Merapi Masih Aktif Erupsi, Ini 8 Tips Meminimalkan Paparan Debu Vulkanik Pada Tubuh Dan Pernapasanmu

Uli Febriarni
Minggu 12 Maret 2023, 12:29 WIB
erupsi Gunung Merapi 12 Maret 2023 (Sumber : BPPTKG)

erupsi Gunung Merapi 12 Maret 2023 (Sumber : BPPTKG)

Gunung Merapi, yang terbentang di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami erupsi dan mengeluarkan awan panas pada Sabtu (11/3/2023) siang. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan, awan panas guguran dari Gunung Merapi turun pada pukul 12.12 WIB. Material bergerak ke arah Kali Bebeng atau Krasak. 

Selain memberikan informasi arah luncuran abu, ia menyatakan bahwa BPPTKG mengimbau masyarakat, untuk menjauhi daerah bahaya.

"Jarak 7 Km dari puncak Gunung Merapi," ungkap Agus.

Akibat luncuran awan panas guguran, debu dari aktivitas merapi tertiup agin menuju arah barat dan barat daya. Sehingga, debu vulkanik juga turun di berbagai tempat, menyerupai hujan. Situasi itu antara lain terlaporkan di Wonosobo, Temanggung, Magelang.

Pada hari ini, Minggu (12/3/2023), Merapi juga masih aktif mengeluarkan material awan panas guguran. Dengan demikian, potensi abu vulkanik muncul dan menyebar ke sekitarmu -bila kamu tinggal di daerah terdampak- masih ada.

Mengenal Abu Vulkanik

Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik. Material ini adalah bahan material vulkanik jatuhan, yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Abu vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus.

Batuan yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh di sekitar kawah sampai radius 5 hingga 7 Km dari kawah. Abu yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan Km bahkan ribuan Km dari kawah, karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin.

Abu vulkanik mengandung banyak unsur logam, seperti Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Krom (Cr), Kadmium ( Cd), Seng (Zn), Boron (B), Barium (Ba), Selenium (Se), Perak (Ag), Besi (Fe), pH H2O, SiO2 dan Silika (Si).

Abu vulkanik memiliki kandungan lapisan asam yang berbahaya bagi kesehatan. Karena bisa menyebabkan gangguan pernafasan, batuk, iritasi pada paru-paru dan mata maupun kulit tubuh.

Untuk itu, ketika kamu berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik, diharapkan bisa rajin menggunakan masker dan pakaian tertutup.

Dampak Abu Vulkanik

Abu vulkanik yang terpapar pada tubuh memiliki sejulah efek atau dampak negatif. Berikut di bawah ini penjelasannya, yang kami rangkum dari laman Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • Gangguan Pernapasan

Partikel abu sangat halus, sehingga dapat masuk ke paru-paru ketika kita bernapas.

Apabila paparan terhadap abu cukup tinggi, maka orang yang sehat bisa mengalami kesulitan bernapas, bahkan tidak menutup kemungkinan itu disertai batuk dan iritasi.

Tanda-tanda penyakit pernapasan akut (jangka waktu pendek) akibat abu vulkanik:

1.Iritasi hidung dan pilek
2.Iritasi dan sakit tenggorokan, kadang disertai dengan batuk kering
3.Untuk penderita penyakit pernapasan, bisa diikuti gejala serius seperti gejala bronkitis akut selama beberapa hari (seperti: batuk kering, produksi dahak berlebih, mengi dan sesak napas)
4.Iritasi saluran pernapasan bagi penderita asma atau bronkitis; dengan keluhan umum sesak nafas, mengi dan batuk
5.Ketidaknyamanan saat bernapas

  • Iritasi mata

Iritasi mata merupakan dampak kesehatan umum yang sering dijumpai.

Tanda-tanda umum iritasi mata antara lain:

1.Merasakan seolah-olah ada partikel yang masuk ke mata
2.Mata sakit, perih, gatal atau kemerahan
3.Mengeluarkan air mata dan lengket
4.Kornea lecet atau tergores
5.Mata merah akut, atau pembengkakan kantong mata sekitar bola mata
6.Mata terbakar dan menjadi sangat sensitif terhadap cahaya.

  • Iritasi kulit

Abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit untuk sebagian orang, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam.

Iritasi kulit disebabkan karena abu vulkanik memiliki butiran kasar dan dikenal kulit sebagai benda asing. Ditandai dengan kulit yang memerah, terkadang disertai gatal dan kasar. 

Tips Mengatasi Dampak Abu Vulkanik

  • Hindari keluar rumah jika tidak mendesak. Bila terpaksa keluar rumah, gunakan masker yang sedikit dibasahi agar abu halus tidak terhirup nafas. Serta pakai kaca mata dan pakaian yang menutup rapat seluruh tubuh.
  • Lepas lensa kotak. Butiran-butiran abu vulkanik memiliki bentuk tajam dan dapat merusak kornea mata, ini bisa membuat mata menjadi merah. Melepas lensa kontak mencegah terjadinya abrasi kornea.
  • Jangan mengucek mata yang terkena abu vulkanik. Kedipkan mata hingga mengeluarkan air mata, untuk mengeluarkan abu vulkanik dan mengurangi mata perih.
  • Tutup semua makanan, air minum maupun wadah air bersih. Menutup makanan dan minuman harus dilakukan agar tidak terkontaminasi dengan abu vulkanik. Dengan demikian, kamu tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi abu vulkanik.
  • Banyak minum air putih. Tips berikut ini untuk menjaga kesehatan dan menetralisir abu yang terhirup ke dalam tubuh.
  • Perbanyak konsumsi makanan bergizi. Tujuannya untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, khususnya di masa darurat.
  • Periksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan. Bila keluhan mata perih, batuk atau sakit tenggorokan dan kulit iritasi semakin memburuk. 
  • Kurangi menggaruk kulit yang terkena iritasi akibat terpapar abu vulkanik. Luka lecet akibat gesekan yang terlalu sering, bila tak teratasi dengan baik bisa menyebabkan infeksi.

Untuk kamu yang berdomisili di wilayah terdampak abu vulkanik Gunung Merapi, terapkan tips di atas sembari terus waspada ya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)