Menjaga kesehatan tubuh harus dilakukan sekalipun kita sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan. Ada sebagian masyarakat kerap kali lalai dalam menjaga kesehatan tubuh di masa puasa Ramadan, beralasan mengantuk, letih atau sudah terlanjur lemas.
Pakar Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitas Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, dr Abdul Jabbar Al Hayyan SpKFR, memberikan tips menjaga kesehatan saat berpuasa.
Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka kita bisa menjalankan ibadah dengan lancar dan maksimal.
dr Hayyan mengatakan, salah satu hal penting yang penting dipersiapkan adalah kecukupan nutrisi dalam tubuh dan mengatur jadwal harian selama satu bulan penuh selama berpuasa.
Baca Juga: BYD Resmi Meluncurkan Dolphin Mini, Perdana Dijual di Brasil
"Misalnya, dalam sehari manusia membutuhkan 2100 kkal, maka selama berpuasa jumlah tersebut dibagi menjadi dua kali waktu makan. Yakni, pada waktu sahur dan berbuka puasa. Pembagian ini berguna untuk menjaga ketercukupan gizi dan energi dalam tubuh saat menjalankan puasa," tuturnya, di laman kampus setempat, dikutip Selasa (12/3/2024).
Mengatur jadwal harian juga salah satu hal yang penting selama puasa. Salah satunya, dengan cara mengatur pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang berat selama berpuasa. Hal ini mencegah terjadinya kelelahan yang berlebihan, dan meningkatkan rasa lapar saat menjalankan ibadah puasa.
"Contohnya, jika kegiatan rutinitas sehari-hari di luar bulan puasa ada yang membutuhkan tenaga dan energi yang banyak, maka kegiatan tersebut dapat diubah jadwalnya di waktu mendekati berbuka puasa atau setelah berbuka puasa." imbuh dokter Persatuan Sepak Bola Surabaya (Persebaya) ini.
Selain menjaga nutrisi tubuh dan mengatur jadwal harian, konsultasi kesehatan juga menjadi hal esensial selama berpuasa. Terutama, orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu, lanjut dia.
Meskipun terdengar remeh, namun konsultasi dengan dokter dapat memastikan tubuh kita dengan keadaan yang fit selama menjalankan ibadah puasa. Konsultasi tidak hanya dilakukan oleh orang yang memiliki riwayat penyakit, namun juga orang yang sehat sekalipun.
"Orang dengan penyakit diabetes harus melakukan konsultasi kepada dokter yang merawatnya. Dengan itu, dapat mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang perlu dilakukan selama bulan Ramadan seperti timing penggunaan insulin pada orang diabetes," imbuh Hayyan.
Baca Juga: Koleksi Aroma Baru Parfum Casablanca Gandeng Nevertoolavish, Ada 8 Varian
Baca Juga: Jelang Halving Day, Bitcoin Capai Titik Tertinggi Sepanjang Masa
lebih jauh ia menjelaskan, pada dasarnya tidak ada pantangan makanan tertentu yang harus dihindari oleh seseorang, kecuali orang dengan penyakit tertentu. Namun, ia mengimbau agar setiap penyajian makanan mengandung komposisi yang lengkap dan seimbang. Yakni, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.
"Komposisi yang seimbang dapat membantu tubuh menyerap makanan dengan baik, serta mengubahnya sebagai cadangan energi selama beraktivitas saat berpuasa," jelas dia.
"Konsumsi real food, bukan process food, agar tubuh menerima komposisi makanan dengan baik," tambahnya.
Menjaga komposisi tiap makanan juga penting, termasuk memegang teguh dalam menjaga kesehatan dan pola makan selama berpuasa. Ia melihat, masyarakat umum biasanya goyah saat berbuka puasa, memiliki hasrat untuk mengkonsumsi semua jenis makanan secara berlebihan.
Baca Juga: Kejahatan Kripto Turun Tapi Taktiknya Berubah
Baca Juga: Airbnb Larang Pemilik Penginapan Merekam Tamu dan Aktivitas Mereka
Tak lupa, ia berpesan untuk masyarakat untuk mengetahui batasan-batasan mengonsumsi makanan, terutama ketika kita sudah merasa cukup kenyang.
"Tubuh yang prima, dapat membantu kita dalam memaksimalkan ibadah selama berpuasa," tandasnya.