangsungan alam dan tentunya bermanfaat bagi kesehatan. Terlebih lagi, saat ini mengonsumsi minuman berbasis rempah dilirik sebagai potensi baru salah satu solusi gaya hidup sehat di tengah pandemi karena pembuatannya sangat mudah untuk dilakukan di rumah.

Mengenal Lebih Jauh tentang Hutan Leuser di Aceh bersama Farwiza Farhan

Pada kegiatan Belajar Bersama yang diadakan di minggu keenam, hari Sabtu (20/8/2022) sesi pagi, Sejauh Mata Memandang menghadirkan Farwiza Farhan yang dikenal sebagai penggiat konservasi dan penggagas Yayasan HAkA (Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh) yang berfokus pada perlindungan, konservasi, dan restorasi Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Sumatera yang merupakan tempat terakhir di dunia untuk empat satwa langka seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Badak Sumatera, dan Orangutan Sumatera yang tinggal bersama-sama di alam.

Sebagai seorang marine biologist yang akhirnya jatuh cinta pada hutan dan ingin melindungi hutan, ia mempelajari bahwa kegiatan konservasi lebih dari sekadar penelitian flora dan fauna. Ada banyak elemen dalam kegiatan konservasi, yaitu seperti penguatan di tingkat tapak, penguatan kebijakan, dan juga edukasi.

Oleh karena itu, Yayasan HAkA bekerjasama dengan sangat dekat dengan masyarakat sekitar hutan untuk melindungi daerahnya dari kerusakan hutan karena masyarakat sekitar hutan merupakan kelompok pertama yang terdampak ketika terjadi bencana alam akibat kerusakan hutan.

Menurut Farwiza, mencegah kerusakan hutan dan kepunahan bukan hanya menjadi kewajiban masyarakat sekitar hutan, tetapi masyarakat perkotaan juga perlu memiliki kepedulian terhadap hutan.

“Penting sekali untuk masyarakat kota untuk peduli dengan hutan karena ada satu hal yang dibutuhkan dalam hidup kita sehari-hari, yaitu air bersih. Air bersih datang dari sungai-sungai yang mengalir lewat hutan. Hutan berfungsi untuk menjaga sumber air. Hutan menghembuskan oksigen untuk kita bernafas. Hutan mendaur ulang CO2 di bumi,” ujar Farwiza.

Farwiza juga berpendapat bahwa salah satu solusi yang paling penting untuk mengatasi perubahan iklim adalah dengan menjaga hutan-hutan yang sudah tua, yang memiliki pohon besar serta keanekaragaman hayati yang tinggi dengan cara merestorasi, menanam, dan menambah keanekaragaman hayati di area yang sudah terdegradasi, seperti yang dilakukan oleh Sejauh Mata Memandang yang berkolaborasi dengan Yayasan HAkA dan Forum Konservasi Leuser dalam melakukan restorasi habitat dan penguatan di tingkat tapak.

“Kami semua punya peran untuk melindungi bumi. Kami semua adalah konservasionis karena kita semua menikmati apa yang diberikan oleh bumi. Kami semua perlu mengambil peran untuk sama-sama untuk melindungi bumi," ujarnya.

Bagi masyarakat kota, ada banyak cara untuk berpartisipasi dalam perlindungan hutan. Pertama, kenalan dengan hutan-hutan keren di Indonesia agar ada keinginan untuk melindungi.

Kedua, membeli dan mengkonsumsi barang-barang secara bijak dan sadar, barang-barang yang dibuat dengan proses yang lebih ramah lingkungan, yang melindungi hutan.

Terakhir, mulailah berpartisipasi. Partisipasi bisa dilakukan dalam berbagai cara, mulai dari ikut tanda tangan petisi, ikut menanam pohon, ikut mengadvokasi kegiatan-kegiatan yang penting untuk perlindungan hutan.

Belajar tentang Sejarah, Perjalanan Artistik, Craftsmanship, dan Proses Kreatif di Balik Warisan Budaya Ubin Semen Cap Kunci sejak 1927 bersama Tegel Kunci

Pada hari Sabtu (20/8/2022) di kegiatan Belajar Bersama sesi sore, Sejauh Mata Memandang menggandeng Tegel Kunci untuk belajar tentang sejarah di balik warisan budaya ubin semen cap Kunci.

Tegel Kunci adalah jenama ubin semen yang sudah ada sejak tahun 1927 dan telah menjadi bagian dari sejarah arsitektur dan desain Indonesia yang masih terpasang dan bertahan dengan baik hampir seratus tahun lamanya hingga sekarang di bangunan-bangunan bersejarah seperti Kraton Yogyakarta, Museum Bank Indonesia di Jakarta, Lawang Sewu di Semarang, dan masih banyak lagi.

Di kegiatan Belajar Bersama ini, Mega Karang, Pemilik Tegel Kunci dan Kirana Karang, Manajer Pemasaran dan Proyek bercerita kepada para peserta yang hadir tentang sejarah dan mencontohkan proses kreatif Tegel Kunci.

Mega dan Kirana mengungkapkan bahwa Tegel Kunci pernah berpindah kepemilikan beberapa kali akibat ketidakstabilan politik di Indonesia pada tahun 1930 sampai 1950-an hingga akhirnya diambil alih oleh pemerintah daerah. Pada tahun 1970-an, industri ubin semen perlahan tenggelam di tengah maraknya produksi keramik dan pada akhirnya diselamatkan oleh PT. Matta Indonesia tahun 1997 yang perlahan menghidupkan kembali warisan budaya ubin semen dan industri ubin semen hingga sekarang dan menjadi satu-satunya pabrik ubin semen yang masih beroperasi di Indonesia.

Selain itu, Kirana juga mencontohkan proses kreatif pembuatan ubin semen di Tegel Kunci yang diawali dengan mendesain motif dan menentukan warna ubin sebelum membuat cetakan ubin yang dibuat dengan tangan dari bahan kuningan sesuai dengan motif yang telah didesain. Sementara itu, warna ubin ditentukan menggunakan pigmen natural dan ubin semen dicetak satu persatu menggunakan tangan dengan cara menuangkan pigmen warna ke dalam cetakan yang sudah dibuat.

“Sejauh Rumah Kita” dibuka setiap hari untuk umum mulai tanggal 8 Juli hingga 4 September 2022, dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB, berlokasi di Rumah Simbah Studio, NG I / 1301 Jl Kp. Ngadiwinatan, Ngampilan, Yogyakarta 55261.

Selama bulan Agustus ini, ada beberapa komunitas yang telah mengisi kegiatan di “Sejauh Rumah Kita” dan akan ada kegiatan-kegiatan Belajar Bersama yang terakhir, yaitu menjurnal untuk pulih bersama Janti Alterjiwo dan mendaur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan bersama Tactic Plastic yang diadakan pada hari Sabtu, 27 Agustus 2022. Untuk pendaftaran kegiatan Belajar Bersama, bisa menghubungi narahubung Kiky di nomor telepon 0813-2549-8659, email kiky@sejauh.com, atau melalui akun Instagram resmi @sejauh_mata_memandang.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno14 April 2025, 19:01 WIB

ASUS VivoWatch 6 Aero: Bisa Lakukan ECG dan Pantau Tingkat Tekanan Darah

Desain ringan seberat 27 gram dilengkapi layar sentuh AMOLED.
ASUS VivoWatch 6 Aero. (Sumber: ASUS)
Techno14 April 2025, 18:40 WIB

Trump Kecualikan 3 Perangkat Ini dari Penerapan Tarif yang Lebih Tinggi

Pembebasan tarif teknologi hanya bersifat sementara, menurut Menteri Perdagangan AS.
Ilustrasi iPhone 16E yang dirakit di China terkena imbas aturan tarif Trump.
Techno14 April 2025, 18:07 WIB

Vivo V50 Lite Punya Kapasitas Baterai Jumbo dan Pengisian Daya Super Cepat

Tawarkan Baterai 6500mAh serta 90W Flash Charge Pertama di Seri V Lite.
Vivo V50 Lite.
Techno14 April 2025, 17:39 WIB

Instagram Ingin Menyaingi TikTok di Bagian Fungsi Pencarian

Kini banyak Gen Z yang mulai gunakan TikTok untuk mencari tahu tentang sesuatu.
Ilustrasi Instagram. (Sumber: Unsplash)
Techno14 April 2025, 17:29 WIB

Ballie: Robot Asisten Pribadi untuk Rumah Bertenaga Google Gemini

Gemini di Google Cloud akan memungkinkan Ballie menghadirkan interaksi yang dipersonalisasi dan bantuan rumah yang proaktif kepada pengguna.
Samsung pamerkan robot pintar bernama Ballie. (Sumber: Samsung)
Techno14 April 2025, 16:02 WIB

Canva Perkenalkan Visual Suite 2.0, Ubah Masa Depan Kreativitas dan Produktivitas

Memperkenalkan Rangkaian Aplikasi Visual 2.0 – Cara Baru nan Hebat untuk Berkreasi.
Canva umumkan rangkaian aplikasi Visual 2.0. (Sumber: canva)
Techno14 April 2025, 15:34 WIB

Oppo Find X8 Ultra Dilansir di China, Lihat Spesifikasi Lengkapnya

Find X8 Ultra mengemas spesifikasi yang lebih baik ke dalam perangkat yang sedikit lebih tipis.
Oppo Find X8 Ultra. (Sumber: oppo)
Techno14 April 2025, 14:59 WIB

Salesforce Pamerkan Inovasi Agentic AI Terbaru di Agentforce World Tour Jakarta

Salesforce membantu organisasi dengan berbagai ukuran dan skala untuk menyesuaikan bisnisnya di dunia yang serba AI.
Salesforce perkenalkan kemampuan dari Agentforce. (Sumber: istimewa)
Automotive14 April 2025, 14:41 WIB

Ducati x Lamborghini: Hadirkan Panigale V4 Lamborghini Baru

Kedua merek otomotif ini bersama lagi, menulis babak baru sportivitas, keindahan dan eksklusivitas.
Ducati Panigale V4 x Lamborghini. (Sumber: Ducati)
Automotive14 April 2025, 14:19 WIB

Next-Gen Ford Everest Sport Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Harganya

SUV Tangguh dengan Sentuhan Sporty.
Next-Gen Ford Everest Sport. (Sumber: Ford)