Techverse.asia – Scalping saham merupakan salah satu strategi trading yang membantu trader untuk mendapat keuntungan dengan cepat, biasanya dalam jangka pendek satu hari. Seorang trader yang menerapkan strategi scalping saham ini biasa disebut juga dengan istilah scalper.
Scalper melakukan transaksi pembelian saham kemudian menjual saham kembali dengan memasang target kenaikan yang tidak terlalu tinggi dalam pergerakan harga harian sahamnya.
“Scalper mampu membaca pergerakan harga saham berdasarkan analisis teknikal dan memanfaatkan posisi di level terendah untuk membeli saham dan melihat ada potensi atau sinyal harga saham bisa naik ke level lebih tinggi dalam satu hari,” terang Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani.
Baca Juga: Elon Musk Janji Beri Award Berupa Saham untuk Karyawan Twitter yang Tersisa
Chisty mengingatkan, teknik scalping saham hanya cocok untuk trader saham dengan profil risiko agresif dan memiliki waktu untuk memonitor pergerakan pasar saham. Untuk itu, berikut ini adalah tips bagi trader yang ingin melakukan teknik scalping saham:
1. Membaca tren perdagangan
Ketika menggunakan strategi scalping saham, maka wajib mengamati dan bisa membaca tren pergerakan pasar dengan baik. Dengan memiliki skill ini, trader bisa membaca dan mengetahui momentum yang tepat untuk mengambil keuntungan.
2. Memiliki kemampuan analisis teknikal
Prinsip dasar scalping adalah mengambil momentum pada price action suatu saham, maka analisis teknikal yang sering digunakan oleh trader dalam scalping. Namun demikian, trader juga bisa mengkombinasikannya dengan pendekatan lain seperti analisis fundamental sebagai pendukung dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk mendukung kemampuan analisis teknikal, Scalper biasanya menggunakan beberapa indikator teknikal seperti Moving Average (MA), Stochastic, dan Bollinger Bands. Berbagai indikator teknikal ini akan membantu trader untuk menyusun strategi entry ataupun exit dari suatu saham.
3. Mencoba dengan swing trading
Scalping saham melakukan jual dan beli suatu saham yang lebih cepat dibandingkan swing trading, sehingga ada baiknya menerapkan strategi swing trading terlebih dahulu dengan ritme yang sedikit lebih lambat, bisa dalam periode mingguan atau bulanan dibandingkan dengan scalping saham yang memiliki ritme trading cukup pendek.
“Strategi swing trading tersebut biasanya dilakukan dalam periode mingguan atau secara bulanan, sehingga kamu dapat membiasakan diri terlebih dahulu untuk memahami karakter atau pola suatu saham yang terbentuk. Setelah terbiasa, maka kamu mulai bisa menerapkan scalping saham dengan intensitas lebih tinggi dan rentang waktu yang lebih pendek,” ucapnya.
Baca Juga: Yellow.ai Luncurkan Program Kepemilikan Saham Senilai USD 43 Juta untuk Makmurkan Karyawan
4. Manajemen keuangan dan risiko
Kemampuan mengelola risiko dan membatasi kerugian sangat dibutuhkan ketika ingin menjadi seorang scalper. Manajemen keuangan saham yang kuat juga bisa membantu mendapatkan profit secara konsisten.
“Sebab prinsip scalping adalah agar scalper lebih banyak profit dari sekian banyaknya transaksi perdagangan yang dilakukan,” katanya.
5. Fokus dan disiplin dengan trading plan
Coba untuk fokus dan disiplin dengan trading plan yang dimiliki. Disiplin terhadap trading plan yang dimiliki agar dapat meminimalisir kemungkinan risiko loss (hilang) terburuk untuk terjadi.
“Trader dapat memasang price alert berdasarkan target harga sesuai trading plan. Dengan fitur ini scalper dan trader tidak akan melewatkan kesempatan untuk profit taking saat harga saham sudah mencapai harga yang diinginkan,” ujar Chisty.
Perlu diketahui bahwa investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Sebab, harga saham berfluktuasi secara real-time. Oleh karena itu, siapa saja harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.