Banyak Terpapar Konten dan Berita Buruk? Ini Cara Jaga Kesehatan Mental

Rahmat Jiwandono
Jumat 11 April 2025, 14:28 WIB
Ilustrasi stres melihat banyak berita dan konten negatif.

Ilustrasi stres melihat banyak berita dan konten negatif.

Techverse.asia - Belakangan ini masyarakat Indonesia banyak mengonsumsi konten maupun berita yang sifatnya negatif. Mulai dari kebijakan kontroversial, teror terhadap jurnalis, anjloknya harga saham, hingga pembubaran demonstrasi secara paksa.

Baca Juga: Searce Dinobatkan sebagai Google Cloud Country Partner of the Year 2025

Hal-hal itu menimbulkan rasa frustasi, ketidakpastian, dan putus asa di tengah-tengah masyarakat kita. Publik pun merasa tak aman dan bahkan kehilangan kepercayaan terhadap sistem. Situasi tersebut tentunya tak cuma menciptakan keresahan sosial, namun juga berdampak pada psikologis individu.

Menurut Psikolog Klinis Pamela Andri Priyudha, paparan terhadap berita-berita buruk secara terus menerus bisa membuat seseorang mengalami ketegangan psikologis yang kronis dan kolektif.

"Saat seseorang merasa tak berdaya, mereka dapat mengalami learned helplessness yakni kondisi di mana merasa enggak mampu mengubah situasi meskipun sebenarnya ada peluang. Ini berbahaya lantaran dapat menimbulkan frustasi, apatisme, dan depresi secara kolektif," ujarnya, Jumat (11/4/2025).

Baca Juga: Survei: Kesehatan Mental dan Fisik Dipengaruhi Pola Makan Sehat

Dia juga ikut menyoroti pentingnya literasi digital, yakni kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, hingga menggunakan informasi secara kritis dan etis. Hal ini disebabkan banyak orang terjebak dalam kesimpulan prematur cuma dengan membaca judul atau komentar, tanpa menelusuri informasi secara utuh.

Media sosial, katanya, memang punya peran besar dalam membentuk persepsi publik. Tapi sayangnya, informasi yang membanjiri kita tidak selalu semuanya benar. Kala tubuh terus merasa waspada akibat paparan berita buruk, kecemasan pun akan meningkat.

"Ini adalah bentuk alarm tubuh yang dapat menjadi maladaptif kalau tak dikendalikan," ujarnya.

Pamela menyampaikan, terdapat sejumlah kelompok masyarakat yang dinilai lebih rentan terhadap dampak negatif dari paparan berita buruk, seperti orang tua dan lansia, remaja dan anak muda yang terlalu banyak mengonsumsi media sosial, serta orang-orang dengan tingkat literasi digital yang rendah dan akses informasi kredibel yang terbatas.

Baca Juga: Pesan Brian Cox untuk Para Pekerja Supaya Menjaga Kesehatan Mental

Ia juga menekankan bahwa kemampuan seseorang dalam meregulasi atau mengelola emosi sangat berperan penting dalam menentukan seberapa besar dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh berita buruk terhadap kesehatan mental mereka.

"Saya kira penting bagi individu, institusi pendidikan, serta komunitas sosial untuk secara aktif memberikan edukasi yang berkelanjutan mengenai literasi digital dan keterampilan pengelolaan emosi, guna membentuk masyarakat yang lebih resilien dan siap secara psikologis dalam menghadapi tekanan informasi di era digital yang serba cepat ini," paparnya.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan mental di tengah paparan berita negatif yang masif adalah dengan secara sadar membatasi konsumsi informasi yang bersifat memicu kecemasan, terutama ketika individu berada dalam kondisi psikologis yang kurang stabil.

Baca Juga: Hasil Studi: 75% Content Creator Mengalami Stress, Sisanya Sangat Sering Stress

Selain itu, penting untuk membangun kebiasaan mencari informasi pembanding dari berbagai sumber yang kredibel guna mendapatkan sudut pandang yang lebih objektif dan seimbang. Pamela menyarankan agar masyarakat tidak langsung bereaksi terhadap informasi yang belum terverifikasi.

"Penting untuk mengedepankan logika dan bersikap objektif. Selalu cari tahu dari berbagai sumber, jangan hanya mengandalkan satu sudut pandang," ujarnya.

Menghindari topik-topik yang secara emosional mengganggu, seperti konflik politik atau isu sosial yang memancing reaksi emosional berlebihan, juga dapat menjadi langkah preventif.

Di sisi lain, individu disarankan untuk secara aktif mengonsumsi konten-konten yang bersifat positif, inspiratif, atau membangun, guna membantu menjaga suasana hati tetap stabil dan mendorong pola pikir yang lebih optimis dalam menghadapi dinamika kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Stress dan Daya Ingatmu Mulai Berkurang? Coba Kunyah Permen Karet

Salah satu teknik psikologis yang bisa diterapkan untuk tetap optimistis adalah dengan self-control atau kontrol diri. "Kita harus menyadari batasan antara hal-hal yang dapat kita kendalikan dan yang berada di luar kendali kita. Fokus pada peran dan tanggung jawab yang bisa dijalankan akan membantu menjaga semangat dan rasa optimisme," tambahnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Travel16 April 2025, 18:41 WIB

Survei Scuba Deals 2025: Indonesia Jadi Destinasi Favorit Selam di Asia

Survei ini dilakukan oleh Agoda yang bertanya kepada para penyelam mengenai lokasi favorit selamnya.
Ilustrasi menyelam di dalam laut. (Sumber: freepik)
Techno16 April 2025, 18:17 WIB

Infinix Note 50 Series Resmi Dipasarkan, Note 50 Pro Plus 5G Model Tercanggih

Note 50 Series punya tiga model smartphone saat ini.
Infinix Note 50 Series. (Sumber: Infinix)
Tips16 April 2025, 17:21 WIB

Tips Pulihkan Kesehatan Mental Anak yang Sosok Ayahnya Absen dalam Hidup Mereka

Tak adanya sosok ayah selama masa tumbuh kembang anak punya dampak yang lumayan buruk.
Ilustrasi hubungan ayah dan anak. (Sumber: freepik)
Techno16 April 2025, 16:53 WIB

Nvidia akan Membuat Chipset AI dan Superkomputer di Amerika Serikat

Nvidia akan (sebagian) buatan AS.
Nvidia. (Sumber: Nvidia)
Startup16 April 2025, 15:50 WIB

Fore Target Buka 140 Gerai Baru Usai Melantai di Pasar Saham

Penawaran umum perdana Fore Coffee kelebihan permintaan hingga 200,63 kali, dan mencapai autoreject atas (ARA) pada hari perdana.
Fore melantai di pasar bursa Indonesia. (Sumber: istimewa)
Techno16 April 2025, 15:12 WIB

Spesifikasi dan Harga Polaroid Flip, Kamera Instan untuk Fotografi Analog

Polaroid Flip dilengkapi sistem autofokus berbasis sonar yang secara otomatis memilih satu dari empat lensa.
Polaroid Flip tersedia warna hitam dan putih. (Sumber: Polaroid)
Automotive16 April 2025, 14:33 WIB

New CB150 Verza Hadir dengan 3 Warna Terbaru, Berapa Harganya?

Motor Naked Sport Terlaris ini pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 2012.
New Honda CB150 Verza warna Macho Matte Black. (Sumber: Honda)
Techno16 April 2025, 13:58 WIB

Reli Bitcoin Terhambat, Ke Mana Arah Selanjutnya?

Harga Bitcoin kembali naik ke poisis normal usai anjlok dan berfluktuasi.
Ilustrasi kripto. (Sumber: istimewa)
Lifestyle15 April 2025, 19:47 WIB

Vaseline x The White Lotus Luncurkan Gluta-Hya SPF 50, Jaga Kulit Tetap Terhidrasi

Perusahaan pun merilis beberapa serial film pendek hasil dari kolaborasi ini.
Vaseline Gluta-Hya SPF 50. (Sumber: null)
Techno15 April 2025, 18:51 WIB

Samsung Rilis XCover 7 Pro dan Active 5 Pro, Begini Spesifikasi Lengkapnya

Smartphone dan tablet terbaru dari Samsung menawarkan ketahanan sekelas militer dan fitur-fitur canggih untuk kinerja yang mulus.
Samsung Galaxy XCover 7 Pro (kiri) dan Active 5 Pro. (Sumber: Samsung)