Techverse.asia – Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Nanung Danar Dono mengatakan bahwa hewan ternak untuk kurban hendaknya dipilih ternak yang sehat sempurna, dengan ciri kuat berdiri, tidak lemah, nafsu makan normal, tidak dalam keadaan sakit apalagi sakit yang menular, dan tidak nampak cacat fisik.
Menurutnya, tips untuk memilih hewan kurban dengan mengamati kuku kaki nampak sehat dan utuh, gerakan saat berjalan normal, tidak pincang. “Jika hewan sakit, nampak dari nafsu makan hilang, malas berjalan, tubuh lemah,” kata Nanung pada Rabu (14/6/2023).
Pada saat akan membeli hewan kurban, Nanung berpesan sebaiknya hindari membeli hewan kurban yang dipelihara di tempat pembuangan sampah karena besar kemungkinan ternak tersebut mengonsumsi limbah logam berat. Selanjutnya satu hari sebelum proses penyembelihan, usahakan untuk mempuasakan ternak 12 jam sebelum disembelih agar ternak tidak beringas dan agresif sehingga penanganan jauh lebih mudah.
“Pemuasaan juga akan mengurangi isi rumen (perut) serta menyempurnakan proses konversi serabut otot dan pembuluh darah menjadi daging,” terangnya.
Baca Juga: Diduga Berlaku Kejam Terhadap Hewan, Neuralink Kini Diperiksa Departemen Pertanian Amerika Serikat
Namun yang tidak kalah lebih penting, sambungnya, menyiapkan seluruh perlengkapan penyembelihan dengan kesiapan sarana dan prasarana penyembelihan dengan mengasah pisau setajam mungkin. Kemudian, proses penyembelihan dilakukan secara benar oleh jagal dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan yakni di bawah jakun.
Ketiga saluran yang ada di bawah jakun terdiri dari saluran napas atau tenggorokan atau trakea, saluran makanan (kerongkongan/esofagus), dan pembuluh darah arteri karotis dan vena jugularis.
“Setelah itu, gantung ternak yg telah mati pada kedua kaki belakangnya. Pada proses pemotongan, jangan memotong-motong daging sambil merokok karena daging sangat peka terhadap bau, termasuk aroma tidak sedap asap rokok,” paparnya.
Yang tidak kalah lebih penting, katanya, jangan pernah mencuci jeroan di sungai karena pada umumnya sungai di wilayah kota telah tercemar dengan bahan kimia, limbah rumah sakit, kuman-kuman penyakit seperti Escherichia coli dan Disentri.
“Usahakan juga tidak meletakkan daging di permukaan tanah karena kuman tumbuh 10 ribu sampai 100 ribu kuman per menit,” ujarnya.
Selanjutnya untuk pendistribusian diusahakan memisahkan daging dan jeroan serta mendistribusi daging dengan menggunakan tas anyaman bambu. Namun, kalau tidak punya tas anyaman bambu, hindari untuk memakai tas kresek hitam saat membungkus dagingnya.
“Jika tidak ada (tas anyaman bambu), lebih baik menggunakan tas plastik bening,” katanya.
Dosen Fakultas Peternakan UGM lainnya, Cuk Tri Noviandi mengatakan sebaiknya takmir masjid dan panitia kurban memiliki waktu persiapan yang cukup dalam melaksanakan proses penyembelihan kurban. Ia berpesan agar pemilihan tukang jagal atau tukang sembelih hewan kurban dilakukan dengan selektif mungkin serta sebaiknya dipilih yang berusia relatif masih muda dan berpengalaman.
Baca Juga: Cerita Penitipan Hewan Petshop Indonesia Saat Lebaran: Ada yang Enggak Diambil Lagi oleh Pemiliknya
“Harus tahu cara menangani kurban dengan baik, kalau bisa jangan terlalu tua,” katanya.
Menurutnya, tidak sedikit saat penanganan hewan sebelum disembelih para jagal yang kena tendangan kaki belakang sapi hingga tersungkur. Bahkan, ada sapi yang lepas dari ikatan karena kondisi sapi yang stres.
“Jika sampai ada jagal yang ditendang sapi, kita harus paham kondisi sapinya dulu. Apa yang ditakuti bukan karena sapinya galak tapi karena ia takut keramaian,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Hari Raya Idul akan jatuh tanggal 29 Juni 2023 menurut versi Muhammadiyah, sedangkan untuk versi Nahdlatul Ulama (NU) maupun pemerintah sampai saat ini belum menentukan tanggalnya. Pengumuman Hari Raya Idul Adha versi pemerintah biasanya ditentukan dengan cara melihat hilal terlebih dahulu.