Techverse.asia - Microsleep adalah fase tidur lokal yang kelewatan sehingga membuat otak lumpuh dan menunggu tubuh mengembalikan kesadaran. Serangan microsleep bisa berlangsung singkat hanya 1 detik, namun bisa pula hingga tidur panjang sekitar 30 detik.
Untuk mengulasnya lebih dalam, yuk kenali cara mencegah dan gejala munculnya microsleep agar bisa mengantisipasinya. Kondisi bisa membahayakan saat mengendarai motor ataupun mobil.
Cegah Serangan Microsleep
Pastikan kamu memenuhi kebutuhan waktu tidur sekitar 6-8 jam sehari dan waspada jika tidur kurang dari 6 jam, khususnya sebelum berkendara jarak jauh. Saat merasa mengantuk, lakukan power nap (tidur singkat yang menyegarkan) dulu sebelum mengemudi mobil.
Setelah memastikan waktu tidur yang cukup sebelum mengemudi, berkendaralah dengan rileks dan nyaman. Dengarkan musik kesukaan dan lakukan gerakan senam ringan di tempat duduk saat terkena macet panjang.
Lakukan gerakan mata setiap dua detik sekali dan mengecek spion setiap delapan detik sekali. Mengobrol dengan teman perjalanan bisa dilakukan untuk menghindari rasa bosan.
Segera Tidur Saat Gejala Terdeteksi
Ketika gejala awal terdeteksi, tidak ada yang bisa kamu lakukan kecuali tidur lelap atau power nap selama 15–30 menit. Untuk perjalanan panjang seperti di jalan tol, usahakan untuk istirahat dua jam sekali dan tidur nyenyak di dua jam kedua.
Kalau perjalanan lebih dari enam jam, usahakan untuk didampingi oleh sopir pengganti. Jangan memaksakan mengemudi hanya karena ingin segera sampai di tujuan, apalagi memaksakan diri mengemudi tanpa istirahat sedikitpun.
Gejala Serangan Microsleep Saat Mengemudi Mobil
Ada beberapa tanda yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi microsleep menyerang seseorang yang sedang mengemudi mobil.
1. Tatapan mata kosong, seolah fokus ke jalan padahal informasi dari mata tidak sampai ke otak
2. Menguap dalam frekuensi yang tinggi sebagai kompensasi dari rasa lelah
3. Berkedip lambat dan berulang-ulang supaya tubuh agar tidak tertidur
4. Kepala mengentak ke depan karena tidak sanggup menahan rasa kantuk
5. Tidak ingat melakukan apa di beberapa menit terakhir waktu aktivitas
6. Alpa pada rambu lalu lintas, seperti menerobos lampu merah tanpa sengaja
7. Perlahan mobil bergeser ke kiri atau kanan dari lajur
8. Tidak bisa menjaga kecepatan konstan atau bahkan melakukan pengereman mendadak
9. Salah mengoperasikan instrumen, seperti menekan tuas sein ke kanan padahal mau belok ke kiri
10. Duduk tidak nyaman dan gelisah ingin segera sampai ke rumah.
Melihat kondisinya, serangan microsleep lebih mungkin terjadi di malam hari karena secara alami kamu butuh tidur lelap. Namun karena beberapa faktor penyebab dan gejala di atas, sangat mungkin kamu terkena serangan di siang hari.
Bahaya Microsleep Saat Mengemudi Mobil
Microsleep dapat mematikan di jalan karena menyangkut kecepatan mobil saat melaju. Katakan kamu mengalami serangan microsleep saat kecepatan 80 km/jam.
Dalam 1 detik, mobil akan kehilangan kendali sejauh 22 meter atau sejauh sekitar 66 meter dalam 3 detik. Dengan jarak tempuh sejauh itu, apa saja bisa terjadi di jalan.
Mulai dari pindah lajur, menabrak pembatas jalan, hingga menabrak kendaraan lain dari belakang maupun dari arah lawan. Karena tidak sadarkan diri, mungkin sekali tidak ada upaya pengereman ketika kecelakaan. Bayangkan ketika mobil kamu ‘adu kepala’ dengan bus umum yang penuh dengan penumpang yang juga sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Risiko ini juga yang membuat adanya pembatasan kecepatan maksimal mobil di jalan. Sehingga jika ada situasi darurat seperti microsleep, ada harapan mobil masih dapat dikendalikan dan tidak menimbulkan dampak buruk.