Tips dari Jejakin untuk Ikut Mengurangi Emisi Karbon

Uli Febriarni
Kamis 17 Oktober 2024, 20:58 WIB
Tim Jejakin sedang menguji kualitas air dan tanah di sebuah area (Sumber: Jejakin)

Tim Jejakin sedang menguji kualitas air dan tanah di sebuah area (Sumber: Jejakin)

Emisi karbon Indonesia telah meningkat sekitar 140% dalam 20 tahun terakhir.

Sumber lain mengungkap, menurut penelitian dari Oxfam International, konsumsi energi di Indonesia telah meningkat sebesar 62,55% sejak 1990 hingga 2014, dengan penggunaan listrik yang meningkat sepuluh kali lipat dalam dua dekade terakhir.

Emisi karbon adalah jumlah emisi karbon atau gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu. Emisi karbon memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan dan kehidupan di bumi.

Baca Juga: Cara Supermom dalam Mempertahankan Ratusan Klien Fortune Mereka

Mengurangi emisi karbon sangatlah penting, karena hal ini memiliki implikasi negatif terhadap banyak aspek kehidupan di bumi, termasuk kualitas udara. Jadi, bagaimana cara kita mengurangi emisi karbon? Berikut ini tips dari Jejakin, salah satu startup climate tech Indonesia.

  • Kurangi, gunakan kembali, daur ulang (reduce, reuse, recycle)

Ini adalah langkah yang bisa dikatakan 'susah susah gampang' untuk menekan emisi karbon.

Mengurangi berarti mengurangi konsumsi bahan yang menghasilkan karbon, seperti mengurangi sampah makanan.

Menggunakan kembali berarti menggunakan barang sekali pakai beberapa kali, seperti menggunakan plastik atau botol kaca untuk keperluan lain. Meski demikian, jangan lupa untuk mengecek jenis plastik dan logo di kemasan tersebut. Keterangan itu memberikan informasi perihal bisa tidaknya kemasan itu untuk digunakan berulang.

Terakhir, mendaur ulang berarti mengubah sampah atau barang yang sudah tidak terpakai menjadi produk baru.

Jika kamu tidak bisa mendaur ulang sendiri, maka kumpulkan barang tersebut ke bank sampah atau pengepul. Mereka akan membantu kita untuk mengolah sampah itu menjadi produk lebih berarti.

  • Beralih ke produk buatan lokal

Produk impor mengalami perjalanan panjang untuk sampai ke tangan kita, melibatkan berbagai komponen yang berkontribusi terhadap jejak karbonnya. Tentu saja, tak terkecuali dengan proses transportasi yang menggunakan bahan bakar tertentu.

Oleh karena itu, mengurangi pembelian produk impor dan beralih ke produk lokal sangatlah penting.

"Selain mengurangi emisi karbon yang terkait dengan transportasi produk, kita juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal," ungkap Jejakin, dilansir Kamis (17/10/2024).

  • Perhatikan makanan yang dikonsumsi

Sampah makanan berperan penting dalam menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Oleh karena itu, kita bisa lebih berhati-hati saat membeli, mengolah, dan mengonsumsi makanan.

Selain itu, kita dapat mengubah sampah organik menjadi kompos alami, yang membantu mengurangi emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer.

Baca Juga: Spek Lengkap Realme 13 Plus 5G, Ponsel Gaming dengan Chip MediaTek Dimensity 7300

Baca Juga: Realme 13 5G dan TWS Buds T310 Resmi Dilansir di Indonesia, Segini Harganya

Cara membuat eco enzyme (sumber: Zero Waste Indonesia)

Selain membuat sisa makanan sebagai pupuk, kita juga bisa memprosesnya menjadi eco enzyme.

Eco enzyme merupakan produk fermentasi dari limbah organik dapur seperti sisa buah dan sayuran.

Eco enzyme memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai pupuk organik, pembersih alami, dan pengurai limbah organik.

Menyadur laman Zero Waste Indonesia, eco enzyme atau dikenal juga enzim sampah, bisa dihasilkan lewat fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.

Melansir dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pembuatan eco enzyme dilakukan dengan rumus 1:3:10, yakni 1 bagian gula merah/molase, 3 bagian sampah organik (kulit buah/sayur yang tidak keras, tidak berlemak, tidak bergetah dan tidak busuk), dan 10 bagian air.

  • Beralih ke transportasi umum

Kendaraan pribadi merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan. Hal ini dikarenakan sebagian besar kendaraan pribadi masih menggunakan bahan bakar fosil.

Maka, alih-alih menggunakan kendaraan pribadi, pilih transportasi umum yang tersedia di daerah kita. Selain itu, jika memang lokasi yang dituju berjarak cukup dekat, pilih berjalan kaki.

  • Menghemat penggunaan listrik

Di Indonesia, pembangkit listrik masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, sehingga menambah emisi karbon di atmosfer.

Maka, cara yang bisa ditempuh untuk menghemat listrik adalah dengan mencabut sambungan listrik dari perangkat saat tidak digunakan.

"Meskipun pendekatan ini mungkin terlihat kecil dan sederhana, namun dapat membawa perubahan yang signifikan. Kuncinya adalah konsisten dalam upaya kita, dimulai dari diri kita sendiri. Selain itu, kita juga bisa mengajak orang-orang di sekitar kita untuk ikut mengurangi emisi karbon," demikian uraian Jejakin.

Baca Juga: Sah! Startup Healthtech Good Doctor Indonesia Diakuisisi oleh WhiteCoat Global

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)